Bryan Gil dan Pertaruhan

Foto: @bryan11gil.

Apa yang membuat Spurs bertaruh 25 juta euro dan Erik Lamela demi mendapatkan Bryan Gil?

Bryan Gil mempertaruhkan reputasi yang baru ia dapatkan untuk mengemban beban baru di negeri seberang.

26 Juli 2021, Tottenham Hotspur merampungkan transfer Gil dari Sevilla dengan menebus Gil 25 juta euro ditambah Erik Lamela. Menurut The Analyst, kisaran harga Lamela adalah 23 juta euro. Maka, perkiraan yang Spurs bayarkan untuk mendapatkan jasa Gil adalah 48 juta euro.

Banyak yang menganggap bahwa angka tersebut ketinggian. Alasan pertama, Gil, yang kini berusia 20 tahun, baru semusim tampil reguler. Meski telah melakoni debut sejak musim 2018/19, ia baru mendapatkan kesempatan penuh di musim lalu. Itu pun di klub pinjaman.

Kedua, penampilan Gil masih jauh dari kata konsisten. Musim lalu, kontribusinya terhadap gol atau assist sempat seret dalam 8 pertandingan beruntun. Bahkan, untuk menorehkan satu gol atau assist, ia butuh empat pertandingan.

Jadi, apa yang membuat Spurs begitu yakin terhadap pemuda Andalusia ini?

***

“Ia selalu menghabiskan waktunya dengan bermain sepak bola di jalanan bersama anak-anak yang usianya jauh lebih tua. Saking seringnya, semua orang di daerah kami tahu betul bagaimana ia bermain.”

Raquel Salvatierra ingat betul bagaimana masa kecil Gil. Saat berada di sekolah, yang ada di pikiran Gil hanya satu: Pulang dan bermain sepak bola. Begitu pula saat di gereja. Ia selalu bertanya kapan berakhirnya upacara demi mewujudkan hasrat dengan bola.

Semula, Salvatierra menganggap kebiasaan Gil bermain sepak bola seperti kebanyakan orang tua. Namun, semua berubah saat ada seseorang yang mengatakan kepadanya bahwa bakat Gil terbilang luar biasa untuk anak seusianya.

“Kami lantas menyuruhnya untuk berlatih di akademi Barbate,” kata Salvatierra. Gil menghabiskan lima tahun di sana. Saat usianya memasuki 11 tahun, Sevilla datang dan menawarkan kesempatan. “Ia langsung mengiyakan tawaran yang mereka berikan,” imbuhnya.

Gil langsung membius tim pelatih di akademi Sevilla sejak pertama kali berlatih. “Saya takjub melihat bakatnya yang luar biasa,” kata Agustin Lopez Paez, Koordinator Akademi Sevilla. “Ia punya dribel yang amat istimewa,” tambah direktur akademi, Pablo Blanco.

Mereka yang mengamatinya sedari muda juga mengidentifikasi beberapa atribut lain. Kendati masih muda, pengambilan keputusan Gil tergolong bagus. Selain itu, ia juga tidak takut berduel satu lawan satu dengan lawan. Atribut yang terakhir itu membuatnya diyakini bakal menjadi pemain sayap yang bagus suatu hari kelak.

Seiring pertambahan tahun, bakat Gil semakin terasah. Perkembangannya jauh lebih cepat ketimbang pemain lain. Blanco akhirnya memutuskan untuk membuat Gil berlatih lebih sedikit di setiap kelompok umur dengan harapan ia lebih cepat merangsek ke tim utama.

Keputusan Blanco berbuah manis. Gil mendapatkan kesempatan melakoni debut di tim utama pada usia 17 tahun dalam pertandingan melawan Atletico Madrid. Ia menggantikan Wissam Ben Yedder beberapa saat menjelang laga berakhir.

Perjalanan Gil tak selamanya mulus. Di luar bakatnya yang istimewa, ia diharuskan bersaing dengan pemain yang lebih matang untuk mendapatkan kesempatan main di tim utama. Pada akhirnya, peminjaman jadi pilihan.

Gil melewati dua masa peminjaman, yakni di Leganes pada putaran kedua 2019/20 dan Eibar pada musim 2020/21. Penampilan Gil di Eibar jadi momentum bagi klub-klub besar untuk melihat kemampuannya.

***

Bagi pelatih Eibar, Jose Luis Mendilibar, satu kelebihan yang membuat Gil menonjol adalah pergerakan. “Ia memang berperan sebagai winger dan lebih banyak berada di tepi lapangan. Namun, berbicara pergerakan, ia amat sulit ditebak,” ujar Mendilibar.

Mendilibar lantas mengarahkan pembicaraan ke laga Eibar melawan Granada, Januari lalu. Di laga tersebut, magis Gil amat terlihat. Sebagai winger, ia tidak segan masuk ke area tengah pertahanan. Ia juga tahu harus memberikan umpan seperti apa dan ke mana.

Pada 2020/21, Gil masuk ke dalam deretan pemain di La Liga yang paling sering melepaskan umpan silang secara akurat ke kotak penalti. Per 90 menit, ia mampu melepaskan 0,71 umpan akurat.

Barangkali, aspek itulah yang membuat Spurs tertarik mendatangkannya. Melihat Steven Bergwijn, yang musim lalu rutin mengisi sisi kiri, tak terlalu sering mengirimkan umpan silang secara akurat ke kotak penalti. Catatan Bergwijn hanya 0,55 umpan silang per 90 menit.

Sergio Reguilon, yang awalnya jadi tumpuan untuk melepaskan umpan silang, mendadak tampil buruk di putaran kedua. Matt Doherty dan Serge Aurier di sisi kanan pun demikian. Keduanya bahkan hanya memiliki rasio 0,51 dan 0,34 umpan silang sukses per 90 menit.

Melepaskan umpan silang secara akurat jadi persoalan terbesar Spurs musim lalu. Per 90 menit, mereka hanya berhasil membukukan 9 umpan silang. Masalah makin besar saat tidak ada pemain sayap yang mampu melepaskan umpan silang dengan baik secara kontinyu.

Pembelaan mungkin muncul apabila melihat karakter Bergwijn yang notabene adalah inverted winger. Namun, apabila melihat aspek lain, seperti jumlah umpan kunci dan dribel sukses, tetap saja Gil lebih baik.

Per 90 menit, Gil melepaskan 1,78 umpan kunci dan 2,85 dribel sukses. Sementara itu, pada periode yang sama, Bergwijn hanya mampu membukukan 1,57 umpan kunci dan 1,57 dribel sukses.

Aspek lain yang membuat Gil lebih baik dari Bergwijn adalah kemampuan membaca situasi. Simak video-video yang memutar permainan Gil dan Anda akan melihat bagaimana ia berusaha untuk melihat sekeliling sebelum melakukan apapun.

***

Keputusan Spurs menebus Gil dengan harga yang amat besar bisa saja menjadi pisau bermata dua. Melihat kompetensi yang ia punya, rasanya sah ia didatangkan dengan biaya mahal. Namun, di sisi lain, ia belum kaya pengalaman dan tentu saja ini amat berisiko.

Satu yang bisa membuat Spurs sedikit tenang barangkali ucapan Mendilibar berikut ini: “Ia mampu membalas ekspektasi dengan bermain penuh determinasi. Anda tidak perlu tercengang apabila melihatnya unjuk kebolehan.”