Di Balik Tajamnya Angel Correa

Foto: @angelcorrea32.

Belum fitnya Luis Suarez membuka mata Atletico Madrid bahwa mereka tetap bisa tampil trengginas. Salah satunya berkat performa ciamik Angel Correa.

Bahkan hingga detik-detik terakhir bursa transfer, Atletico Madrid masih mendatangkan pemain anyar dalam wujud Antoine Griezmann. Pemain asal Prancis itu mereka rekrut dengan status pinjaman dari Barcelona. Dengan begini, ada lima pemain yang Atletico datangkan: Selain Griezmann, ada Rodrigo De Paul, Matheus Cunha, Marcos Paulo, dan Benjamin Lecomte.

Tentu saja, kehadiran nama-nama itu bakal bikin Atletico makin mengerikan, terutama dalam hal kedalaman skuat. Namun, kemenangan sesungguhnya bagi mereka pada bursa transfer musim panas yang gila ini justru berupa keberhasilan mempertahankan para pemain kunci.

Kenapa? Sebab lewat para pemain kunci itulah Atletico menggamit gelar La Liga 2020–21.

Ada satu nama yang patut dikedepankan dari sini: Angel Correa.

Musim lalu, sembilan gol yang ia cetak membuat Correa jadi pemain dengan jumlah gol terbanyak ketiga buat Atletico di La Liga. Jumlah itu cuma kalah banyak dari Marcos Llorente yang punya 12 gol dan 11 assist serta Luis Suarez dengan torehan 21 gol dan 3 assist.

Tak berlebihan jika akhirnya Diego Simeone menyebut Correa sebagai kepingan penting timnya saat merengkuh juara. Terlebih, Correa kerap muncul jadi pembeda dalam momen-momen buntu, seperti saat menjadi penentu kemenangan ketujuh beruntun mereka atas Getafe musim lalu.

Performa ciamik pemain asal Argentina itu tak lepas dari taktik Diego Simeone. Dalam skema 3–1–4–2, Correa berperan sebagai satu dari dua penyerang. Dari situ, ia banyak bergerak dari lini kedua sebagai second striker, sedangkan Suarez yang jadi tandemnya berperan sebagai poacher.

Pada momen-momen tertentu, tak jarang ia sampai bergerak di salah satu dari kedua sisi untuk turut membantu menginisiasi serangan. Itulah kenapa, selain jumlah golnya yang cukup banyak, Correa juga rutin menciptakan assist. Ada sembilan assist yang ia bikin musim lalu.

Musim ini, setidaknya pada tiga pertandingan awal La Liga, hal demikian tak berlaku sepenuhnya. Salah satunya karena keputusan Simeone untuk memarkir Suarez. Saat melawan Celta Vigo dan Elche, pemain asal Uruguay itu memulai laga dari bangku cadangan.

Keputusan tersebut mulanya jadi masalah. Pasalnya, Suarez adalah satu-satunya penyerang "nomor sembilan" yang ada di skuat Atletico. Namun, mau bagaimana lagi, Simeone tak punya pilihan lantaran Suarez belum mencapai performa dan fisik terbaiknya.

Ditambah Joao Felix yang tengah mengalami cedera, Simeone lantas memainkan Carrasco untuk menemani Correa sebagai duet di lini terdepan Atletico. Yang juga ikut berubah: Peran Correa. Karena tak ada Suarez, dialah yang banyak bertugas menggantikan.

Pada dasarnya Correa masih sering bergerak ke sana-sini. Yang membedakan, intensitasnya tak setinggi saat bersama Suarez. Akan jadi masalah jika dia tetap bermain dengan cara demikian karena berpotensi menimbulkan kekosongan di kotak penalti.

Terlebih, Carrasco yang jadi rekan duetnya cenderung lebih banyak bergerak mobile ketimbang membuka ruang dan mengisi kotak penalti. Pada dua laga awal La Liga musim ini, heatmap-nya menunjukkan bahwa Carrasco banyak beroperasi dari sisi kiri penyerangan.

Di sisi lain, Correa yang sebetulnya juga memiliki mobilitas tinggi, punya kemampuan membaca bola dan membuka ruang yang oke sehingga dia lebih cocok bermain sebagai penyerang dengan peran ujung tombak. Simeone juga mengatakan bahwa peran itu membuatnya lebih nyaman.

“Kami selalu menempatkannya di posisi yang dapat membuatnya memberi banyak hal kepada kami. Correa sekarang memiliki lebih banyak kekuatan yang memberinya ketenangan pikiran. Itu juga memberinya lebih banyak kepercayaan diri,” tutur Simeone.

Yang bikin Correa sukses menjalankan peran itu adalah respons cepatnya saat Atletico merebut penguasaan bola dari lawan. Tiap kali momen itu terjadi, Correa akan segera mencari ruang bebas untuk menerima umpan. Puncaknya saat ia mencetak satu-satunya gol pada laga tersebut.

Tepat ketika Rodrigo De Paul merebut bola, Correa bergerak menjauhi penjagaan Pedro Bigas, bek tengah Elche. De Paul yang melihat pergerakan Correa langsung melepaskan umpan panjang. Lewat kecepatannya, Correa mengejar bola itu sebelum mencetak gol ke gawang Elche.

Gol itu juga menggambarkan aspek positif lainnya dari Correa sejauh musim ini bergulir: Efektivitas. Pada laga tersebut, Correa cuma melepaskan satu tembakan. Hasilnya, ya, gol itu tadi.

Secara keseluruhan, Correa melepaskan 8 sepakan musim ini. Karena pemain berusia 26 tahun itu sudah mencetak tiga gol, itu berarti efektivitasnya di depan gawang menyentuh angka 38 persen. Jauh melampaui angka musim lalu yang cuma 17 persen.

Agar Lepas dari Ketergantungan terhadap Suarez

Terlepas dari kesuksesan mereka musim lalu, Simeone sadar bahwa timnya memiliki ketergantungan terhadap Suarez. Catatan 21 golnya musim lalu hampir menyentuh setengah dari total 65 gol Atletico di La Liga. Bahkan Llorente yang jadi pencetak gol terbanyak kedua cuma bikin 12 gol.

Jika hari sedang baik, tak ada masalah berarti dengan hal tersebut. Yang jadi soal adalah saat Suarez sedang tampil buruk atau ketika ia dikawal ketat. Simak saja catatan musim lalu: Semua kekalahan yang Atletico derita terjadi ketika Suarez tak mencetak satu gol pun.

Ditepikannya Suarez pada dua pertandingan awal La Liga musim ini, yang semuanya berujung kemenangan, sebetulnya bermula karena kondisi mendesak. Mengingat Suarez yang belum fit nian, Simeone coba menduetkan Correa dengan Carrasco.

Namun, dua pertandingan itu, terutama performa Correa, bisa saja membuka mata Simeone bahwa timnya tetap bisa berbuat banyak tanpa Suarez. Lagi pula bukan keputusan bijak jika Atletico terus bergantung kepada pemain yang kini sudah berusia 34 tahun.

Perlu dicatat pula bahwa Atletico punya banyak opsi di lini depan musim ini. Oke, tak satu pun yang bertipikal sama dengan Suarez. Cunha, Griezmann, Felix, bahkan Correa itu sendiri. Semuanya lebih cocok disebut sebagai second striker ketimbang penyerang nomor sembilan murni.

Meski begitu, setidaknya mereka bisa memberi warna baru dan banyak variasi bagi lini serang Atletico. Correa sudah membuktikannya lewat tiga gol yang sejauh ini dia cetak.