Empati buat Emiliano

Ilustrasi: Arif Utama.

Memang sudah waktunya Emiliano Martinez berpijak di atas kakinya sendiri, tak lagi bergantung pada kesempatan yang datang jarang-jarang ketika kiper utama cedera.

Tulisan 'Jalan Nasib Kiper-Kiper Serep' diawali oleh kalimat-kalimat yang menohok: “Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan. Yang kedua, dilahirkan, tetapi mati muda. Dan yang tersial adalah menjadi kiper kedua apalagi ketiga atau keempat.”

Damian Emiliano Martinez pernah berkutat dalam kesialan tersebut. Sejak didatangkan dari Independiente pada 2010, Martinez tak pernah mendapat tempat sebagai kiper utama The Gunners.

Boro-boro jadi kiper utama atau serep, Martinez lebih sering disewakan Arsenal ke klub lain. Kalau dijumlah, sudah ada enam klub yang Martinez bela dengan status pinjaman.

Ada masanya Martinez dapat kesempatan main. Namun, itu pun hanya di kompetisi semisal Piala Liga atau Piala FA, arena yang tentunya tak diinginkan oleh Martinez. Pasalnya, ia ingin tampil terus setiap pekannya.

Namun, Martinez yakin suatu saat ada waktu untuk dirinya membuktikan kualitas sebagai kiper utama Arsenal. Kesempatan itu kemudian hadir pada musim 2019/20.

Bernd Leno, yang merupakan kiper utama Arsenal, mengalami cedera. Kiper asal Jerman itu salah mendarat saat Arsenal berjumpa Brighton di ajang Premier League, Juni 2020.

Ketika mendarat, setelah bertabrakan dengan Neal Maupay di udara, lutut kanan Leno menekuk ke dalam. Alhasil, eks kiper Bayer Leverkusen itu harus menepi selama enam minggu.

Cedera Leno menjadi berkah untuk Emi Martinez. Di situ, penantian selama hampir 10 tahun datang juga.

Martinez mendapat menit bermain yang banyak di Premier League. Catatannya selama bermain di Premier League pun cukup mengagumkan. Kiper asal Argentina itu mencatatkan tiga clean sheet dan kebobolan sembilan kali. Martinez juga membuat 34 penyelamatan dari 42 upaya ke arah gawang yang ia terima.

Bukan itu saja prestasi Martinez di musim tersebut. Penjaga gawang yang lahir pada 2 September 1992 tersebut juga membawa Arsenal menjadi juara Piala FA.

Pada turnamen sepak bola tertua di dunia itu, Martinez cuma tiga kali kebobolan dalam enam laga yang diikutinya. Pencapaian menjadi juara bak pembuktian yang memuaskan darinya.

Tak heran, usai memastikan diri jadi kampiun Piala FA, Martinez menangis terharu.

"Banyak orang bilang, ketika kamu bekerja keras, kamu akan mendapat hasilnya. Saya pikir saya mendapatkan itu hari ini. Saya bekerja sangat keras di Arsenal untuk mendapatkan kesempatan ini," ucap Martinez kepada BBC.

Sayangnya, apa yang sudah diberikan Martinez tak membuat sang pelatih, Mikel Arteta, tergugah. Ketika berada di persimpangan antara Leno dan Martinez, Arteta memilih Leno untuk tetap menjadi kiper utama The Gunners.

Atas keputusan tersebut, Martinez memilih hengkang. Aston Villa menjadi pelabuhan Martinez selanjutnya usai menebus dengan mahar sebesar 17 juta poundsterling kepada Arsenal.

Kepergian Martinez ini menimbulkan kritik kepada Arsenal. Meski banyak yang bilang juga kepergian Martinez adalah win-win solution.

Salah satu kritik datang dari eks kapten Arsenal, Tony Adams. Menurut Adams, tak seharusnya Arsenal merelakan Martinez cabut.

"Saya mempertanyakan kepergian Martinez. Menurut saya, itu adalah kesalahan. Saya pikir dia sudah dewasa dan tampil sangat baik musim lalu," ujar Adams seperti dilansir Sky Sports.

"Mengapa kalian, klub yang ingin memenangi Premier League, melepaskan salah satu penjaga gawang terbaik di negara ini? Saya tidak melihat itu sebagai keputusan yang baik," tambahnya.

Adams boleh meradang. Namun, kesempatan memang boleh jadi tidak datang dua kali. Alih-alih bertarung dengan Leno memperebutkan satu tempat, Martinez mendapatkan jaminan sebagai kiper utama di Aston Villa.

Ketika bergabung dengan Villa, usia Martinez sudah cukup matang, 27 tahun. Sudah waktunya ia berpijak di atas kakinya sendiri, tak lagi bergantung pada kesempatan yang datang jarang-jarang ketika kiper utama cedera.

Bersama Villa, penampilan Martinez semakin apik saja. Ia sudah mencatatkan 10 clean sheet dari 21 penampilan. Martinez cuma kalah dari Ederson Moraes yang sudah mencatatkan 13 kali nirbobol.

Malah, posisi Villa dan Martinez satu tingkat lebih baik dari Arsenal di papan klasemen sejauh ini. Villa menempati posisi kesembilan, sedangkan Arsenal berada satu tingkat di bawahnya.

Setelah, Martinez pergi, apa kabar dengan Arsenal? Bagaimana penampilan kiper Leno?

Leno mengawali musim ini dengan sedikit kepayahan. Well, sebetulnya bukan cuma Leno, sih, melainkan seluruh tim Arsenal memang terseok-seok di awal-awal musim. Bayangkan saja, Arsenal pernah tujuh laga secara beruntun gagal meraih kemenangan.

Rentetan buruk itu memancing persoalan. Ada yang menyesali mengapa Martinez dibiarkan hengkang ke Villa. Padahal, kesulitan Arsenal bukan salah Leno semata.

Namun, Arsenal perlahan bangkit. Leno juga turut andil di dalamnya. Leno pernah mencatatkan empat clean sheet beruntun. Pada masa itu, Arsenal juga menorehkan tujuh laga tanpa terkalahkan.

Sekarang, Leno sudah mencatatkan delapan clean sheet untuk Arsenal di Premier League. Catatan tersebut tidak buruk-buruk amat, meskipun masih kalah dari catatan milik Martinez.

Namun, kalau mau bicara statistik lain, Leno memang sedikit ketinggalan. Sejauh ini, Martinez sudah membuat 74 kali saves dari 96 upaya ke arah gawang yang ia hadapi. Leno melakukan 54 penyelamatan dari 74 shots on target yang ia terima.

Catatan tersebut menunjukkan bahwa pertahanan Villa lebih rapuh ketimbang Arsenal. Meski demikian, Martinez masih bisa menjadi pembendung yang piawai.

Uniknya, Leno justru lebih sedikit dalam hal jumlah kebobolan. Sejauh ini, gawang Arsenal yang dikawal Leno baru kemasukan 22 gol. Sementara itu, Martinez sudah kebobolan 24 kali bersama Aston Villa.

Selain itu, dari sisi akurasi umpan Leno unggul. Boleh jadi, ini yang menjadi pertimbangan Arteta ketika memilih Leno sebagai kiper utama. Apalagi, Arteta memang menekankan permainan passing pendek dari bawah. Skema itu menuntut penjaga gawang untuk tak cuma jago melakukan penyelamatan, tetapi juga punya umpan dan operan yang mumpuni.

Akurasi passing Leno di pentas Premier League mencapai 79,15 persen. Bandingkan dengan Martinez yang “cuma” 60 persen akurasinya.

***

Sabtu (6/2/2021) malam WIB, Emiliano Martinez akan berhadapan dengan Arsenal. Memang terdengar klise, tetapi laga itu bisa menjadi ajang pembuktian bagi Martinez di hadapan Arsenal

Pada pertemuan pertama November lalu, Martinez sudah memperlihatkannya. Gawang Aston Villa berhasil ia jaga bersih. Villa sukses menumbangkan Arsenal dengan skor 3-0 di Emirates.

Kali ini, Martinez akan menghadapi mantan kawan-kawannya di rumah barunya. Rumah yang membuat Martinez matang sebagai seorang penjaga gawang.

Yang bikin pertemuan ini kurang komplet adalah absennya Leno. Eks kiper Bayer Leverkusen itu tak bisa tampil karena akumulasi kartu merah yang ia terima pada laga teranyarnya bersama Arsenal.

Tapi, rasanya cukuplah Martinez memberi bukti di hadapan Arteta dan Arsenal saja.