Caoimhin

Foto: @LFC.

Jalan hidup mengubah Kelleher dari seorang striker jadi seorang kiper. Nasib lantas menuntunnya jadi kiper Liverpool dan penentu gelar Piala Liga.

Caoimhin. Nama Irlandia ini unik. Sebab, dialek sebuah daerah akan memengaruhi pelafalannya. Orang-orang dari Cork, misalnya, yang sehari-hari menggunakan dialek Munster untuk Bahasa Irlandia mereka, melafalkan Caoimhin dengan Qwe-vin.

Iya. Nama itu tidak dilafalkan dengan Ca-oim-hin, tapi dengan Qwe-vin. Mirip dengan cara kita, orang Indonesia, melafalkan nama 'Kevin'. Kebetulan nama Caoimhin sendiri memang cikal bakal nama Kevin. Nama yang punya arti orang yang berbudi pekerti luhur dan baik hati.

Satu orang bernama depan Caoimhin yang tengah jadi perbincangan dunia adalah Caoimhin Kelleher, kiper Liverpool. Kebetulan dia memang berasal dari Cork, sehingga kita akan melafalkan namanya dengan Qwe-vin Kel-le-her.

Berbicara soal Cork, selain jadi penghasil nama-nama unik, kota terbesar kedua di Irlandia ini juga piawai menelurkan pesepak bola ternama. Selain Kelleher, ada Roy Keane dan juga Denis Irwin yang berasal dari sana.

Mengingat Keane dan Irwin telah lama gantung sepatu, tak heran kalau Kelleher sekarang dijuluki sebagai 'New Prince of Cork'. Dia adalah pemain yang mungkin kelak akan menyusul pencapaian Keane, sebagai orang yang secara khusus dibuatkan mural di Cork.

***

Kelleher punya cerita yang hampir sama dengan kiper-kiper lain di dunia. Ia tidak memulai perjalanan sepak bolanya untuk menjaga gawang. Kelleher dulunya merupakan seorang striker. Striker muda berambut gondrong yang bisa mencetak 30 gol dalam sebuah musim kompetisi.

Saat usia 14 tahun, barulah posisinya berubah. Kebutuhan timnya saat itu, Ringmahon Rangers, akan seorang kiper plus saran dari sang ayah membuat Kelleher beralih posisi. Awalnya itu keputusan buruk seiring kesalahan Kelleher sebagai kiper pemula, para pendukung Ringmahon pun terheran karena mereka menilai sang pemain lebih cocok berada di depan.

Namun, seiring waktu berlalu, Kelleher berhasil meningkatkan kemampuannya. Postur tingginya pun membantu. Jika sebelumnya ia jadi pahlawan Ringmahon lewat gelontoran gol, pria kelahiran 23 November 1998 itu kemudian acap jadi penentu dengan penyelamatan-penyelamatan heroiknya.

Dua setengah tahun setelah pindah posisi jadi kiper, Kelleher naik kelas. Ia direkrut Liverpool. Sebelum sampai di Anfield, Kelleher memang sempat menjalani latihan bersama Blackburn Rovers dan Aston Villa. Saat itu beberapa klub Inggris dikabarkan memang melirik Kelleher, termasuk juga Manchester United. Namun, akhirnya ia memilih Liverpool.

Ketika sampai di Liverpool, Kelleher juga tak langsung mendapat impresi yang bagus. Orang-orang di sana menilai tubuh sang pemuda terlalu kurus. Karena itu, program khusus kebugaran diberikan agar Kelleher bisa memiliki tubuh yang lebih ideal sebagai seorang kiper.

Pada 2018, ketika kemudian dipercaya untuk berlatih bersama tim utama, Kelleher diberi program khusus untuk belajar dengan Alisson Becker. Ia diproyeksikan para pelatih kiper Liverpool untuk jadi kiper modern seperti Alisson: Punya refleks bagus, pintar membaca permainan, piawai dalam distribusi, dan nyaman dengan bola.

Kelleher berhasil memetik buah pembelajaran itu ketika ia mulai mendapat kepercayaan turun gelanggang di musim 2019/20 dan 2020/21. Dalam dua musim itu, ia tampil sembilan kali dengan dua di antaranya adalah laga Liga Champions. Pada musim 2020/21, Kelleher bahkan sudah menahbiskan diri sebagai kiper kedua Liverpool.

Musim ini, kemudian, makin meninggikan nama Kelleher. Sampai artikel ini ditulis, ia sudah mencatat delapan penampilan di seluruh kompetisi. Dan puncak di antara deretan penampilan itu tercipta akhir pekan lalu, di final Piala Liga. Saat itu Kelleher tampil sebagai pahlawan kemenangan The Reds.

Ia tak hanya mampu melakukan empat penyelamatan selama 120 menit, tapi juga berhasil mengeksekusi penalti dengan begitu baik di babak tos-tosan. Seolah nalurinya sebagai pencetak gol seperti masa remaja dulu timbul kembali. Liverpool pun dibawanya jadi juara.

Final Piala Liga itu memang puncak, tapi ini bukan kali pertama Kelleher tampil baik musim ini. Pada laga Premier League vs Chelsea dan beberapa laga Piala Liga seperti vs Norwich dan vs Leicester pun ia tampil gemilang. Secara keseluruhan, Kelleher menunjukkan bahwa ia adalah kiper modern yang cukup komplet.

Angka ekspektasi kebobolannya, yang diukur lewat Post-Shot Expected Goals (PSxG), ada di angka 2,6 musim ini. Melihat ia baru kebobolan 2 gol di Premier League musim ini, itu berarti Kelleher mampu mempertahankan gawangnya dengan cukup baik seiring gol yang masuk ada di bawah angka yang diekspektasikan.

Salah satu yang membuat Kelleher sulit dibobol adalah penempatan posisinya yang bagus sebagai penjaga gawang. Itu membuatnya acap melakukan penyelamatan gemilang, seperti saat menghalau tembakan Christian Pulisic sampai Romelu Lukaku di final Piala Liga lalu. Jangkauan tangan yang panjang juga menunjang hal ini.

Menyoal distribusi, persentase umpan sukses Kelleher musim ini ada di angka 90%. Bahkan untuk persentase umpan pendek (4,5-14 meter) dan umpan menengah (15-27,5 meter) persentase umpan sukses Kelleher ada di angka 100%. Ini menunjukkan kepiawaiannya mengalirkan bola.

Pun ia terlihat cukup berani mengemban peran sweeper, mengingat punya catatan 1,5 aksi defensif per 90 menit. Kendati catatan itu masih diambil dari menit bermain yang sedikit, Kelleher sudah menunjukkan bahwa ia bisa mengambil hal-hal baik dari apa yang dimiliki Alisson.

Tak heran kalau Juergen Klopp pernah menyebutnya sebagai kiper cadangan terbaik di dunia. Tentu saja dalam konteks bahwa atribut yang dimiliki Kelleher adalah atribut yang biasanya dimiliki seorang kiper modern, dan itu cocok dengan kebutuhan tim besar seperti Liverpool.

Deretan atribut yang juga tak membuat fan Liverpool khawatir lagi, mengingat belakangan tim kesayangan mereka sulit menemukan kiper cadangan yang bagus. Adrian pernah memberi harapan, tapi kemudian lebih sering melakukan kesalahan. Loris Karius sempat menjanjikan, tapi harapan tak sesuai kenyataan.

***

Bertahun-tahun lalu Cork punya sosok Pangeran dengan watak keras. Tampangnya pun garang. Ia adalah sosok yang akan berseru "Cork first and Ireland second..." serta "We're from Cork and we're better than you...". Ia adalah sosok yang akan berbaur di pub dengan warga lokal dan ia adalah Roy Keane.

Namun, kini, Pangeran Cork yang baru tidak demikian. Ia adalah sosok yang jauh lebih kalem, tak banyak bicara. Ia juga tak bertingkah laku aneh dan perawakannya cenderung culun. Mungkin karena itu sesuai dengan namanya, si anak yang baik hati, Caoimhin.