Aston Villa: Merawat Pola Lama lewat Pemain Baru
Berbekal kedatangan pemain-pemain baru, sepertinya kedua sisi Aston Villa bakal semakin kuat.
Aston Villa menatap bursa transfer musim panas 2021 sejak jauh hari. Saat klub lain memilih rehat sejenak dari padatnya musim 2020/21, Villa menyongsong musim lebih awal.
Ashley Young jadi nama perdana yang didatangkan Villa. Ia dipulangkan setelah 10 tahun mengembara. Tidak lama, giliran Emiliano Buendia yang merapat ke Villa Park dengan biaya 38 juta euro yang sekaligus menjadi rekor pemain termahal sepanjang sejarah klub.
Tak berhenti sampai di sana. Setelah sebulan lebih bergerak dalam senyap, Villa mengumumkan bahwa Leon Bailey resmi bergabung. Villa disebut-sebut mengalahkan Wolverhampton dan Leicester City dalam perburuan pemain Bayer Leverkusen itu.
Kebetulan tiga nama tersebut ada biasa bermain di area sayap. Keputusan Villa merekrut mereka berkaitan dengan rumor kepergian kapten tim, Jack Grealish. Meski demikian, saat mereka datang, rumor kepergian Grealish belum berhembus kencang.
Rumor tersebut jadi kenyataan pada 5 Agustus lalu. Grealish bergabung Manchester City dengan nilai transfer tidak main-main: 100 juta poundsterling. Angka tersebut membuat Grealish jadi pemain termahal yang pernah dijual Villa.
Yang jadi pertanyaan sekarang, apakah pemain-pemain tersebut bakal cocok dengan pola yang diterapkan Villa? Lebih jauh lagi, apakah mereka dapat mengisi ruang yang ditinggalkan Grealish?
Sayap-sayap yang jadi tumpuan Villa
Sejak menangani Villa pada Oktober 2018, Smith memiliki kecenderungan untuk menggunakan pola 4-2-3-1. Pola ini kadang diubah Smith menjadi 4-5-1 saat Villa berhadapan dengan lawan yang lebih berat dan 4-3-3 ketika berhadapan dengan lawan yang lebih mudah.
Meski kerap melakukan perubahan formasi, Smith amat jarang mengubah cara menyerang Villa. Ia selalu menjadikan pemain sayap, entah itu bek sayap maupun winger, sebagai tumpuan untuk membongkar pertahanan lawan.
Musim lalu, sisi kiri yang diisi oleh Matt Targett (bek sayap) dan Jack Grealish (winger), jadi andalan untuk membongkar lawan. Sekitar 44% serangan Villa dibangun dari sayap kiri; di atas sisi kanan yang hanya 31% dan tengah (24%).
Keputusan Smith menggunakan dua sisi lapangan sebagai cara menembus lawan bukan tanpa alasan. Pertama, mereka punya pemain-pemain yang piawai mengirimkan umpan silang ke kotak penalti lawan dengan akurat. Satu contohnya adalah Targett.
Targett hanya mampu membukukan 0,6 umpan silang akurat per 90 menit. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata yang dibuat oleh Grealish (0,7), Bertrand Traore (0,7), dan Matty Cash (0,8) per 90 menit.
Meski jadi pemain dengan rata-rata umpan silang paling sedikit di Villa, catatan Targett di atas rata-rata bek sayap milik klub Premier League lain. Jika dirata-rata, bek sayap di Premier League hanya mampu melepaskan 0,5 silang akurat per 90 menit.
Musim lalu, Villa termasuk ke deretan tim yang paling sukses mengirimkan umpan silang ke kotak penalti lawan. Villa memiliki rata-rata 4,6 umpan silang akurat per 90 menit. Hanya Chelsea dan West Ham United yang punya rata-rata lebih baik, masing-masing dengan 4,9 umpan silang akurat per 90 menit.
Lantas, apakah mereka cocok dengan skema Villa?
Banyaknya umpan silang yang dilepaskan oleh Villa berbanding terbalik dengan jumlah gol yang mereka buat via umpan silang. Dari rata-rata 4,6 umpan silang akurat per 90 menit, hanya ada 10 gol yang mampu diciptakan melalui skema tersebut.
Efektivitas Villa jauh dibandingkan City dan Manchester United. City, meski hanya mampu melepaskan 3,1 umpan silang per 90 menit, berhasil mencetak 12 gol. Sedangkan United, mampu mencetak 15 gol dari 4,1 umpan silang per 90 menit.
Dengan masuknya Buendia, Bailey, dan Young, dua sisi sayap Villa bisa jadi bakal lebih baik. Ini mungkin berlebihan, tapi melihat catatan musim lalu, mereka memiliki rasio umpan silang akurat lebih baik ketimbang pemain-pemain Villa lain.
Buendia misalnya. Sejak bergabung Norwich City pada 2018, rata-rata umpan silang akuratnya mencapai tidak pernah di bawah 1 per 90 menit. Musim lalu, ia bahkan mampu melepaskan 1,3 umpan silang secara akurat per 90 menit.
Keputusan Villa merekrut Buendia boleh dibilang sebagai keputusan paling cerdas mereka musim ini. Sebab, secara gaya bermain, ia nyaris serupa dengan Grealish: Sama-sama berkaki kanan dan beroperasi di area kiri.
Berbeda dengan Buendia yang area hanya jago jika ditempatkan di sayap, Bailey bisa bermain di banyak area dengan sama baiknya. Musim lalu, bersama Bayer Leverkusen, ia tercatat bermain di tujuh posisi, termasuk gelandang serang tengah dan penyerang tengah.
Melihat musim lalu pula, Bailey bukan pemain yang buruk apabila ditempatkan di posisi gelandang serang tengah. Musim lalu, ia dua kali dimainkan di posisi tersebut dan mampu mencetak dua gol.
Bukan sebuah kesalahan apabila menempatkan Bailey di posisi tersebut. Apalagi Villa kini tidak memiliki gelandang serang tengah mumpuni setelah Ross Barkley kembali ke Chelsea. Satu pemain yang tersedia hanya Anwar El Ghazi. Itu pun tidak memiliki rekam jejak apik saat dimainkan sebagai gelandang serang tengah.
Sementara itu, adanya Young bakal memanaskan persaingan di posisi bek kiri. Setelah Neil Taylor pergi, kini giliran Young yang bakal menjadi pesaing Targett. Patut ditunggu apakah Targett akan kembali memenangi persaingan merebutkan posisi bek kiri atau tidak.
Musim lalu, Young tercatat bermain 14 kali sebagai wing-back. Rata-rata umpan silang akurat miliknya lebih baik ketimbang Targett, yakni 0,8 per 90 menit. Masalah Young adalah usia yang tidak lagi muda. Ia seringkali kelabakan saat menghadapi lawan yang terus menerus mengandalkan akselerasi.
***
Keputusan Villa mendatangkan pemain-pemain sayap terbilang jitu. Mereka seakan tidak hanya ingin menutup lubang sepeninggal Grealish, tetapi juga memperbaiki persoalan yang jadi masalah besar musim lalu.
Meski demikian, Villa tampaknya belum puas. Sejauh ini mereka disebut belum akan berhenti merogoh kocek untuk membeli winger baru. Dua pemain, Todd Cantwell dan Joaquin Correa, dikabarkan jadi incaran.
Patut ditunggu bagaimana Villa memanaskan persaingan Premier League jika resmi mendatangkan mereka.