Alon-alon Waton Almiron

Foto: Instagram @miguel_almiron

Perjalanan Almiron tidak kilat. Ada beberapa batu sandungan yang harus dan berhasil ia lewati secara pelan-pelan.

Jika meneguk abu buku membuat manusia pintar dan mampu menyerap semua isinya, Miguel Almiron mungkin akan membakar banyak kamus bahasa Inggris-Paraguay dan meminumnya dengan lahap.

Sejak bergabung Newcastle United pada Januari 2019, Almiron paham betul bahwa kapasitas dan kapabilitas saja tidak cukup. Penting pula buat pemain untuk tidak mengalami distorsi dalam berkomunikasi, supaya dapat menyerap taktik maupun instruksi pelatih. Maka, ia menyisihkan waktu untuk kursus bahasa Inggris dengan sebaik-baiknya.

"Kendala bahasa menantang saya," kata Almiron kepada Sky Sports. "Bahasa yang sulit dan aksen (Geordie) yang agak rumit. Namun, saya terus belajar."

Bahasa pun menjadi kendala Almiron dalam beribadah. Padahal, ia tumbuh dalam keluarga taat beragama dan rutin pergi ke gereja. Supaya mengingat ayat-ayat dalam Alkitab, ia bahkan menato lengan kanannya dengan "Akulah jalan kebenaran dan hidup," Yohanes 14:6.

Pada lengan sebelahnya, Almiron menuliskan El tiempo de Dios es perfecto yang berarti waktu Tuhan sempurna. "Saya seorang Kristen," katanya dilansir The Guardian. "Saya tidak pergi ke gereja di Inggris, meskipun itu karena kendala bahasa. Saya memang tidak menghabiskan seluruh waktu untuk mempelajari Alkitab, tetapi sering membacanya untuk menyegarkan pikiran."

Itu juga menjadi cara Almiron menguatkan mental dan diri dalam menghadapi segala problem. Salah satunya, ya, kariernya yang biasa-biasa saja dan sulit menanjak selama berkostum Newcastle United.

Almiron didatangkan Newcastle United dari Atlanta United dengan mahar 23 juta euro. Angka itu membuat Almiron menjadi pemain termahal dalam sejarah The Magpies saat itu. Namun, duit yang begitu besar tidak lekas-lekas membuatnya jadi andalan.

Ya, performa Almiron drop. Alih-alih jadi jagoan Newcastle United, ia malah gagal mencetak gol dalam 26 laga pertamanya. Per laporan The Athletic, dari 117 laga atau 8.532 menit tampil, ia cuma merangkum 10 gol. Jumlah ini terlalu minim untuk pemain berlabel termahal klub.

Awalnya, orang-orang menilai Almiron sedang beradaptasi. Namun, rangkuman 9 gol di Premier League dalam tiga setengah musim --karena ia bergabung pada Januari 2019-- membuat kata "adaptasi" bukan lagi pembelaan.

Isu Almiron akan segera meninggalkan Newcastle United berembus kencang. Agennya, Daniel Campos, banyak bicara soal masa depan. Pertama, kata Campos, Almiron tidak cocok dengan skema Newcastle United versi Steve Bruce yang bermain sangat direct. Padahal, Almiron adalah pemain yang membutuhkan waktu dan ruang lebih besar dalam mengembangkan permainan.

Kedua, lanjut Campos, sudah ada banyak klub yang menaruh minat kepada Almiron. Selain klub-klub Premier League, Campos mengatakan bahwa Atletico Madrid tertarik untuk mendatangkan pemainnya.

Meski isu itu terus membesar dan performanya begitu-begitu saja, Almiron tidak pernah merengek agar kepindahannya segera dituntaskan. Yang ia lakukan adalah berlatih-berlatih-berlatih dengan sekeras-kerasnya, sebaik-baiknya. Tujuannya supaya dapat mengintegrasikan diri dengan Newcastle United-nya Bruce.

Bagi Almiron, kerja kerasnya itu tidak seberapa dibanding pengorbanan orang tuanya. Ya, ia tidak lahir dari keluarga kaya raya. Ayahnya bekerja sebagai satpam, sedangkan ibunya menjadi kasir pasar swalayan. Untuk menyekolahkan Almiron ke akademi sepak bola, ayahnya harus bekerja 18 jam sehari.

Pengalaman hidup yang penuh pengorbanan dan jauh dari kemudahan itu merawat motivasi Almiron untuk terus berkembang sekaligus menjawab semua problem. Hinaan Jack Grealish yang sempat ramai pun bukan apa-apa bagi Almiron.

"Memang benar ayah saya dulu bekerja 18 jam sehari sebagai satpam untuk membantu dan mendukung impian saya menjadi pesepak bola. Ayah dan ibu bekerja dengan sangat keras," ucap Almiron dilansir Sky Sports.

Kerja keras dan daya tahan Almiron terawat dengan baik. Hingga akhirnya, kepemilikan Newcastle United beralih dari Mike Ashley ke konsorsium Arab Saudi, dan Eddie Howe datang menggantikan Bruce pada November 2021.

Howe bukan pesulap. Ia tidak bisa mengangkat muruah Newcastle United dengan kilat. Meski begitu, pelan dan pasti, Newcastle United versi Howe menanjak. Selain taktik yang lebih segar, Howe bisa mengembalikan kepercayaan diri pemain-pemainnya, termasuk Almiron.

Per laporan The Athletic, Howe sudah tertarik dengan Almiron saat melatih Bournemouth. Kecepatan dan daya juang Almiron, kata Howe, sangat memukau. Namun, Almiron tidak langsung mendapat tempat pertama. Ada beberapa menu latihan yang perlu Almiron lahap. Menu latihan itu yang kemudian membuat performa Almiron membaik dari waktu ke waktu secara perlahan.

Salah satu tuntutan Howe kepada Almiron adalah penempatan posisi. Barangkali, Howe ingin berkata: Percuma kamu jago dribel dan cepat kalau tidak dalam posisi yang tepat dengan maupun tanpa penguasaan bola.

Almiron pun merespons tuntutan itu dengan sebaik-baiknya. Itu terlihat dari laga-laga pramusim 2022/23. Ia mampu menunjukkan kualitasnya. Berkat itu juga, ia mendapatkan kepercayaan untuk mengisi pos penyerang sebelah kanan.

"Lebih dari segalanya, sungguh, saya merasa jauh lebih percaya diri," kata Almiron dilansir situs resmi Newcastle United. "Manajer juga memberikan kepercayaan kepada saya. Bermain di sisi kanan, saya jauh lebih nyaman."

"Performa saya tentu lebih baik juga. Namun, saya masih harus bekerja keras untuk mencetak gol dan memberikan lebih banyak assist. Saya pastikan, saya akan selalu bekerja keras untuk menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari."

Semangat itu juga yang membuat nama Almiron menggema. Sudah tujuh gol yang ia cetak sejauh ini di Premier League. Jumlah itu tertinggi di antara skuad Newcastle United lainnya.

Bagi Almiron, catatan itu belum paripurna jika tidak disertai dengan trofi. Oke, performa Newcastle United meningkat tajam. Sampai pekan ke-13, mereka berada di posisi empat klasemen sementara. Namun, itu belum bisa menuntaskan hasrat Almiron.

"Kami perlu bercita-cita lebih tinggi lagi. Sebab, selalu menyenangkan ketika kita terlibat dalam perburuan posisi tertinggi dan memenangi trofi," ucap Almiron. "Percayalah, segala sesuatu bisa terus membaik."

Ya, sesuatu bisa terus membaik seperti perjalanan Almiron di Newcastle United. Alon-alon waton kelakon, pelan-pelan asal terwujud.