AC Milan vs Napoli: Pressing Jadi Kunci

Twitter @BeyondBleachers

Meski rada repot, Milan mestinya bisa melewati adangan Napoli. Mungkin saja dengan bantuan penalti (lagi).

Gol Lorenzo Insigne dan Jose Callejon membawa Napoli menang 2-1 atas AC Milan. Sudah empat tahun berlalu, itu terakhir kalinya Partenopei berjaya di San Siro. Setelahnya, mereka selalu kesulitan saat menyambangi markas Milan.

Napoli cuma mampu mengukir tiga hasil imbang dan sekali kalah. Hanya sebiji gol yang mereka buat dalam rentang waktu tersebut atau dua gol lebih sedikit dari kepunyaan Milan.

Senin (15/3/2021), Napoli bakal kembali berduel dengan Milan di San Siro. Hasilnya mungkin bakal sama. Secara hitung-hitungan Rossoneri lebih diunggulkan. Pertama, karena buruknya rekam jejak Napoli di San Siro tadi. Kedua, ya, karena mereka berada di peringkat kedua klasemen Serie A. Bandingkan dengan Napoli yang cuma mejeng di posisi keenam.


Begini, Milan sebenarnya dalam kondisi yang tak stabil-stabil amat. Persentase kemenangan mereka dari lima pertandingan terakhir cuma mencapai 40%.

Di sini Napoli lebih unggul. Mereka mengemas 60% kemenangan dalam rentang waktu yang sama meski lawan-lawan mereka relatif lebih enteng. Ada Bologna dan Benevento, dua klub papan tengah Serie A, sementara satu kemenangan lainnya didapatkan dari Granada di Liga Europa.

Sementara Milan sukses melewati lawan yang beneran jago. Mereka berhasil menggulung AS Roma dan Verona. Manchester United juga sukses dibendungnya, di Old Trafford pula, padahal Milan tidak bermain dengan kekuatan penuh. 

Zlatan Ibrahimovic, Theo Hernandez, Hakan Calhanoglu, Ismael Bennacer, dan Ante Rebic tumbang gara-gara cedera. FYI, sebagian besar dari mereka adalah kontributor utama gol dan assist Milan musim ini.

Ibrahimovic, misalnya, topskorer Milan di lintas ajang dengan 16 gol. Kemudian, Calhanoglu adalah penyuplai assist terbanyak di angka 8. Tak ketinggalan Hernandez dan Rebic yang bila dijumlahkan sudah menyumbangkan 9 gol dan 7 assist di pentas liga.

Situasinya makin runyam karena Alessio Romagnoli dan Mario Mandzukic juga terjangkit cedera. See? Bisa dibayangkan beratnya langkah Milan sekarang.

Stefano Pioli jelas yang paling puyeng sekarang. Dia kudu memutar otak lebih cepat untuk menemukan pemain alternatif. Setidaknya, mereka bisa mengover ketiadaan sosok penting macam Ibrahimovic, Calhanoglu, Hernandez, dan Rebic. Adalah Rafael Leao, Brahim Diaz, Diego Dalot, dan Rade Krunic yang diplih Pioli.

Sebenarnya apa yang ditunjukkan "Milan B" lawan United kemarin sudah cukup impresif. Mereka berhasil menyulitkan tim tuan rumah via skema pressing-nya.

Itu dibantu dengan pergerakan keempat pemain terdepan Milan yang dinamis alias tidak terpaku pada posisi. Bukan hanya Saelemaekers, Diaz, dan Krunic saja, tetapi juga Leao. Pemain yang disebut pertama bahkan sukses membukukan 4 tekel sukses, setara dengan Simon Kjaer.

Menyitat Whoscored, para pemain United telah kehilangan penguasaan bola sebanyak 19 kali dan 11 di antaranya berada di wilayah mereka sendiri. Metode semacam ini tak hanya berhasil meredam build-up serangan United, tetapi juga membuat serangan Milan makin cair dan membuahkan hasil positif. 

Lihat saja kuantitas tembakan mereka yang mencapai 15 --nyaris dua kali lipat dari United yang hanya 7. Shot on target Milan juga masih lebih banyak dari United. Franck Kessie cs. bahkan sempat mencetak sepasang gol duluan walau keduanya dianulir wasit.

Nah, pressing Milan ini bakal berfungsi lawan Napoli nanti. Pasalnya, pasukan Gennaro Gattuso itu cukup rapuh dalam menghadapi tekanan lawan, khususnya di area belakang.

Gol dari Bologna pekan lalu bisa dijadikan acuan. Lesakan Roberto Soriano itu berawal dari pressing lini depan I Rossoblu ke Diego Demme. Dalam situasi itu Rodrigo Palacio dkk. diuntungkan dengan jumlah pemain. Pasalnya, full-back Napoli memang diinstruksikan untuk naik saat mereka membangun serangan awal.

Foto: Pressing Bologna ke lini belakang Napoli

Napoli-nya Gattuso memang menerapkan prinsip dasar serangan dengan membuka area main selebar-lebarnya untuk menciptakan ruang. Toh, di depan mereka punya Lorenzo Insigne dan Dries Mertens yang bisa bermain melebar. Dengan begitu Piotr Zielinski dan Fabian Ruiz bisa memanfaatkan half space lawan.

Kabar baiknya, barisan belakang Milan kerap kikuk mengatasi serangan semacam ini, lebih-lebih lagi menghadapi tim dengan pemain cepat. Kjaer, meski punya postur menjulang, relatif lambat untuk mengantisipasi pemain model begitu.

Sementara Fikayo Tomori sebenarnya bisa menjadi penambalnya. Namun, dia masih belum perform. Buktinya, ya, gol Amad Diallo ke gawang Gianluigi Donnaruma lalu. Dia terlambat mengantisipasi Diallo yang masuk dari sisi samping.

Situasi seperti nantinya bisa dimanfaatkan oleh Mertens dan Insigne. Ngomong-ngomong, Insigne lagi bagus-bagusnya karena sukses memproduksi 3 gol di dua pementasan terakhirnya.

Piotr Zielinski juga punya kans untuk unjuk gigi. Sebagai mezzala, dia punya kecerdasan untuk memanfaatkan peluang dari lini kedua. Total 3 gol dan 2 assist dari 5 duel termutakhir bisa dijadikan penguatnya.

***

Milan memang masih akan turun tanpa Ibrahimovic dan Ante Rebic. Sementara Calhanoglu dan Hernandez masih ada kemungkinan untuk mentas.

Namun, itu tak lantas menggerus kans Milan buat menang. Justru sebaliknya, mereka punya peluang untuk menggulung Napoli yang lagi rapuh-rapuhnya. Mereka kebobolan 11 gol di 6 laga terakhir.

Satu hal lagi: Penalti. Bukan tak mungkin Milan bakal kembali mencetak gol dari titik putih untuk ke-13 kalinya musim ini. Bukannya gimana-gimana, pemain belakang Napoli memang cukup ceroboh. Sepasang gol penalti Sassuolo di pekan 25 lalu jadi buktinya. Yah, paling tidak Milan bisa menang 2-1.