Bek yang Piawai Menyerang

Foto: @cpfc

Meski baru dua musim rutin bermain di level pro, Marc Guehi sudah menahbiskan diri sebagai bek yang piawai menyerang.

Marc Guehi bahkan mengakui bahwa pekan ini berjalan di luar nalarnya. Hal pertama yang membuatnya heran adalah ia mendapatkan telepon untuk memperkuat Timnas Inggris untuk pertama kalinya. Berikutnya, ia mencetak gol keempat untuk Crystal Palace di semua kompetisi musim ini.

Guehi tidak pernah menduga kejadian ini bakal terjadi. Jauh sebelumnya, ia hanya anak kecil yang tidak sedikit pun punya minat di sepak bola. Mayoritas waktu ia habiskan di rumah dengan membaca buku. Di luar itu, ia membantu ayahnya yang merupakan pengurus di sebuah gereja di London.

Lingkungan menjadi alasan Guehi menyukai sepak bola. Melihat nyaris semua teman sepermainan bermain sepak bola membuatnya ikut-ikutan. Ia pun mencoba berlatih dan bergabung klub untuk mendekatkan diri dengan mereka.

Cray Wanderers jadi klub pertama Guehi. Meski ia hanya menghabiskan dua tahun di klub tersebut lantaran kemampuannya diketahui oleh salah satu pencari bakat Chelsea. Di usia tujuh tahun, Guehi resmi bergabung di tim junior Chelsea.

Sejak saat itu, Guehi berusaha membagi fokus di tiga hal: Belajar di sekolah, aktif di komunitas gereja, dan bermain sepak bola. Yang membuat jadi istimewa adalah ia mampu mendapatkan hasil terbaik di tiga rutinitas tersebut.

Guehi dipercaya menjadi kapten Inggris U-17 pada Piala Dunia U-17, 2017 lalu. Di turnamen tersebut, Inggris mengalahkan Spanyol di partai puncak. Selain gelar juara, Guehi membawa pulang keinginan untuk sepenuhnya menjadi pesepakbola.

***


Tidak ada yang mengenal Guehi lebih dari Conor Gallagher. Selain bermain di dua tim yang sama, Chelsea dan Inggris, keduanya berprogres di angkatan yang sama. Jika dihitung sampai sekarang, 14 tahun lamanya mereka berkawan.

Satu hal dari Guehi yang mencuri perhatian Gallagher adalah kemampuan saat menekan pertahanan lawan. “Dia adalah seorang bek yang jago memulai serangan dan cukup pandai melihat pergerakan teman di depan. Ia melakukannya seperti pemain berpengalaman,” kata Gallagher.

Apa yang diucapkan Gallagher rasanya cukup benar. Dari penampilan pada musim ini, terlihat bagaimana kemampuan melepaskan umpan dan membaca ke mana rekan bergerak jadi kelebihannya.

Bersama Crystal Palace di musim ini, Guehi dimainkan sebagai bek tengah sebelah kiri meski ia dominan menggunakan kaki kanan. Di atas kertas, hal seperti itu membuat area umpannya jadi lebih sempit.

Kenyataannya tidak demikian. Dengan kaki kanan di area sebelah kiri, Guehi mampu membukukan 53,1 umpan akurat per 90 menit dan 3,46 di antaranya ia lepaskan ke sepertiga akhir pertahanan lawan.

Satu yang membuat Guehi memiliki angka mengirimkan umpan lumayan bagus adalah gaya bermain Palace yang selalu berusaha memaksimalkan area tengah. Per Whoscored, mayoritas penguasaan bola Palace dilakukan di area tengah dengan 43%. Dari area ini, bola lantas dikirim ke Jordan Ayew atau Wilfried Zaha yang sudah menunggu di dua sisi sayap.

Guehi juga memiliki awareness dan ketenangan di atas rata-rata. Ia cukup sabar dalam mengirimkan umpan ke depan dan kemungkinan bakal terus memainkan bola sebelum ada pemain yang coba membuka ruang.

Awareness dan ketenangan itu juga membuat Guehi cukup sering jadi pencetak gol. Contohnya terjadi pada 21 November lalu saat ia mencetak gol pertama untuk Palace. Dalam gol tersebut, ia berusaha untuk tidak panik memperebutkan bola dan terus berada di muka gawang. Alhasil, bola mengarah ke arahnya dan langsung ia sontek ke gawang lawan.

Dua atribut tersebut juga membantu Guehi dalam melakoni tugas sebagai pemain bertahan. Satu modal yang ia miliki adalah kemampuan melepaskan tekel dan merebut bola tanpa menyebabkan pelanggaran.

Meski tidak punya angka yang wah, tekel Guehi nyaris sempurna. Ia selalu menunggu momen dan jarang terlihat berambisi merebut bola dari kaki lawan dengan cepat. Hal tersebut sesuai dengan kaidah permainan Palace yang tidak bermain agresif di pertahanan sendiri.

***

Patrick Vieira membuat gebrakan saat ditunjuk sebagai manajer Palace, Juli 2021. Salah satunya adalah menjadikan Palace sebagai klub penghasil pemain muda berbakat. Untuk mewujudkan mimpinya, Vieira menempuh banyak cara.

Hal pertama, Vieira mengangkat orang-orang yang punya pengalaman menangani pemain muda, seperti Said Aigoun. Sebelum bergabung Palace, Aigoun adalah kepala tim junior Paris Saint-Germain, AJ Auxerre, dan Paris FC.

Kedua, Vieira berani mengevaluasi gaya permainan mantan manajer Palace, Roy Hodgson, yang dianggap terlalu kuno. Setelah serangkaian uji coba, Palace kini nyaman bermain dalam umpan-umpan pendek, mengedepankan pressing, dan garis pertahanan tinggi.

Terakhir, Vieira berani memercayai pemain-pemain muda untuk dapat tampil sebagai pemain kunci. Selain Guehi, Palace kini juga memiliki Gallagher dan Tyrick Mitchell. Tiga pemain tersebut bahkan sudah membukukan penampilan di atas 2200 menit dan jadi penampil dengan menit bermain terbanyak untuk Palace musim ini.

Kepercayaan Vieira terhadap anak-anak ini membuat mereka berkembang pesat. Tidak salah akhirnya Inggris memanggil mereka sekaligus.