Dari Sisi Kiri, Guerreiro Beri Bukti

Foto: @raphaelguerreiro14.

Di luar nama Erling Haaland dan Marco Reus, ada nama Raphael Guerreiro yang patut diberi apresiasi.

Bagi Hans-Joachim Watzke, tidak ada yang lebih melelahkan ketimbang mengurus kedatangan dan kepergian pemain di musim panas. Sejak menjadi CEO Borussia Dortmund pada 2005, barangkali musim panas 2016 yang paling membuat kepalanya pening.

Saat itu, ada tujuh pemain yang pergi meninggalkan Dortmund dan 11 pemain baru yang mereka datangkan. Proses kepergian dan kedatangan pun amat rapat. Tidak heran, Watzke sampai berkata, “Tidak ada waktu istirahat selama musim panas ini.”

Raphael Guerreiro jadi satu dari 11 pemain yang bergabung dengan Dortmund saat itu. Ia diboyong Dortmund dari Lorient dengan nilai 12 juta euro. Ia menjadi pemain Portugal kedua yang didatangkan oleh Dortmund sejak Paulo Sousa, 1996 lalu.

***

Le Blanc-Mesnil dikenal sebagai pusatnya para imigran Afrika dan Portugal di Paris. Mayoritas imigran tersebut bekerja sebagai tenaga kasar di pabrik. Ayah Guerreiro, Adelino, adalah salah satunya.

Sepulang kerja, Adelino nyaris selalu menghabiskan waktunya untuk bermain sepak bola. Di akhir pekan, ia rutin bermain di klub amatir yang dibentuk oleh komunitas pekerja pabrik tempatnya bekerja.

Guerreiro jadi salah satu orang rutin menyaksikan penampilan Adelino dari bangku penonton. Ibu Guerreiro, Claudine, mengisahkan bahwa di setiap akhir pekan, Guerreiro selalu merengek untuk menyaksikan ayahnya bermain.

Hobi Adelino akhirnya menarik perhatian Guerreiro. Pelan-pelan, ia meminta untuk diajari bermain sepak bola. “Saya pikir ini hanya akan jadi hobi sesaat karena semua saudara laki-lakinya juga bermain sepak bola,” kata Adelino kepada Cofino.

Kenyataannya, apa yang dipikirkan oleh Adelino tidak terjadi. Blanc-Mesnil Sport Football jadi klub pertama Guerreiro. Ia menimba ilmu sepak bola di sana sejak usia enam tahun. “Hanya dia yang serius bermain di sepak bola ketimbang saudaranya yang lain,” ujar Adelino.

Keputusan Claudine dan Adelino untuk memberikan kesempatan Guerreiro berlatih sepak bola menjadi tepat. Pada usia 12 tahun, Guerreiro mendapatkan undangan untuk bersekolah di akademi sepak bola paling masyhur di Prancis, Clairefontaine.

Setelah tiga tahun menimba ilmu Clairefontaine, Guerreiro akhirnya memilih untuk bergabung akademi klub profesional. Menurut Adelino, ada banyak klub yang menawari anaknya bergabung, mulai dari Stade Malherbe Caen, RC Lens, AJ Auxerre, dan Le Havre.

“Saat itu, kami hampir memilih Lens karena punya banyak pengalaman dalam memproduksi pemain muda. Namun, kami membiarkan ia memilih dan akhirnya ia memutuskan untuk bergabung dengan Caen,” kata Adelino.

Caen tidak seperti Lens. Mereka tidak punya tradisi melahirkan anak-anak berbakat. Menurut mantan kepala akademi Caen, Franck Dumas, tim junior mereka bahkan kerap jadi bulan-bulanan tim lain.

Semua berubah saat Guerreiro masuk. “Satu yang saya ingat, kami bahkan sempat mengalahkan tim junior Lens yang saat itu diperkuat oleh Raphael Varane dan Geoffrey Kondogbia,” kata Dumas. "Dribel yang ia lakukan dari sisi kiri 

Menurut Dumas pula, Guerreiro jadi satu-satunya pemain akademi Caen saat itu yang progresnya amat cepat. “Caen tidak bisa melakukan apa-apa kecuali melepaskannya saat Loic Fery datang untuk merekrutnya,” kata Dumas.

Fery adalah pebisnis sekaligus pemilik FC Lorient. Menurut Le Parisien, Fery tidak pernah menyaksikan Guerreiro bermain. Satu alasan mengapa akhirnya ia berani adalah rumor yang menyebutkan bahwa Olympique Marseille dan Lille tertarik mendatangkan Guerreiro.

***

Thomas Tuchel percaya bahwa Guerreiro bakal menjadi salah satu senjata. Tuchel makin percaya diri saat Guerreiro mampu bermain sama apiknya, baik saat ditempatkan di pos bek kiri dan gelandang tengah.

Musim pertama Guerreiro di Dortmund berakhir manis. Tangan dingin Tuchel membuatnya jadi bek dan gelandang paling tajam di Dortmund saat itu. 2,9 tekel dan intersep yang ia catat juga jadi yang paling tinggi.

Penampilan Guerreiro menurun sepeninggal Tuchel. Cedera dan inkonsistensi jadi masalah terbesar. Di bawah kendali Peter Bosz dan Peter Stoger, ia tak banyak mendapatkan kesempatan.

Sepeninggal Stoger pada 2018, Dortmund menunjuk Lucien Favre. Di musim panas, Zorc meminta Favre menyeleksi pemain yang harus dibuang. Kabarnya, Guerreiro jadi salah satunya. Minimnya kontribusi pada musim sebelumnya jadi penyebabnya.

“Dia jadi pemain yang datang paling akhir di sesi pramusim. Kami berbincang panjang lebar mengenai musim 2018/19. Setelah pembicaraan tersebut, saya merasa bahwa ia punya potensi untuk tampil lebih baik,” kata Favre kepada Eurosport.

Selama memegang Dortmund, Favre menggunakan pola 3-4-2-1 sebagai pola utama. Guerreiro ditempatkan sebagai wingback kiri. Meski demikian, ia tidak murni sebagai wingback, melainkan inverted wingback.

Saat Dortmund membawa bola di daerah permainan lawan, area bermain Guerreiro cukup luas, Sisi kanan hingga tengah pertahanan lawan. Di setiap area, tugas Guerreiro berbeda: Saat di sisi kanan pertahanan lawan, ia diharuskan naik setinggi mungkin. Sementara di tengah, ia ditugaskan untuk menjadi pemantul bola untuk para gelandang serang.

Pilihan tersebut berhasil. Catatan Guerreiro menanjak. Nyaris dua musim Favre di Dortmund, Guerreiro menciptakan 10 gol dan delapan assist. Pada musim 2018/19, ia bahkan mencetak 0,65 goal-creating actions per 90 menit dan jadi paling tinggi di antara bek lain di Bundesliga.

Catatan apik Guerreiro berlanjut meski kini Dortmund dipegang Marco Rose. Meski pola yang digunakan oleh Rose berbeda dengan Favre, rasanya Guerreiro tetap jadi kunci permainan Dortmund.

Sejauh ini, Rose telah menggunakan empat pola berbeda di Bundesliga, 4-3-1-2, 4-3-3, 4-2-3-1, dan 4-3-2-1. Namun dari empat pola tersebut, tugas Guerreiro tetap serupa, inverted wingback. Tak ada perubahan signifikan membuat ia makin matang. Dua gol sudah ia buat dalam dua laga Bundesliga terakhir.

***

Guerreiro jadi satu-satunya pemain dari 11 nama yang didatangkan oleh Dortmund pada 2016 yang masih bertahan. Ia bukan lagi bocah dianggap remeh. Ia sekarang adalah tumpuan Dortmund di sisi kiri.

Sebagai tambahan, 10 musim lalu, saat Dortmund menjuarai Bundesliga, penampilan Marcel Schmelzer di posisi bek kiri juga amat luar biasa. Melihat penampilan Guerreiro sekarang, apakah Dortmund bisa kembali mendapatkan gelar juara?