Atalanta Harus Terus Berlari Kencang

Foto: Twitter @Atalanta_BC

Sayang kalau laju kencang Atalanta dalam beberapa musim terakhir mesti terhenti akibat problem internal. La Dea kudu segera menemukan pemecah masalahnya.

Kurang lebih 113 tahun lalu, klub sepak bola bernama Atalanta Bergamasca Calcio lahir. Mereka muncul sebagai tandingan untuk imigran Swiss yang lebih dulu mendirikan klub sepak bola bernama Football Club Bergamo.

Dalam mitologi Yunani, Atalanta adalah sosok wanita yang kuat. Alkisah, Atalanta adalah putri yang tak dianggap oleh sang ayah. Saat itu, sang ayah lebih ingin anak laki-laki ketimbang perempuan.

Maka, Atalanta dibuang ke tengah hutan. Maksud hati, biar saja Atalanta dimakan habis oleh binatang buas. Namun, tak semudah itu untuk Atalanta lenyap dari muka bumi.

Atalanta malah tumbuh kuat dan cekatan di tengah hutan. Dia pun terkenal sebagai wanita pemburu dengan lari yang cepat.

Kisah itulah yang membuat Eugenio Urio, Giovanni Roberti, Alessandro Forlini, serta kakak beradik Gino dan Ferruccio Amati memilih Atalanta BC sebagai nama. Wanita di logo Atalanta juga merupakan cermin dari kisah mitologi Yunani tersebut.

Akan tetapi, laju Atalanta tak selalu cepat. Tak ada gelar Serie A yang berhasil ditorehkan klub berjuluk La Dea itu. Pada medio 2010-an, Atalanta bisa disebut sebagai tim yo-yo. Sebab, mereka sering kali naik turun di Serie A dan Serie B.

Namun, lima musim terakhir mereka boleh berbangga. Gian Piero Gasperini datang dan memberikan warna baru untuk Atalanta.

Foto: Twitter @Atalanta_BC

Bersama Gasperini, Atalanta berubah menjadi salah satu klub yang disegani di Italia. Pencapaian itu terasa manakala Atalanta langsung menembus empat besar pada musim perdana kepelatihan Gasperini.

Padahal, ya, Gasperini itu bukan pelatih yang bagus-bagus amat (setidaknya kalau bicara prestasi). Lihat saja kiprahnya bersama Inter pada musim 2011/12. Tak ada satu kemenangan yang bisa diraih. Lima pertandingan semua kompetisi, Inter meraih satu hasil imbang dan empat kekalahan. Gasperini dipecat saat Serie A memasuki giornata kelima.

Namun, beda klub, beda penanganan. Buktinya, Gasperini membuat Atalanta bisa tampil kesetanan di empat musim terakhirnya. Pada pentas Serie A, Gasperini selalu membawa Atalanta masuk zona eropa. Malah, dua musim belakangan, Atalanta selalu masuk ke posisi tiga besar klasemen akhir Serie A.

Prestasi yang diukir Gasperini bersama Atalanta tak cuma di kancah domestik. Di level Eropa, Atalanta mulai banyak berbicara. Musim 2017/18, Atalanta bisa masuk babak 32 besar Liga Europa. Sayang, mereka takluk dari wakil Jerman Borussia Dortmund.

Sempat cuma sampai babak kualifikasi di Liga Europa musim 2018/19, Atalanta berpendar pada kompetisi Liga Champions musim 2019/20. Papu Gomez dan kolega tembus ke babak perempat final sebelum dikalahkan Paris-Saint Germain dengan skor 1-2.

Yang disuntikkan Gasperini ke Atalanta adalah karakter sepak bola ofensif dan proaktif.

Pokoknya, Gasperini ingin Atalanta bisa membuat gol sebanyak mungkin. Kalau gawang kita kebobolan dua tetapi kita bisa membuat tiga atau empat gol, kita menang, bukan? Hal ini yang Gasperini bawa ke Atalanta.

Musim lalu, Atalanta jadi tim tersubur di Italia dengan kemasan 98 gol. Catatan expected goals (xG) mencapai 86,17. La Dea pun finis di posisi ketiga klasemen Serie A dengan 78 angka.

Atalanta senantiasa tampil dengan pola 3-4-1-2 di bawah arahan Gasperini. Elemen kunci dari permainan Atalanta adalah rotasi dan transisi. Gelandang senantiasa menjemput bola ke lini belakang. Hal ini membuat bek bisa melebar dan menciptakan situasi jumlah yang banyak untuk membangun serangan.

Jangan lupa, dua wingback Atalanta terkenal aktif untuk membantu serangan. Hans Hateboer dan Robin Gosens kerap jadi tumpuan serangan Atalanta. Musim lalu, keduanya total memberikan 13 assist untuk Atalanta di semua kompetisi.

Selain itu, Atalanta diuntungkan dengan gelandang kreatif bernama Alejandro Papu Gomez. Di sini, Gomez mendapatkan free role sehingga dengan mudah mengkreasikan serangan untuk Atalanta.

Musim lalu, Gomez membuat rata-rata 2,8 umpan kunci di Serie A. Akurasi operannya juga cukup tinggi dengan torehan 85,3 persen. Expected assist (xA) Gomez juga merupakan yang terbanyak di Atalanta musim lalu dengan torehan 10,01.

Untuk urusan membuat gol, Atalanta punya beberapa penyerang cepat nan kuat bernama Duvan Zapata, Luis Muriel, dan Josip Ilicic. Musim lalu, Zapata mengemas 19 gol untuk Atalanta di semua kompetisi. Torehan yang sama juga didapatkan Muriel untuk La Dea musim lalu.

Ilicic lebih hebat lagi. Eks pemain Fiorentina itu sukses mengemas 20 gol di Serie A dan Liga Champions musim lalu. Sayang, masalah pribadi yang menimpanya membuat pemain asal Slovenia itu tak merumput di perempat final Liga Champions.

Ketiga penyerang Atalanta itu juga kerap melebar untuk menciptakan jumlah yang banyak di sisi tepi. Hal ini juga memudahkan pemain untuk melakukan kombinasi dan menciptakan peluang.

Pressing ketat, plus defensive line tinggi, juga dilakukan oleh Atalanta ketika tak memegang bola. Pokoknya, secepat mungkin mereka harus menguasai kembali bola. Ini yang membuat jarak pemain belakang dan gelandang menjadi rapat dan menyulitkan lawan.

***

Musim ini, Atalanta kembali lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Bonus sebesar 27,95 euro yang diperoleh dari lolos ke Liga Champions sudah cukup membayar gaji pemain yang memang tak terlalu besar itu.

Akan tetapi, semakin tinggi pohon semakin kencang juga angin yang ingin menjatuhkan. Atalanta bukannya tanpa masalah di musim ini. Di pentas Serie A, mereka tengah tertatih-tatih. La Dea kini menempati posisi kedelapan dengan torehan 18 angka.

Ada beberapa faktor yang membuat Atalanta agak kesulitan, salah satunya adalah masalah internal. Menurut Corriere dello Sport, Gasperini dan Gomez berselisih usai Atalanta bermain imbang dengan Midtjylland pada matchday kelima Liga Champions. Penyebabnya, Gomez tak sreg dengan taktik Gasperini. Oleh Gasperini, Gomez diminta untuk lebih dekat ke gawang dan tak lagi mendapat kebebasan di tengah.

Gasperini dan Papu Gomez (Foto: Twitter @goal)

Ini memicu keributan Gomez dan Gasperini. Malah, Gasperini dikabarkan sudah mengajukan surat mundur ke manajemen, tetapi ditolak.

Perpecahan Gomez dan Gasperini semakin tercium dengan unggahan instagram stori sang pemain. Di situ, Gomez mengindikasikan akan hijrah dari Atalanta.

“Untuk penggemar Atalanta, aku menuliskan ini karena aku tidak punya cara lain untuk membela diriku dan berbicara dengan kamu semua," tulis Gomez.

“Aku hanya ingin bilang kepada kalian semua ketika nanti aku pergi, semua kebenaran akan terungkap," tutupnya.

Bahkan, menurut pakar transfer, Fabrizio Romano, Gomez akan hengkang dari Atalanta pada bursa transfer musim dingin mendatang.

Well, sejumput masalah ini harus bisa diselesaikan dengan baik oleh La Dea, kalau mau terus berbicara banyak di Serie A dan Liga Champions tentu saja.