Deru Mesin Volkswagen yang Menyala Lagi di Wolfsburg

Foto: Twitter @VfLWolfsburg_EN.

Sejarah VfL Wolfsburg belumlah panjang. Namun, dalam perjalanan yang belum panjang itu, mereka sudah merasakan pasang dan surut.

Tujuan Adolf Hitler pada 1933 sebenarnya sederhana. Melihat rakyat Jerman yang hanya mampu membeli motor sebagai alat transportasi, ia mengeluarkan sebuah terobosan baru bernama 'Mobil Rakyat', atau dalam bahasa Jerman disebut ‘Volkswagen’.

Dalam benak Hitler, mobil rakyat ini nantinya berbentuk standar, berkapasitas 2 orang dewasa dan 3 orang anak, plus memiliki kecepatan maksimal 100 km/jam. Ferdinand Porsche, desainer Mercedes, ditunjuk menjadi sosok yang bertanggung jawab mengembangkan proyek ini.

Hasilnya ciamik. Mobil hasil desain Porsche ini sudah memiliki mesin pendingin udara, punya 4 silinder, dan--tidak seperti kebanyakan mobil--mesin mobilnya terletak di belakang. Mobil inilah yang kemudian kita kenal sampai saat ini sebagai ‘Volkswagen’.

Sebuah kota khusus bahkan sampai ditunjuk sebagai pusat pabrik Volkswagen ini pada Mei 1938. Namanya adalah Kdf-Stadt. Ia jadi tempat tinggal bagi para karyawan pabrik Volkswagen. Dalam perkembangannya, terutama setelah Perang Dunia II, kota ini berganti nama menjadi Wolfsburg.

Sejak 1940 hingga kini, sudah banyak jenis mobil yang diproduksi oleh Volkswagen, mulai dari Beetle, Polo, Phaeton, hingga yang terbaru mereka juga memproduksi New Beetle yang lebih ramah lingkungan secara bahan bakar.

Seiring dengan geliat Volkswagen yang bangkit pada 1940-an, muncul pula sebuah klub sepak bola di sana. Nama dari klub itu adalah VfL Wolfsburg.

***

Dibandingkan tim-tim Jerman yang lain, Wolfsburg bisa disebut sebagai sebuah tim baru. Di awal-awal masa berdirinya, Wolfsburg lebih banyak berkutat di kompetisi sepak bola lokal. Krisis finansial adalah sesuatu yang lazim terjadi di Wolfsburg.

Barulah pada era 1990-an, Wolfsburg mulai menemukan konsistensi. Laiknya Volkswagen yang mulai menderu, suara mesin Wolfsburg mulai terasa gaungnya di kompetisi sepak bola Jerman. Mereka mampu lolos ke 2. Bundesliga, kompetisi level kedua sepak bola Jerman.

Beranjak pada 1997, mereka bahkan lolos ke Bundesliga. Memasuki era 2000-an, Wolfsburg makin menggila. Mereka mampu lolos ke Piala UEFA dan Piala Intertoto. Pada 2003, mereka bahkan mampu lolos ke final Piala Intertoto, sebelum akhirnya kalah oleh Perugia.

Puncak prestasi Wolfsburg terjadi pada musim 2008/09. Di bawah asuhan Felix Magath, mereka mampu menggondol titel Bundesliga pertama bermodalkan pemain-pemain potensial macam Grafite, Edin Dzeko, dan Zvjezdan Misimovic.

Namun, selepas prestasi fenomenal pada musim 2008/09, Wolfsburg kembali meredup. Mereka kesulitan bersaing dengan tim-tim lain seperti Bayern Muenchen dan juga Borussia Dortmund, yang mulai menunjukkan taji di bawah asuhan Juergen Klopp.

Sempat bangkit pada musim 2014/15 dan 2015/16, ketika nama-nama macam Kevin De Bruyne, Andre Schuerrle, Bas Dost, Julian Draxler, Dante, Ricardo Rodriguez, serta Naldo ada di klub, setelahnya Wolfsburg kembali mati suri.

Mulai musim 2018/19, perlahan mesin Volkswagen di Wolfsburg kembali berbunyi. Kini, di bawah asuhan Oliver Glasner, mereka mulai menapaki jalan lagi menuju papan atas Bundesliga.

***

Bersama Glasner, Wolfsburg menerapkan pendekatan yang unik. Memang, sejatinya pendekatan ini lazim diterapkan tim-tim Bundesliga lain, yaitu pressing tinggi dan juga permainan yang direct, plus mengandalkan umpan-umpan vertikal. Mereka juga punya counter-pressing yang apik.

Akan tetapi, ada tiga hal berbeda yang diterapkan Glasner bersama Wolfsburg. Pertama, adalah bentuk segitiga saat membangun serangan dari bawah. Dengan bentuk segitiga ini, mereka bisa memancing lawan sekaligus mencari ruang untuk meneruskan serangan.

Kedua, hadirnya sosok Wout Weghorst [Baca Juga Profilnya di: Mimpi Wout Weghorst]. Selain menjadi pencetak gol terbanyak sementara untuk Wolfsburg di Bundesliga dengan 12 gol, ia menjelma sosok esensial dalam setiap serangan Wolfsburg. Kemampuannya meneruskan progresi serangan via duel udara membuat Wolfsburg punya opsi lain saat permainan direct mereka terhenti.

Per WhoScored, Weghorst jadi pemain dengan rata-rata duel udara sukses tertinggi di Wolfsburg, yakni 3,1 kali. Ia juga memenangi 66,3% duel udaranya di Bundesliga musim ini. Hal itu jadi sebuah nilai plus dalam skema permainan Wolfsburg.

Ketiga, skema pertahanan Wolfsburg. Mereka memang hobi menekan dengan tinggi. Namun, ketika bertahan, Wolfsburg jadi tim yang solid. Saat bertahan, mereka akan menerapkan skema dasar 4-4-2 dengan blok tengah. Jadi, dua gelandang serang akan merapat ke arah Weghorst, sedangkan dua pemain sayap merapat ke tengah.

Tidak jarang, mereka juga menerapkan skema dasar 4-3-3 asimetris saat lawan coba menerobos dari sayap. Dengan begitu, blok yang awalnya menumpuk di tengah, perlahan mulai bergeser ke sayap, sekaligus mempersempit peluang lawan untuk menerobos masuk ke tengah.

Berkat skema ini, Wolfsburg pun jadi tim dengan total kebobolan paling sedikit ketiga di Bundesliga, bersama RB Leipzig dan Bayer Leverkusen. Pertahanan kuat ini juga yang menopang permainan Wolfsburg pada musim 2020/21.

***

Deru mesin Volkswagen sudah kembali menyala. Sempat terhenti karena pandemi COVID-19 yang melanda Jerman, pabrik Volkswagen di Wolfsburg sudah kembali beroperasi pada April 2020.

Sejalan dengan hal itu, Wolfsburg pun kini sudah kembali bangkit dan mampu duduk di papan atas klasemen Bundesliga 2020/21. Pertanyaannya, sampai kapankah deru mesin ini akan terus menyala? Akankah ia mati lagi dan harus diperbaiki seperti kemarin-kemarin?