Duit, Duit, Duit: Soal Gelimang Uang di Liga Champions

Foto: Twitter @ChampionsLeague

Liga Champions bukan hanya kompetisi yang menawarkan nama besar, tapi juga hadiah yang melimpah.

Uang dan Liga Champions Eropa adalah dua variabel yang sulit untuk dipisahkan. Boleh saja klub-klub berkelakar alasan mereka bermain di sana untuk menjadi juara, tapi, tentu saja, hadiah yang ditawarkan amat sayang untuk dilepaskan.

Liga Champions dikenal sebagai kompetisi sepakbola dengan hadiah yang paling menggiurkan. Dalam penjelasan yang diberikan oleh UEFA, maksimal keuntungan yang didapatkan oleh satu klub di fase grup bisa mencapai 82,45 juta euro, di luar pemasukan lain seperti hak siar televisi.

Angka tersebut jauh di atas jumlah yang bisa didapatkan oleh klub juara Liga Europa yang hanya 21,34 juta euro. Selain itu juga, jauh lebih besar dari yang bisa didapatkan oleh klub juara Copa Libertadores, yakni 21,154 juta euro.

Skema Pemasukan Liga Champions


Swiss Ramble, blog yang membahas sepakbola khusus dari segi bisnis, pernah menjelaskan skema pemasukan yang bisa didapatkan oleh klub dari Liga Champions. Pemasukan klub dari Liga Champions diperkirakan mencapai 1,95 miliar euro.

Skema pemasukan diatur oleh UEFA selaku pelaksana Liga Champions. Dalam penjelasan UEFA, total biaya tersebut dibagi ke dalam empat hal, partisipasi, performa, koefisien klub, dan hak siar televisi.

  • Partisipasi

Menurut UEFA, partisipasi menyumbang 25% dari total pemasukan yang bisa didapatkan oleh klub yang berlaga di Liga Champions. Jumlahnya disebut mencapai 488 juta euro atau 15,25 juta euro per tim.

  • Performa

Hak kedua yang bisa didapatkan oleh sebuah klub yang berlaga di Liga Champions adalah hak performa yang diperkirakan . Pada fase grup, pemasukan jenis ini ditentukan dari hasil pertandingan yakni, menang dan imbang.

Di fase grup, fresh money senilai 2,7 juta euro akan dikeluarkan untuk sebuah pertandingan. Apabila pertandingan tersebut berakhir dengan menang-kalah, pemenang akan mendapatkan 2,7 juta euro, sementara tim yang kalah tidak mendapatkan apa-apa.

Skema di atas akan berubah apabila laga berakhir dengan skor imbang. Jika berakhir imbang, masing-masing tim akan mendapatkan 900 ribu euro, sementara 900 ribu euro sisanya akan ditabung dan didistribusikan kepada tim yang di klasemen akhir paling banyak menang.

Format pembagian berubah lagi di fase gugur. Di sini, uang akan diberikan di akhir fase, yakni pemenang 16 besar mendapatkan 9,5 juta euro, perempat final 10,5 juta euro, semifinal 12 juta euro, finalis 15 juta euro, dan juara 19 juta euro.

  • Koefisien Klub

30% pemasukan lain didapatkan oleh klub berdasarkan koefisien klub mereka selama 10 musim terakhir. Diperkirakan total pemasukan dari segi ini mencapai 585 juta euro dengan pemasukan per koefisien senilai 1,108 juta euro.

Melihat Liga Champions musim ini, Real Madrid bisa jadi klub dengan pemasukan tertinggi dengan total pendapatan 35,22 juta euro. Sementara, yang paling rendah adalah Ferencvaros, dengan kemungkinan pendapatan senilai 1,10 juta euro.

  • Hak Siar

Pemasukan lain yang bisa didapatkan oleh klub adalah lewat hak siar televisi. Dalam model ini, ada dua faktor yang diperhitungkan oleh UEFA, yakni performa tim di kompetisi domestik musim sebelumnya dan total pertandingan yang mereka mainkan di Liga Champions musim berjalan.

Bagaimana Pemasukan Liga Champions di Tengah Pandemi


Melihat apa yang terjadi di atas, potensi tiap klub untuk mendapatkan pemasukan tambahan memang besar. Namun, melihat kondisi sekarang, tampaknya hal tersebut tidak akan terjadi.

Menurut The Times, UEFA melakukan pengurangan pemasukan untuk klub yang berlaga di Liga Champions dan Liga Europa. Pengurangan ini disebabkan oleh penurunan nilai hak siar dan sponsor akibat berkurangnya pekan pertandingan.

UEFA menyebutkan bahwa mereka kehilangan 666 juta euro dari Liga Champions dan Liga Europa musim lalu. Untuk mengurangi beban tersebut, mereka akan memberlakukan penurunan angka pemasukan sekitar 4% selama 5 musim.

Langkah UEFA tidak cuma itu, demi mendapatkan pemasukan tambahan, mereka disebut akan menambah jumlah tim dari 32 menjadi 36 per musim 2024/25. Selain itu, ada juga rencana untuk menerapkan format satu pertandingan pada fase gugur.