Bundesliga 2021/22: Milik Bayern Muenchen Lagi?

Foto: Twitter @FCBayernEN

Menurut sebagian besar pelatih Bundesliga, Bayern Muenchen akan kembali meraih gelar musim ini. Namun, ada sejumlah hal yang membuat musim ini tak sesederhana itu.

Jika La Liga sibuk dengan ribut-ribut soal Lionel Messi, lalu Premier League riuh oleh sederet rekrutan mahal, Bundesliga punya cara berbeda untuk mencuri perhatian.

Jelang musim 2021–22 yang sudah di depan mata, terjadi banyak sekali pergantian pelatih. Beberapa bahkan merupakan transfer langsung. Julian Nagelsmann menuju Bayern Muenchen, Marco Rose melatih Borussia Dortmund, Adi Huetter ke Borussia Moenchengladbach, dan sebagainya, dan sebagainya.

Sederet pergantian pelatih yang sebagian besarnya adalah pelatih ‘laptop’ itu bikin musim ini jadi menarik. Barangkali sama menariknya dengan perebutan gelar Bundesliga. Menurut perwakilan beberapa klub, sih, masih akan jadi milik Die Roten. Namun, ada sejumlah hal yang membuat musim ini tak akan berjalan sesederhana itu.

Antara Bayern, Leipzig, dan Dortmund

Bild mewawancarai 18 pelatih klub Bundesliga jelang musim 2021–22 bergulir. Sebagian besar di antaranya sepakat menyebut bahwa Bayern Muenchen adalah kandidat terkuat juara. Jika prediksi ini benar, berarti Bayern bakal meraih gelar untuk yang ke-10 kalinya secara beruntun.

Anggapan itu sangat bisa kita maklumi karena, biar bagaimana, Bayern adalah Bayern. Dominasi mereka dibangun lewat konsistensi dan keengganan untuk mengakhiri musim tanpa gelar. Yang kita lihat selama sedekade terakhir jadi bukti akan hal tersebut.

Namun, Bayern musim ini sedang kurang ideal. Mereka baru saja melakukan pergantian pelatih dari Hansi Flick ke Julian Nagelsmann. Meski nama terakhir dinilai sebagai salah satu pelatih terbaik Jerman saat ini, tak bisa dimungkiri bahwa keraguan terus bermunculan.

Torehan buruk selama pramusim jadi pemicunya. Dari empat laga yang dijalani, tak satu pun kemenangan mereka raih, catatan terburuk sejak 23 tahun lalu.

Hengkangnya David Alaba dan Jerome Boateng juga menjadi masalah lain. Belum lagi para pemain inti seperti Joshua Kimmich dan Robert Lewandowski yang terlambat mengikuti pramusim. Ditambah pula tak ada pergerakan signifikan selama bursa tranfser.

Di tengah kondisi demikian, para pesaing justru bergerak agresif. Yang jadi sorotan jelas RB Leipzig. Mereka boleh ditinggal pergi Nagelsmann, tetapi Jesse Marsch yang jadi pengganti tak kalah menarik. Silakan simak apa yang ia lakukan bersama RedBull Salzburg untuk melihat buktinya.

Musim lalu, Leipzig tak memiliki penyerang tajam di kotak penalti. Ini berakibat pada jumlah gol mereka yang paling rendah di antara lima tim teratas. Namun, per musim ini aspek tersebut sepertinya bukan lagi masalah sebab mereka berhasil mendatangkan Andre Silva.

Bersama Eintracht Frankfurt, Silva mampu mencetak 28 gol. Jika tak ada Lewandowski, dialah yang meraih gelar top skorer. Mungkinkah Silva meraih catatan serupa musim ini? Bisa saja, terlebih ia mendapat sokongan para pemain Leipzig yang di atas kertas sedikit lebih oke ketimbang Frankfurt.

Yang jelas, Leipzig sangat berpotensi mengakhiri misi Bayern untuk merebut trofi Bundesliga ke-10 secara beruntun.

Hal serupa juga berlaku untuk Borussia Dortmund. Mereka boleh ditinggal Jadon Sancho, tetapi Marco Rose yang masuk sebagai pelatih anyar terlihat sedang berupaya membangun pendekatan bermain yang bisa berjalan tanpa pemain seperti Sancho.

Rose berupaya membangun tim yang tak terlalu mengandalkan sisi sayap kala menyerang. Skemanya sendiri, sementara itu, adalah 4–3–1–2 atau 4–4–2 berlian (4–1–2–1–2), skema yang juga jadi andalannya di Gladbach. Selama pramusim, hasilnya cukup memuaskan.

Skema itu juga bisa mengakomodasi kedatangan Donyell Malen. Di Dortmund, Malen bisa berpasangan dengan Erling Haaland yang sama cepatnya sebagai duet di lini terdepan tim. Yep, Haaland, yang musim ini tampaknya masih akan berseragam Dortmund.

Perhatikan Borussia Moenchengladbach

Borussia Moenchengladbach berhasil mengamankan para pemain kunci per musim ini. Alessane Plea, Marcus Thuram, hingga Florian Neuhaus tetap membela panji mereka. Namun, yang paling spesial dari pergerakan Gladbach jelang musim baru adalah mendatangkan Adi Huetter.

Huetter adalah salah satu pelatih paling mencolok musim lalu. Eintracht Frankfurt ia sulap menjadi tim yang sangat gemar mencetak gol. Bahkan di antara lima tim teratas musim lalu, torehan 69 gol Frankfurt jadi yang terbanyak nomor tiga, di bawah Bayern dan Dortmund.

Sebagai murid Ralph Rangnick, Huetter mengedepankan sepak bola yang agresif, cepat, vertikal, dan bukan tiki-taka. Dia juga piawai memaksimalkan talenta pemain. Menggilanya Andre Silva tak lepas dari kepiawaiannya, begitu pula dengan pemain lain seperti Daichi Kamada dan Filip Kostic.

Per musim ini, Huetter resmi menjadi juru taktik Gladbach. Akan sangat menarik melihat bagaimana sepak bolanya berjalan. Fyi, Gladbach sempat bertemu Bayern di Alllianz Arena dalam sebuah uji tanding dan berhasil meraih kemenangan 2–0.

Maaf Lewandowski, ini musimnya Erling Haaland

Julian Nagelsmann punya misi khusus — yang berulang kali diucapkan Hasan Salihamidzic — untuk membenahi lini belakang Bayern yang musim lalu amat keropos. Sepanjang pramusim, yang terlihat berubah justru area yang tak bermasalah sama sekali: Lini serang.

Dalam skema 4–3–3, terlihat bahwa ia berupaya memainkan penyerang tengah untuk lebih sering bergerak dari dalam. Nagelsmann bahkan dengan gamblang berkata bahwa ia ingin memainkan Lewandowski seperti seorang false nine dengan tujuan membuat para winger lebih tajam.

Mungkin Nagelsmann ingin mengurangi ketergantungan Bayern terhadap Lewandowski yang terbukti merugikan mereka di Liga Champions musim lalu. Masalahnya, peran seperti itu berpotensi mereduksi ketajaman Lewandowski, seorang nomor sembilan murni. Dengan begini, sangat mungkin ia kehilangan gelar top skorer musim ini.

Lantas, siapa yang bisa meraihnya? Tak lain dan tak bukan seorang Erling Haaland. Tak perlulah kami jelaskan alasannya. Bahkan, sangat mungkin Haaland juga merebut gelar pemain terbaik dari Lewandowski jika berhasil membawa Dortmund juara musim ini.

Yang Muda dan Berbahaya: Youssofa Maukoko

Selalu ada yang muda dan berbahaya dari Bundesliga. Musim ini tak berbeda. Jika kita melihat daftar pemain dari masing-masing klub, akan muncul nama-nama seperti Jamal Musiala, Tanguy Nianzou, Luca Netz, Youssofa Maukoko, Ansgar Knauff, Cristoph Baumgartner, dan lain-lain.

Maukoko layak jadi sorotan. Di musim keduanya ini, ia berkesempatan tampil lebih banyak lagi. Salah satunya karena ada kemungkinan Dortmund memainkan skema dua penyerang. Satu tempat pasti jadi milik Haaland. Nah, tempat lainnya bakal jadi rebutan antara dirinya dan Donyell Malen.

Jika semuanya berjalan lancar, musim ini bisa menjadi kesempatan bagi Maukoko untuk mencuri perhatian, setidaknya melampaui torehan tiga golnya di Bundesliga musim lalu. Terlebih, Hansi Flick sedang berburu penyerang tengah baru untuk Timnas Jerman.