Agar Tak Melempem, Apa yang Harus Dilakukan Man United Saat Melawan Arsenal?

Foto: Twitter @ManUtd

Performa United membuat mereka diunggulkan untuk menang atas Arsenal. Namun, United juga tidak datang dengan skuat lengkap. Martial dan Telles harus menepi di laga ini.

Old Trafford bakal kedatangan tamu spesial besok Minggu (1/11/20). Ya, Arsenal punya catatan cukup lumayan di markas Manchester United tersebut. Mereka sukses mencuri satu angka dalam dua lawatan termutakhir.

Sementara United terakhir kali menang pada April 2018. Itu pun dengan skor tipis 2-1 via gol Marouane Fellaini di pengujung laga.

Harusnya, sih, duel United versus Arsenal bakal tetap sengit. Jadi, mampukah United menuntaskan Arsenal?

Arsenal Kempes di Depan

Bila mengacu form, United lebih diunggulkan untuk menang. Performa mereka relatif stabil ketimbang Arsenal. Setelah ditahan imbang Chelsea, pasukan Ole Gunnar Solskjaer itu berhasil melibas RB Leipzig 5-0 di Liga Champions.

Arsenal memang sukses menghajar Dundalk tiga gol tanpa balas di Liga Europa. Tapi, juara Liga Irlandia musim lalu itu jelas tak masuk dalam hitungan untuk mengukur performa Arsenal saat ini.

Kekalahan Arsenal di dua laga terakhir Premier League lebih layak jadi pertimbangan. Makin parah karena Arsenal gagal mencetak satu gol pun di sana.

Mandulnya Pierre-Emerick Aubameyang jadi faktor utamanya. Dia baru memproduksi 2 gol dari 7 laga di semua kompetisi atau nihil gol dalam lima pertandingan liga beruntun.

Candu Arsenal kepada Aubameyang inilah yang mesti disembuhkan oleh Mikel Arteta. Caranya, ya, dengan mencari alternatif pencetak gol.

Alexandre Lacazette jadi kandidat terkuat sebagai opsi tersebut. Striker 29 tahun itu sekarang merupakan topskorer Arsenal lewat torehan 3 golnya. Eddie Nketiah juga bisa menjadi wildcard di laga besok. Eks pemain Chelsea itu berhasil menyumbang 3 gol di lintas kompetisi.

Untuk memaksimalkan lini depannya, Arsenal bisa menggunakan sisi tepi sebagai jalur serangan mereka. Kebetulan United memang cukup rapuh di sana.

Tottenham Hotspur, Newcastle United, dan Brighton and Hove Albion adalah beberapa tim yang sukses memanfaatkan celah tersebut meski cuma Tottenham yang sukses menggamit kemenangan atas 'Iblis Merah' di awal bulan silam.

Arteta dapat memaksimalkan Willian, Nicolas Pepe, serta Hector Bellerin buat mewujudkannya. Ketiganya punya kecepatan dan memiliki pontensi untuk mendulang peluang buat lini depan. Selain itu, Dani Ceballos bisa diharapkan untuk berkontribusi dari lini kedua.

No Martial? No Problem

Solskjaer bakal kesulitan mengaplikasi kembali pakem 3-4-3 seperti saat berhadapan dengan Paris Saint-Germain. Pasalnya, Alex Telles yang diplot sebagai wing-back kiri, terpaksa menepi lantaran mengidap COVID-19.

So, besar kemungkinan Solskjaer bakal kembali menerapkan format dasar 4-3-1-2. Luke Shaw dan Aaron Wan-Bissaka di pos full-back, sementara Harry Maguire Victor Lindeloef pada sektor bek tengah.

Untuk serangan di sisi sayap, nantinya Solskjaer akan memaksimalkan peran Paul Pogba. Kemudian Fred dan Nemanja Matic lebih fokus untuk menjaga kedalaman.

Skema semacam ini terbukti tokcer. Laga versus Leipzig jadi buktinya. Dengan kehadiran Fred dan Matic, Pogba bisa lebih leluasa dalam membantu serangan. Gol pertama United pun lahir lewat bantuan assist-nya.

Oh, iya, United tak akan diperkuat Anthony Martial yang masih tersandung suspensi. Namun, itu tampaknya tak akan jadi problem besar buat lini depan mereka.

Masih ada Mason Greenwood yang cukup fluid untuk membiaskan kawalan lini belakang lawan. Apalagi Greenwood juga sedang dalam kepercayaan diri tinggi usai membikin satu gol ke gawang Leipzig.

Well, tak lagi rahasia kalau kecairan lini depan memang jadi senjata Solskjaer bersama United. Pergerakan dinamis Martial dan Marcus Rashford memperkaya varian serangan United.

Selain itu, kecepatan keduanya juga jadi amunisi vital Solskjaer buat memaksimalkan serangan balik. Itu bukan omong kosong. Toh, United berhasil mencetak empat gol tambahan ke gawang Leipzig setelah Rashford masuk. Caranya adalah dengan memaksimalkan fluiditas serta kecepatan Rashford.

Andai buntu, Edinson Cavani bisa menjadi alternatif. Striker Uruguay ini memiliki karakteristik spesial. Dia mafhum bergerak lebih dalam meski ngepos sebagai penyerang utama. Pergerakannya ini bisa memberikan celah kepada Rashford atau Greenwood untuk merangsek ke jantung pertahanan Arsenal.

Jangan lupakan juga eksistensi Bruno Fernandes sebagai gelandang kreatif. Secara garis besar, United lebih diunggulkan sebab punya SDM yang cukup untuk memproduksi peluang sekaligus finisher.

Aspek inilah yang tak dimiliki Arsenal. Berbanding terbalik dengan United yang kaya alternatif serangan, The Gunners justru terlalu bergantung kepada Aubameyang. Bila dia dimatikan, hampir pasti Arsenal kelimpungan.

Well, kondisi demikian membuat United berada di atas angin. Besar kemungkinan mereka akan mengakhiri paceklik kemenangan atas Arsenal di Old Trafford sejak 2 tahun silam. Kecuali, itu tadi, Arteta bisa memunculkan opsi pencetak gol lagi selain Aubameyang.