Beri Loftus-Cheek Kesempatan

Foto: Twitter @RLC

Loftus-Cheek menjadi bagian penting karena cukup versatile di atas lapangan. Ada baiknya Chelsea mempertahankannya dan memberikannya kesempatan.

Thomas Tuchel membuat keputusan yang mengejutkan di leg kedua perempat final Liga Champions melawan Real Madrid. Manajer Jerman itu menempatkan Ruben Loftus-Cheek sebagai wing back kanan.

Siasat Tuchel memainkan Loftus-Cheek di wing back kanan memang bukannya tanpa sebab. Pada leg pertama, Chelsea amat kesulitan menghadapi agresifnya lini tengah Los Blancos. Mereka kalah jumlah yang membuat Toni Kroos dan Luka Modric mudah sekali mengalirkan bola ke lini depan. Alhasil, Chelsea tumbang dengan skor 1-3.

Loftus-Cheek juga sudah dicoba bermain sebagai wing-back saat Chelsea bersua Southampton. Ia memainkan tugasnya dengan baik saat menyerang dan bertahan. Umpan-umpannya kerap membahayakan gawang The Saints. Loftus-Cheek juga membuat satu umpan kunci di laga yang dimenangi Chelsea dengan skor 6-0 itu.

Nah, saat bersua Real Madrid Loftus-Cheek punya peran dan tugas yang berbeda di posisi wing back. Pemain berusia 26 tahun itu tak diberi tugas untuk menyisir sisi tepi dan agresif menyerang. Tuchel menginstrusikan Loftus-Cheek untuk bermain agak ke dalam guna membantu N'Golo Kante dan Mateo Kovacic.

Permainan Loftus-Cheek di laga itu terbilang apik. Aliran bola Madrid tak berjalan dengan mulus. Bahkan, di babak pertama tak ada upaya ke arah gawang yang dihasilkan oleh Toni Kroos dan kolega.

Loftus-Cheek mencatatkan empat tekel di laga tersebut. Terbanyak kedua di antara pemain Chelsea lainnya setelah Reece James. Pemain yang pernah dipinjamkan ke Crystal Palace itu juga mencatatkan 11,1 persen pressing sukses.

Apiknya Loftus-Cheek di posisi tersebut membuat Tuchel punya banyak alternatif pola dan pemain. Sebab, Loftus-Cheek juga piawai bermain sebagai gelandang menyerang maupun gelandang bertahan.

****

Ruben Loftus-Cheek bermain mengesankan selama pramusim. Ia membuat Tuchel berpikir ulang untuk tidak meminjamkannya ke klub lain. Namun, Tuchel menuntut Loftus-Cheek tampil lebih baik lagi dari mengeluarkan seluruh kemampuannya di lapangan.

"Secara umum saya senang dengan Loftus-Cheek. Dia pantas mendapatkan menit bermain yang banyak," ucap Tuchel kepada Football London.

"Saya pikir dia bisa melakukan lebih banyak lagi. Dia bisa tampil lebih banyak di musim ini. Dia bisa menunjukkan lebih banyak kemampuan fisik dan lebih banyak menggiring bola. Saya tidak pernah puas dengannya dan kami perlu memintanya untuk mengeluarkan kemampuan yang maksimal," tambahnya.

Sebagai gelandang, Loftus-Cheek merupakan pemain yang komplet. Dia bisa berada lebih dalam -sebagai gelandang bertahan-, ke depan untuk mengatur serangan dan melebar. Loftus-Cheek juga piawai berkelit di space pertahanan lawan.

Kehebatan Loftus-Cheek lainnya adalah dinamis. Ini juga yang membuat Loftus-Cheek bisa menjadi opsi umpan bagi rekan-rekannya. Meski tubuhnya besar, Loftus-Cheek juga tak lambat. Ia tak segan-segan melakukan penetrasi masuk ke kotak penalti.

Salah satu musim terbaik Loftus-Cheek bersama Chelsea pada musim 2018/19. Ia bisa berkombinasi dengan baik bersama Eden Hazard dan penggawa lainnya di lini tengah The Blues. Loftus-Cheek yang bermain sebagai gelandang menyerang bisa menjadi tembok untuk winger-winger Chelsea. Loftus-Cheek total mengemas 10 gol dan lima assist di musim tersebut.

Pada musim ini, Loftus-Cheek tak begitu banyak mendapatkan menit bermain. Tuchel lebih sering memainkan Jorginho, Kante, hingga Kovacic di lini tengah. Tak heran, Tuchel hanya mendapatkan 1.044 menit bermain di musim ini. Kebanyakan juga berposisi sebagai gelandang bertahan.

Meski bermain agak kedalam, Loftus-Cheek tak jarang melepaskan ancaman ke gawang lawan. Rata-rata shot on targetnya per 90 menit mencapai 0,43. Persentase passing suksesnya juga berada di angka 89,6 persen.

Menariknya, Loftus-Cheek tak cuma bermain sebagai gelandang dan wing back saja. Pemain kelahiran 23 Januari 1996 itu pernah ditempatkan sebagai bek tengah oleh Tuchel di laga Piala FA melawan Luton. Loftus-Cheek menemani Antonio Ruediger dan Malang Sarr dalam pola 3-4-3.

Bermain lebih dalam lagi membuat Loftus-Cheek berkesempatan mengasah kemampuan long passnya. Ia bahkan membuat assist kepada Timo Werner via umpan jauh dari tengah kotak penalti. Chelsea menang di laga tersebut dengan skor 3-2.

"Saya punya banyak waktu untuk menguasai bola dan tidak ada yang melakukan pressing. Saya juga punya pandangan yang luas ke depan," ucap Loftus-Cheek usai pertandingan.

Tak cuma piawai dalam mendistribusikan bola, badannya yang kekar juga cocok untuk bermain sebagai seorang bek. Loftus-Cheek piawai untuk memotong umpan-umpan silang lawan. Kecermatannya dalam membaca pergerakan lawan juga patut diacungi jempol. Bermain sebagai bek tengah, Loftus-Cheek sukses membuat dua sapuan

****

Kontrak Loftus-Cheek bersama Chelsea tinggal dua musim lagi. Namanya kerap menghiasi daftar pinjam oleh klub dari London Barat itu. Akan tetapi, melihat kemampuan dan keserbabisaanya di pelbagai posisi, bukan tak mungkin Loftus-Cheek akan diberi perpanjangan kontrak. Asal, Tuchel dan Chelsea memberikannya terus menit bermain dan kesempatan. Sebab, itu yang diinginkan oleh Loftus-Cheek saat ini.