Arsenal vs Tottenham: Kans 'Meriam London' untuk Meletup

Foto: Twitter @Arsenal.

Asal tidak melakukan kesalahan sendiri di lini belakang, Arsenal sesungguhnya punya kans bagus untuk memukul Tottenham Hotspur.

Lucas Torreira datang dari lini kedua lalu merangsek ke dalam kotak penalti Tottenham Hotspur. Pemain asal Uruguay itu kemudian menerima umpan terobosan dari Pierre-Emerick Aubameyang dan berakhir menjadi salah satu pahlawan.

Pada sentuhannya yang kedua, gelandang asal Uruguay itu langsung mengeksekusi bola. Hugo Lloris sudah berupaya, tetapi bola tak bisa ia selamatkan.

Torreira langsung berselebrasi melepas bajunya dan meluncur kegirangan. Itu merupakan gol perdananya untuk Arsenal sejak didatangkan pada awal musim, gol yang juga memantapkan kemenangan The Gunners di Derbi London Utara dengan skor 4-2.

Fragmen di atas terjadi pada 12 Februari tiga tahun silam. Pada hari itulah terakhir kali Arsenal meraih kemenangan atas tetangganya tersebut.

Pada lima pertemuan selanjutnya, 'Meriam London' kepayahan menghadapi Spurs. Arsenal cuma mampu dua kali menahan imbang, tiga laga lainnya berujung dengan kekalahan.

Minggu (14/3/2021) malam, Arsenal akan kembali bertarung dengan sang musuh bebuyutan, kali ini pada gameweek ke-28 Premier League 2020/21. Emirates Stadium akan menjadi arena kedua kesebelasan ini beradu.

Meminimalisir Kesalahan Sendiri

Arsenal acap kali melakukan kesalahan di lini belakang. Bahkan, dari 14 gol yang bersarang ke gawang Arsenal di tahun 2021, 7 di antaranya berasal dari kesalahan lini belakang. Dua gol terakhir yang bersarang ke gawang Arsenal juga tercipta dari kesalahan pemain sendiri.

Melawan Burnley pada pekan ke-27, Granit Xhaka melakukan blunder yang berujung bobolnya gawang Arsenal. Side-pass gelandang asal Swiss itu diblok oleh Chris Wood sehingga bola masuk ke dalam gawang.

Kemudian, pada laga melawan Olympiacos di 16 besar Liga Europa, Jumat (12/3) dini hari WIB, giliran Dani Ceballos yang membuat kesalahan. Passing dari Bernd Leno tak dapat dikuasai dengan baik oleh Ceballos. Bola kemudian diambil oleh Youssef El-Arabi yang dengan mudahnya menceploskan bola ke gawang Leno.

Kalau ditotal, penggawa Arsenal membuat tiga kesalahan fatal pada laga melawan Olympiacos. Beruntung, cuma ada satu gol yang bersarang ke gawang The Gunners.

Melawan Spurs, kesalahan-kesalahan tersebut tak boleh lagi dilakukan. Pemain-pemain Arsenal tak boleh lagi melakukan passing-passing yang sifatnya “nanggung” sehingga membahayakan gawang mereka.

Salah satu kelemahan Arsenal adalah jarak antarpemain yang terlalu jauh ketika menguasai bola. Hal ini membuat operan mereka bisa diintersep lawan dengan mudah.

Sebagai pelatih, Mikel Arteta memang menginstruksikan timnya untuk membangun serangan dari lini belakang. Oleh karena itu, kita akan sering melihat para pemain berusaha mengalirkan bola dari titik paling dalam.

Ironisnya, justru gaya bermain seperti ini yang membuat Arsenal rentan terhadap kesalahan-kesalahan. Meski begitu, bukan berarti sistem ini seluruhnya buruk.

Dalam proses membangun serangan dari lini belakang ini, butuh koneksi dan fokus kuat antarpemain. Ketika salah satu bek menguasai bola, salah satu dari double pivot Arsenal akan turun ke belakang. Ini membuat shape lini belakang Arsenal menjadi tiga bek.

Di sini, bek sayap kanan Hector Bellerin/Cedric harus bergerak ke dalam untuk menambah opsi umpan dari pemain Arsenal di area tengah. Problemnya, Bellerin acap lambat bergerak ke tengah atau malah canggung. Imbasnya, operan dari para pemain belakang ke area tengah acap diintersep lawan.

Ancaman Harry Kane

Harry Kane sudah pasti berpotensi menjadi ancaman untuk lini belakang Arsenal. Secara kasatmata saja, Kane sudah membukukan 16 gol dan 13 assist di pentas Premier League.

Kane juga sukses membikin lima gol dan dua assist pada empat laga terakhir Spurs di lintas ajang. Kalau ini belum cukup untuk membuat para pendukung Arsenal waswas, ingat bahwa Kane selalu menjadi momok untuk David Luiz dan kolega.

Pada lima pertemuan terakhir dengan Arsenal, Kane sukses mengemas empat gol dan satu assist. Pemain berusia 27 tahun itu juga sudah mengemas 11 gol dari 14 perjumpaan dengan The Gunners.

Dalam tulisan 'Harry Kane yang Semakin Komplet' dijelaskan bahwa pergerakan Kane kini semakin dinamis. Kapten Timnas Inggris itu tak cuma beredar di kotak penalti lawan, tetapi juga bergerak turun untuk menjemput bola lalu mendistribusikannya ke kotak penalti.

Catatan assist Kane juga cukup luar biasa. Expected assist-nya saja mencapai 6,74 per laga.

Dengan Kane yang bergerak ke belakang, para penyerang sayap Spurs jadi mendapatkan ruang untuk masuk ke kotak penalti lawan. Beruntung buat Spurs, Mereka memiliki penyerang sayap yang cepat dan lincah dalam diri Son Heung-min dan Gareth Bale. Jangan lupa, Gareth Bale sedang ciamik penampilannya.

Pemain asal Wales itu mencetak empat gol dari tiga pertandingan terakhir Spurs di Premier League. Gol-golnya pun terbilang tipikal: Diawali dengan pergerakan ke dalam kotak penalti lawan.

Selain itu, Spurs juga terkenal dengan serangan balik yang cepat dan mematikan. Mereka akan menunggu lawan di area pertahanan, lalu melepaskan umpan panjang dengan memanfaatkan kecepatan para pemain depannya.

Pada pertemuan perdana, serangan balik ini efektif membunuh Arsenal. Gol kedua yang dibuat Kane merupakan buah dari serangan balik yang mematikan dari Spurs.

Variasi dari Tengah

Arsenal diperkirakan akan turun dengan Willian, Martin Odegaard, dan Bukayo Saka di belakang Aubameyang. Ketiga gelandang ini semakin padu untuk menginisiasi serangan Arsenal.

Khusus untuk Willian, pemain asal Brasil itu sudah membukukan empat assist dari empat laga terakhir The Gunners. Peran Willian di sisi kiri penyerangan Arsenal memudahkan Kieran Tierney dalam membantu serangan.

Pasalnya, Willian ditugaskan untuk bergerak lebih ke dalam. Kemampuannya sebagai inverted winger memberikan dirinya banyak opsi di depan kotak penalti lawan: Memberikan umpan, melakukan tusukan, atau langsung melepaskan tembakan

Saat Willian bergerak ke dalam, Tierney akan bergerak menyisir di sisi kiri. Maka, tak jarang posisi Tierney lebih tinggi dari Willian ketika Arsenal sedang melakukan serangan.

Adanya Willian yang lebih ke dalam bisa memberikan bantuan kepada Odegaard. Keduanya bisa melakukan kombinasi untuk membongkar pertahanan lawan.

Kelihaian Odegaard dalam melihat ruang dan memberikan umpan akan menjadi keuntungan bagi Arsenal. Apalagi, Aubameyang merupakan penyerang yang pintar memanfaatkan umpan-umpan terobosan dari lini kedua.

Namun, perlu diingat bahwa pada pertemuan pertama, Spurs bisa mematikan area serangan Arsenal dari kedua sisi. Mourinho menugaskan double pivot-nya untuk membantu bek sayap dalam menahan gempuran Arsenal.

Kalau Mourinho kembali melakukan hal serupa, solusinya ada pada Odegaard; ia bisa hadir memberikan variasi lain serangan Arsenal. Terlebih, pemain asal Norwegia itu telah membukukan gol perdananya saat Arsenal mengalahkan Olympiacos 3-1.

Arsenal juga punya Emile Smith-Rowe yang bisa jadi opsi pada babak kedua. Sejauh ini, pemain berusia 20 tahun itu sudah membukukan empat assist dalam 858 menit penampilannya di Premier League.

Smith-Rowe membukukan 1,3 umpan kunci per laganya, tertinggi bersama Kieran Tierney. Variasi-variasi dari tengah ini bisa menjadi elemen mengejutkan serangan Arsenal. Apalagi, Aubameyang lebih banyak bergerak ke sisi kiri untuk menarik bek-bek lawan.

So, asalkan Arsenal bisa mewaspadai dan meminimalisir kesalahan-kesalahan sendiri, mereka sesungguhnya punya peluang bagus untuk memukul Spurs.

Namun, seperti yang sudah sering diperlihatkan oleh tim-tim Mourinho, mereka bisa bermain amat disiplin ketika menghadapi tim-tim yang punya pergerakan luwes seperti Arsenal. Kalau serangan balik mereka buntu, atau Arsenal nihil melakukan kesalahan di belakang—dan tidak memberikan ruang sama sekali untuk trio lini depan Spurs—, ini bisa menjadi deadlock.