Dusan Vlahovic, Hadiah dari Serbia untuk Serie A

Foto: @acffiorentina

Di usia yang baru menginjak 21 tahun, Dusan Vlahovic berhasil menyihir Serie A lewat ketajamannya.

Anda tidak perlu heran jika belum pernah mendengar nama penyerang muda Fiorentina, Dusan Vlahovic. Vlahovic baru masuk ke dalam buku tentang anak-anak ajaib di sepak bola setahun belakangan.

Ketajaman di depan gawang lawan menjadi alasan utama Vlahovic mulai tenar. Ia berhasil mencetak lima gol dari lima pertandingan terakhir, termasuk satu gol ke gawang Juventus akhir pekan lalu.

Sinar Vlahovic sebenarnya telah diprediksi sejak lama. Pada usia 16 tahun, ia diturunkan mantan klubnya, Partizan Beograd, saat menghadapi Red Star Beograd. Penampilan tersebut menjadikannya sebagai pemain paling muda yang pernah turun dalam Eternal Derby.

***

Vlahovic tenar di dunia sepak bola profesional bersama Partizan saat ia berumur 15 tahun. Sebelum bergabung Partizan, ia pernah berada di akademi milik OFK Beograd dan Red Star. Tidak banyak catatan yang bisa ditemukan dari perjalanan Vlahovic di dua klub tersebut.

Menurut koran olahraga asal Beograd, Telegraf, kemampuan teknik dan fisik Vlahovic saat itu jauh di atas rekan seumurannya. Oleh karena itu, saat ia menginjak usia 15 tahun, ia diberikan kesempatan untuk ikut berlatih bersama tim utama Partizan.

Vlahovic baru mendapatkan kesempatan untuk masuk tim utama saat Ivan Tomic ditunjuk sebagai manajer. Keputusan Tomic memainkan anak berusia 15 tahun tersebut mendapatkan respons dari beberapa pemain senior, termasuk Valeri Bojinov.

Bojinov, yang pernah memperkuat Fiorentina, merasa heran dengan langkah Tomic. Namun demikian, ia tidak pernah meragukan kemampuan Vlahovic untuk bersaing dengan pemain yang usianya jauh lebih tua.

“Kami heran melihat keputusan Tomic,” kata Bojinov. “Namun, kami tidak sedikit pun meragukan kapasitasnya untuk bersaing. Ia punya cukup kekuatan untuk bersaing dengan pemain yang lebih berpengalaman.”

Pernyataan Bojinov seakan jadi tuntunan untuk pencari bakat milik klub-klub besar Eropa, termasuk Arsenal dan Juventus. Telegraf bahkan memergoki beberapa kali pencari bakat Arsenal yang hadir di pertandingan Partizan.

Bakat Vlahovic tidak terasah sepenuhnya di Partizan. Pemecatan Tomic pada akhir musim 2015/16 berdampak pada menit bermainnya. Kondisi tersebut membuatnya bersuara lantang dan meminta untuk dijual ke klub besar Eropa.

Fiorentina akhirnya mendapatkan tanda tangan Vlahovic lewat sistem pra-kontrak. Semula, proses transfer ini menjadi rumit karena Partizan sempat menolak tawaran pra-kontrak yang diajukan oleh Fiorentina. Partizan baru sepakat setelah Fiorentina mau menaikkan tawaran.

Partizan ternyata belum cukup puas dengan kesepakatan tersebut. Rasa kesal membuat mereka membekukan status Vlahovic. Hal ini membuatnya tidak pernah diturunkan oleh manajer Miroslav Dukic selama musim 2017/18.

“Kami masih terhitung sebagai pemilik sah Vlahovic. Oleh karena itu, kami berhak melakukan apa pun kepada dia,” jelas General Manager Partizan, Milos Vazura, tentang alibinya. Vlahovic baru secara resmi bergabung Fiorentina pada Februari 2018.

***

Menurut Bojinov, salah satu kelebihan Vlahovic adalah mental. “Ia punya keberanian dan kepercayaan diri yang luar biasa,” kata Bojinov kepada Telegraf. “Ini adalah kunci bagi Vlahovic untuk bersaing di klub besar.”

Kepercayaan diri membuat Vlahovic nyaman dibandingkan dengan Erling Haaland. Jika pemain lain merasa terbebani apabila dibandingkan, Vlahovic justru tidak. Ia bahkan menggunakan perbandingan sebagai kunci menuju kesuksesan.

“Saya selalu melihat permainannya (Haaland) dan mempelajari caranya bergerak dan menyelesaikan peluang. Mungkin ini terdengar naif, tapi saya yakin, dengan komitmen yang kuat, saya yakin bisa bersaing dengannya,” kata Vlahovic.

Tipikal permainan Vlahovic memang nyaris serupa dengan Haaland. Mereka memiliki tubuh yang kokoh dan tidak hanya menunggu di area pertahanan lawan. Mereka juga piawai memainkan banyak peran, meski cenderung banyak bermain sebagai target man.

Salah satu kelebihan Vlahovic yang membuatnya disejajarkan dengan Haaland kemampuan dribel. Mengandalkan fisik, dribel Vlahovic amat sulit untuk direbut. Ia juga amat liat saat lepas dari kawalan lawan.

Partai menghadapi Inter, akhir 2019, bisa menjadi contoh. Saat itu, dribelnya tak kuasa untuk dikejar oleh Milan Skriniar meski terus diganggu oleh bek asal Slovakia tersebut. Vlahovic menutup dribel tersebut dengan sebuah gol ke sisi kiri Samir Handanovic.

Meski demikian, melihat efektivitas saat menyelesaikan peluang, Vlahovic ada di bawah Haaland. Per musim ini, shot conversion Vlahovic mencapai 22,3%, sementara Haaland ada di angka 28%.

Vlahovic juga cenderung tak piawai mencetak gol lewat duel udara meski tinggi badannya mencapai 190 cm. Dari 19 kesempatan mencetak gol melalui sundulan, Vlahovic hanya dapat mencetak satu gol.

Sejauh ini, Vlahovic berhasil membuktikan diri dengan mencetak 17 gol dari 32 pertandingan. Bersama Simeon 'Simy' Nwankwo dari Crotone, Vlahovic mengganggu dominasi penyerang papan atas di tabel pencetak gol terbanyak Serie A. 

***

AC Milan dikabarkan menjadi dua tim yang paling berminat terhadap Vlahovic. Keputusan mereka tidak keliru karena Vlahovic piawai bermain dalam banyak peran yang mengharuskannya mengandalkan atribut tertentu.

Di Milan, Vlahovic pantas menjadi pengganti Zlatan Ibrahimovic yang tidak lagi muda. Kemampuan Vlahovic untuk menyambut umpan silang sesuai dengan gaya penyerangan Milan yang mengandalkan pemain sayap.

Masalah mungkin baru terjadi saat Vlahovic tidak biasa untuk bermain sendirian di kotak penalti lawan. Sebagai pemain yang amat mengandalkan ruang, Vlahovic kerap kesulitan saat harus ditugaskan berduel dengan dua atau tiga bek lawan.

Demikian halnya dengan keberadaan Hakan Calhanoglu di pos gelandang serang. Kebiasaan Calhanoglu mengirimkan umpan dari depan kotak penalti tak sesuai dengan kecenderungan Vlahovic yang lambat saat mencari ruang dari umpan terobosan.