Corentin Tolisso Masih Ada

Foto: fcbayern.com.

Sebulan terakhir, Corentin Tolisso menunjukkan kepada dunia bahwa dia masih ada. Mengingat kontraknya yang akan habis musim panas ini, mungkinkah Bayern Muenchen memperpanjangnya?

Ingatan tentang Corentin Tolisso dalam seragam Bayern Muenchen adalah laga melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu. Waktu itu, skor 1–1 dengan agregat total 3–2 untuk keunggulan tim tuan rumah. Tentu, Bayern wajib menang setidaknya dengan skor 2–1 agar berlanjut ke extra time.

Melihat jalannya pertandingan, skuat asuhan Jupp Heynckes tersebut berada di jalur yang tepat untuk meraihnya. Namun, sebuah momen yang terjadi tak lama setelah babak kedua bermula membuat semuanya buyar.

Dikerubungi tiga pemain Madrid, Tolisso melepaskan backpass ke arah gawang yang dikawal Sven Ulreich. Tanpa diduga bola malah melewati Ulreich yang terlihat ragu-ragu. Lantas, Karim Benzema yang berdiri di dekatnya dengan gampang menceploskan bola ke dalam gawang.

Usai momen itu kita tahu bahwa bukan hanya Ulreich yang akhirnya jadi sasaran cemooh, melainkan juga Tolisso. Ulreich mestinya bisa membuang jauh-jauh backpass itu. Tolisso, di sisi lain, melakukan operan yang terlalu pelan. Ia juga tak melihat Benzema yang berdiri tepat di depan si kiper.

Meski demikian, sebetulnya Tolisso tampil solid. Kombinasinya bersama Thiago Alcantara dan James Rodriguez di lini tengah membuat Bayern amat dominan atas Madrid. Bahkan, tak berlebihan menyebut laga itu sebagai salah satu performa terbaik Tolisso sejak berseragam Bayern.

Klaim tersebut makin sahih sebab usai musim itu, yang juga musim perdananya di Bayern, Tolisso seolah menghilang. Cedera membuat ia kerap absen. Alhasil, jumlah laga per musimnya tak pernah lebih dari 15, termasuk musim 2018–19 ketika ia hanya tampil empat kali sepanjang musim.

Yang kemudian jadi perbincangan adalah masa depannya. Sejak 2019–20, Bayern selalu berencana melegonya. Sayangnya, upaya ini jauh lebih susah ketimbang mendatangkannya pada 2017. Tak ada yang sudi mengeluarkan 30 juta euro untuk pemain dengan riwayat cedera super panjang.

Hingga akhirnya, Tolisso sudah berada pada 2022, tahun terakhir kontraknya. Mestinya, mencari calon klub baru buat si pemain bakal lebih mudah. Rumor juga menyebut bahwa beberapa klub tertarik mendatangkannya, setidaknya dengan free transfer pada musim panas nanti.

Namun, di tengah kondisi demikian, Tolisso malah membuat Bayern kembali jatuh hati. Pangkalnya adalah badai cedera.

Per akhir Desember, Bayern kehilangan lebih dari lima pemain, termasuk Leon Goretzka dan Joshua Kimmich. Lantaran Alphonso Davies dan Lucas Hernandez juga absen, Sabitzer yang sebetulnya diplot sebagai pelapis Goretzka dan Kimmich terpaksa dimainkan sebagai bek sayap kiri.

Julian Nagelsmann selaku juru taktik akhirnya memainkan Marc Roca dan Jamal Musiala sebagai duet di lini tengah. Memasuki Januari, kombinasi tersebut berubah. Pulihnya Tolisso, yang juga sempat cedera sejak awal musim, memberi Nagelsmann alternatif tambahan.

Hasilnya menjanjikan lantaran Tolisso tampil mengesankan. Dalam dua pertandingan secara beruntun, Tolisso merangkum semua kelebihan yang ia miliki: Cerdas dan agresif di lini tengah serta, terutama, tajam di kotak penalti. Kurun itu, Tolisso bahkan kuasa mencetak dua gol.

Gol-gol itu sendiri benar-benar menggambarkan seorang Tolisso. Saat melawan Koeln, ia melepaskan sepakan akurat dari depan kotak penalti. Menghadapi Hertha Berlin, Tolisso tiba-tiba berada di depan gawang untuk menyambut umpan Kingsley Coman dengan sundulan tajam.

Aspek defensifnya juga cukup oke pada dua laga itu. Bermain sebagai satu dari dua pivot dalam skema 4–2–3–1 dan 3–2–4–1 Nagelsmann, ia mampu mencatatkan 1,6 intersep per laga dan duel sukses dengan persentase 46%. Di antara gelandang lainnya, angka itu hanya kalah dari Kimmich dan Goretzka.

“Dia adalah pemain yang bagus yang sangat saya hargai. Belakangan ini ia tampil bagus,” tutur Nagelsmann. “Dari sudut pandang olahraga, dia sangat penting bagi tim kami, dan tentu saja kamu ingin terus bekerja dengan pemain seperti itu.”

Performa seperti itulah yang sebetulnya Bayern harapkan saat merekrutnya dari Lyon lima tahun silam.

Tolisso hari itu adalah Tolisso yang diprediksi menjadi bintang besar dunia. Carlo Ancelotti, yang memang memintanya secara khusus di Bayern, menyebut Tolisso berpeluang mengikuti jejak Xabi Alonso. Jean-Pierre Papin, sementara itu, menyamakan Tolisso dengan Toni Kroos.

Tak terlalu berlebihan karena saat masih di Lyon, Tolisso memang terlihat punya potensi untuk meraihnya. Kemampuannya dalam merancang serangan, terutama via umpan-umpan panjangnya, menjadi senjata andalan Lyon, terutama saat transisi menyerang.

Kualitas operan tersebut turut tergambar lewat kreasi peluangnya yang pada 2016–17 mencapai angka 41, serta assist yang berjumlah 5. Ia juga terbilang agresif dengan kemampuan bertahan yang lumayan, begitu pula dengan kemampuan mencetak golnya.

Foto: fcbayern.com

Sebelum langganan cedera, Tolisso masih sempat memeragakan semua kelebihan itu di Bayern, terutama soal mencetak gol. Kala itu ia sanggup membukukan sepuluh gol di seluruh kompetisi. Ini adalah buah dari kemampuannya bergerak dari lini kedua serta melepaskan tembakan jarak jauh.

Karena kemampuan itu pula, tak sekali-dua kali ia bermain sebagai gelandang serang, terlebih setelah Ancelotti mulai tak akur dengan Thomas Mueller. Bahkan kendati Ancelotti dipecat dan digantikan dengan Heynckes pada pertengahan musim, Tolisso masih jadi andalan.

“Dalam beberapa pekan terakhir, dia menunjukkan bahwa dia adalah pemain yang hebat. Hari ini, dia membuktikannya lagi dengan dua gol,” kata Heynckess setelah timnya mengalahkan Paris Saint-Germain pada babak grup Liga Champions, dilansir FourFourTwo.

Lantaran Tolisso kembali menunjukkan semuanya, kabarnya Bayern mulai berubah pikiran. Meski begitu, apakah menggantungkan harapan kepada pemain yang rawan cedera adalah keputusan bijak? Jangan lupa bahwa untuk peran yang sama, Bayern punya Goretzka yang juga rawan cedera.