Diaz, Tonali, dan Kekuatan Lini Tengah Milan

foto: @acmilan.

AC Milan tampil baik di dua laga awal Serie A. Salah satu kuncinya adalah kekompakan dan saling melengkapi di pos tengah.

Ada masa di mana AC Milan sangat jor-joran di bursa transfer. Musim 2017/18, misalnya, Milan menghabiskan dana hampir 200 juta euro untuk membeli pemain-pemain seperti Andre Silva, Leonardo Bonucci, dan Hakan Calhanoglu.

Namun, gelontoran uang yang sedemikian banyak tak mampu menghasilkan prestasi ke Rossoneri. Semuanya kering. Sudah tak ada hasil, performa di lapangan pun naik-turun. Musim itu, Milan tak bisa mendapatkan tiket Liga Champions karena cuma finis di posisi keenam.

Banyak faktor yang membuat Milan tak bisa berprestasi meski sudah belanja banyak. Salah satunya adalah tidak ada perencanaan yang matang menyoal gaya main yang ingin dimainkan sang pelatih dan tipe pemain yang dibutuhkan.

Bagusnya, Milan sadar. Mereka kemudian berbenah. Demi mengembalikan klub ke jalur yang tepat dan berjalan dengan cara yang benar, Il Diavolo lalu menunjuk sang legenda, Paolo Maldini, sebagai Direktur Teknik pada 2018. Dari situ, Milan mulai terlihat menata timnya dengan sangat baik.

Rossoneri tak lagi menghadirkan pemain-pemain uzur. Pada bursa transfer musim 2019/20, Milan mulai mendatangkan pemain-pemain berusia muda. Theo Hernandez, Franck Kessie (dengan status permanen setelah sebelumnya berada di skuad dengan status pinjaman selama dua musim) Sandro Tonali, dan Brahim Diaz adalah beberapa nama pemuda yang berhasil Milan dapatkan. Mereka tetap mendapatkan bimbingan dari para senior semisal Simon Kjaer, Zlatan Ibrahimovic, hingga yang terbaru adalah Olivier Giroud.

Hasilnya pun mulai terlihat. Musim 2021/22, Milan kembali bermain di Liga Champions usai tujuh musim absen. Kepercayaan Stefano Pioli kepada pemain muda menjadi salah satu faktor kebangkitan Milan. Musim ini, Pioli berani menjadikan Sandro Tonali dan Brahim Diaz tulang punggung di lini tengah Milan.

***

Milan tampil meyakinkan pada dua laga awal Serie A. Di markas Sampdoria, mereka menang dengan skor 1-0. Lalu, saat bermain di kandang sendiri melawan Cagliari, Milan menang telak dengan skor 4-1.

Pada dua pertandingan tersebut, Milan tak mengubah susunan 11 pemain awalnya. Turun dengan pola 4-2-3-1, Milan memaksimalkan potensi Diaz dan Tonali sebagai pengatur irama permainan.

Banyak yang menyebut Tonali merupakan titisan Andrea Pirlo. Tak cuma dari cara bermain, perawakan Tonali dengan rambut gondrongnya mengingatkan pendukung Milan akan legenda mereka tersebut.

Nyatanya, kemiripan tersebut bukan halusinasi belaka. Dari sisi atribut, Tonali punya kemampuan untuk menjadi salah satu gelandang komplet yang dimiliki Milan. Visi bermainnya cukup jelas, ia juga ditunjang dengan kemampuan passing dan dribel yang sangat baik.

Kemampuan operan dan dribelnya ini yang membuat Milan beruntung. Sebab, dengan begitu, Tonali bisa membantu Milan keluar dari pressing lawan ketika menerima bola di kedalaman. Sejauh ini, Tonali sudah membuat 75 operan untuk Milan; akurasinya cukup baik, yakni ada di angka 85,33 persen. Tak cuma itu, dari total jumlah operan itu ia juga mencatatkan 21 forward passes, yang artinya ia juga cukup bagus untuk melakukan progresi bola.

Pemain yang masih berusia 21 tahun itu pun bisa menjadi pilihan eksekutor bola mati Milan. Satu gol via tendangan bebas ia bukukan saat Milan menumbangkan Cagliari di giornata kedua Serie A. Lantas, beberapa pendukung Milan pun iseng membandingkan adegan tendangan bebas Tonali dengan tendangan bebas Pirlo.

Kehadiran Tonali membantu kinerja Brahim Diaz yang bermain di belakang penyerang. Diaz sendiri sudah membuat satu gol dan satu assist untuk Milan sejauh musim ini berjalan.

Pemain pinjaman dari Real Madrid itu bisa menjadi alternatif pilihan Milan di lini depan. Sebab, Diaz memiliki kemampuan memanfaatkan ruang dengan baik lewat penempatan posisinya yang akurat. Saat melawan Sampdoria, Diaz memperlihatkan kemampuan tersebut. Ia berhasil masuk dalam ruang yang dibuka oleh Giroud. Gol pun berhasil ia ciptakan.

Adanya Diaz membuat opsi pemain Milan di kotak penalti lawan menjadi banyak. Belum lagi kemampuan dua winger-nya yang akan bergerak ke dalam untuk mempersilakan dua bek tepi aktif menyerang.

Dalam pola 4-2-3-1 yang diterakan Pioli, Tonali dan Diaz saling berkelindan. Lewat kemampuan menyerang yang baik, Tonali bisa membantu Diaz dalam menginisiasi serangan Milan. Tonali juga bisa mengisi pos Diaz yang kerap berada di dalam kotak penalti lawan. Dari situ, Milan tak akan kehilangan opsi saat melakukan serangan.

Tak cuma itu, pergerakan dan penempatan posisi Tonali dan Diaz membuat Milan memiliki opsi banyak saat membangun serangan dari belakang. Keduanya bisa membuka jalur umpan dan memudahkan para pemain bertahan Milan.

Tonali dan Diaz juga membuat serangan Milan lebih atraktif dan bervariasi. Sebab, keduanya juga punya kecepatan dan dribel yang mumpuni untuk bisa merusak sistem pertahanan lawan.

Namun, ingat juga bahwa kehadiran Rade Krunic cukup membantu kinerja Tonali dan Diaz. Krunic akan berperan menjaga kedalaman serta memutus alur serangan lawan ketika kedua rekannya itu naik untuk membangun serangan.

Pada laga melawan Cagliari, Krunic bisa tampil cemerlang. Ia bisa dengan baiknya membaca serangan lawan dan mengamankan area pertahanan.

Menariknya, Milan tak cuma piawai menyerang dari sisi tengah. Dua bek tepinya, yakni Davide Calabria dan Theo Hernandez, tak segan-segan berada di area pertahanan lawan saat Milan menguasai bola.

Keduanya sudah menyumbangkan masing-masing satu assist untuk Milan sejauh ini. Banyaknya pilihan saat menekan membuat Milan akan sangat sulit untuk dihentikan.

***

Trio gelandang Milan di dua pertandingan Serie A bisa bekerja dengan sangat baik. Mereka saling melengkapi satu sama lain dan membuat lini tengah Milan semakin kokoh.

Bagusnya, Milan juga punya para gelandang lain yang memiliki kualitas sama baiknya. Kessie dan Ismael Bennacer adalah dua nama yang bisa diandalkan Milan juga. Juara Liga Champions tujuh kali itu juga baru mendapatkan Temoue Bakayoko dengan status pinjaman dari Chelsea.

Persaingan sehat bisa tercipta di lini tengah Milan. Siapa yang gembira dengan ini? Stefano Pioli tentunya.