Beda Rupa Luis Suarez di Barcelona dan Atletico Madrid

Ilustrasi: Arif Utama

Hidup harus terus berjalan dan musim ini Suarez tak lagi bersama Barcelona. Di Atletico Madrid, Suarez tampil dengan 'rupa' berbeda.

Gagal memberikan gelar juara Premier League untuk Liverpool, Luis Suarez memutuskan untuk hengkang. Penyerang asal Uruguay itu memilih Barcelona sebagai pelabuhan karier berikutnya.

Pada Juli 2014, Barcelona secara resmi menggaet Luis Suarez dari The Reds. Keputusan Barcelona terbilang mengejutkan. Pasalnya, Suarez tengah menjalani larangan tampil selama empat bulan akibat menggigit Giorgio Chiellini pada Piala Dunia 2014.

Suarez juga seperti orang yang tengah berjudi saat memutuskan pindah ke Barcelona. Toh, Barcelona sudah memiliki penyerang-penyerang jempolan seperti Lionel Messi, Neymar, dan Pedro Rodriguez.

Messi juga tidak selalu klop dengan penyerang-penyerang hebat. Lihat saja Zlatan Ibrahimovic. Pemain asal Swedia itu tak bisa memperlihatkan kemampuan terbaiknya bersama Barcelona. Suarez tentu sudah memikirkan hal tersebut sebelum memutuskan untuk hijrah ke Barcelona.

"Ketika saya memutuskan untuk pindah ke Barcelona, semua orang berkata supaya saya hati-hati dengan Messi karena dia penyerang utama di Barcelona," tutur Suarez dilansir Sky Sports.

Namun, anggapan tersebut sirna bak ditelan bumi. Suarez dan Messi malah tampil sangat kompak di atas lapangan. Ditambah Neymar, Barcelona memiliki lini depan yang begitu menakutkan.

Musim perdana, Suarez langsung mempersembahkan tiga gelar untuk Barcelona. Bicara perolehan gol, Suarez sukses membikin 16 gol. Angka itu berada di bawah Messi (43) dan Neymar (16) di musim tersebut.

Hebatnya lagi, Suarez tidak egois. Hal tersebut dibuktikan dengan 16 assist yang ia berikan untuk Barcelona pada musim 2014/15, hanya kalah empat angka dari Messi yang mengemas 20 assist.

Suarez terus tampil konsisten bersama Barcelona. Setiap musimnya, Suarez selalu mencetak lebih dari 20 gol dan 10 assist untuk Barcelona. Total, Suarez bisa membuat 195 gol dan 113 assist selama enam musim bersama Barcelona.

Di musim terakhirnya bersama Barcelona, Suarez membukuan 21 gol dan 12 assist di semua kompetisi. Setengah dari total assist Suarez diberikan kepada Lionel Messi.

Dari situ terlihat bahwa Suarez adalah penyerang yang multifungsi. Pria kelahiran Salto, Uruguay, itu tak cuma pandai membuat gol. Ia juga bisa memberikan servis kepada rekan-rekannya di gawang lawan.

Suarez memang memiliki speed dan dribble yang mumpuni. Dua kemampuan itu membuatnya bisa bergerak lebih bebas untuk mengacaukan lini belakang lawan.

Tak cuma itu, Suarez juga dibekali umpan-umpan dan kecerdikan melihat posisi rekan-rekannya. Hal itu yang membuat kombinasi Messi dan Suarez sangat penting untuk Barcelona. Bahkan, 67 persen gol Barcelona di musim lalu tercipta dari Suarez dan Messi. Messi membuat 31 gol dan 16 assist, sementara Suarez 21 gol dan 12 assist.

Awal musim ini, Barcelona memutuskan menjual Luis Suarez. Pelatih baru Barcelona, Ronald Koeman, tak memasukkan nama Suarez ke dalam rencana timnya. Suarez sudah tak diikutsertakan dalam dua laga pramusim Barcelona.

Suarez pindah ke sesama tim La Liga, Atletico Madrid. Kepergian Suarez tentunya membuat Messi sedih. La Pulga memberikan salam perpisahan kepada Suarez melalui akun Instagramnya.

"Sulit untuk menjalani hari-hari tanpa Suarez di luar dan dalam lapangan. Kami akan sangat merindukanmu. Banyak hal yang tidak mungkin bisa dilupakan begitu saja," tulis Messi.

***

Hidup harus terus berjalan dan musim ini Suarez tak lagi satu tim dengan Messi. Kini, Suarez harus beradaptasi dengan kawan-kawan barunya seperti Koke, Joao Felix, dan Diego Costa.

Hmmmm… Punya Costa dan Suarez dalam satu tim tentu sangat menakutkan. Terlebih, keduanya memiliki emosi yang meledak-ledak di atas lapangan.

"Suarez penyerang yang sangat bagus. Salah satu dari kami bisa berkelahi, sementara yang satu bisa menggigit," ujar Costa ketika ditanya akan bermain dengan Suarez.

"Kami beruntung bisa mendatangkan Suarez. Kok, bisa Barcelona membiarkan dia pergi?" lanjut eks penyerang Chelsea tersebut.

Suarez, sih, masih aman-aman saja bersama Atletico. Tak ada gigit-gigitan, tak ada menahan bola di garis gawang dengan tangan, atau aksi teatrikal berujung tendangan penalti. Suarez juga baru mendapatkan satu kartu kuning dalam enam pertandingannya di La Liga.

Suarez juga sudah menemukan tandem yang tepat di lini depan Atletico. Bukan, tandem yang tepat bukan Costa, melainkan penyerang asal Portugal, Joao Felix.

Saat mereka diduetkan di pekan kedua dan ketiga La Liga 2020/21, gol memang urung tercipta. Los Colchoneros pun hanya bisa bermain imbang tanpa gol melawan Huesca dan Villarreal.

Suarez justru moncer jika ditempatkan sendirian di depan. Seperti pada 30 menit terakhir melawan Granada alias laga pertama La Liga musim ini. Ketika itu, Suarez ditopang Vitolo dan Marcos Llorente dari lini kedua.

Umpan Suarez membuat Llorente bisa mencetak gol pada menit 72. Kemudian, Suarez bisa menanduk bola hasil umpan Llorente pada menit ke-85. Laga berakhir dengan kemenangan 6-1 Atletico atas Granada.

Nah, pada laga teranyar melawan Cadiz, Diego Simeone juga tak menduetkan Felix dan Suarez di depan. Felix ditarik agak ke tengah dan mendampingi Llorente untuk mengkreasikan serangan. Artinya Atletico main dengan pola 3-4-2-1 dan menempatkan Suarez sebagai penyerang tunggal.

Di sini, peran Suarez terlihat. Kombinasinya dengan Felix mampu menciptakan peluang untuk Atletico Madrid. Bahkan, gol Suarez pada menit ke-51 tercipta berkat kerja sama yang apik dengan Felix.

Itu merupakan gol kelima Suarez dalam enam pertandingan La Liga bersama Atletico. Jumlah itu masih mungkin bertambah kalau kolaborasinya dengan Felix terus diasah dan dipercaya oleh Simeone. Toh, Felix dan Suarez sama-sama penyerang yang dinamis dan tajam di depan gawang.

Kalau butuh opsi berbeda, Simeone bisa memainkan Costa. Suarez juga bukan penyerang yang egois. Sah-sah saja mengharapkan eks pemain Ajax Amsterdam ini memberikan suplai dan servis yang matang untuk Costa.

Satu hal yang membikin Suarez berbeda dengan waktu di Barcelona adalah sisi bertahan. Penikmat sepak bola tentu tahu bagaimana Simeone membangun timnya untuk bertahan.

Semua pemain diminta untuk turun dan melakukan pertahanan secara kompak. Sistem itu mau tak mau membuat Suarez turun ke daerah belakang untuk membantu pertahanan.

Contohnya adalah laga melawan Cadiz, Suarez bisa membuat dua sapuan selama 71 menit keberadaanya di atas lapangan. Angka itu jadi yang tertinggi ketiga untuk Atletico di bawah Stefan Savic (6) dan Jose Gimenez (4) yang notabene merupakan bek tengah.

Sejauh ini, Suarez sudah melakukan empat sapuan dalam 376 menit tampil untuk Atletico di La Liga. Jumlah tersebut terpaut tujuh dari pencapaian Suarez musim lalu yang tampil selama 2.001 menit untuk Barcelona di ajang yang sama.

****

Minggu (22/11) dini hari WIB, Atletico Madrid akan bertemu Barcelona di Wanda Metropolitano. Harusnya ini bisa jadi laga pembuktian kalau Suarez masih bertaji dan tak pantas dibuang oleh Barcelona.

Namun, takdir berkata lain. Virus corona yang menghinggapi tubuh Suarez membuatnya absen di laga tersebut. Penyerang berusia 33 tahun itu harus menjalani isolasi mandiri di rumah, padahal seru juga, kan, melihat Suarez berduel melawan sahabatnya, Messi.