Energi Napoli Angkat Martabat Italia Selatan

Foto: Instagram @officialsscnapoli.

Sebagai wajah sepak bola Italia Selatan, Napoli musim ini bisa memberikan kebahagiaan kepada, sebagaimana mengutip pernyataan Diego Maradona, semua orang miskin di selatan Italia.

Italia terpecah menjadi dua kutub: Utara dan Selatan. Perpecahan itu tidak hanya soal letak geografis, tetapi juga kesenjangan ekonomi, sosial, politik, dan sepak bola. Nada-nada perbedaan Italia Utara dan Selatan acapkali berdentum.

Italia Utara berkawan dengan kemakmuran, kemajuan, kekuasaan, produktivitas, dan modernisasi. Pembangunan Italia Utara terdepan. Itu membuat mereka yakin, tanpa Italia Utara, Italia bisa remuk redam, terseok-seok.

Sedangkan Italia Selatan, kebalikan dari Italia Utara. Kemiskinan dan pengangguran menjadi problem yang tak berujung. Karena itu, sebagian orang Italia Utara membangun konklusi: Tanpa Italia Selatan, Italia akan baik-baik saja. Italia tetap bergerak dan tangguh.

Kehadiran partai politik Lega Nord sempat mengonfirmasi perpecahan Italia Utara dan Selatan. Lega Nord berupaya mendirikan Italia Utara dengan nama Padania. Mereka menilai Italia Selatan sebagai pemberat ekonomi dan politik Italia Utara. Apalagi, statistik kondisi ekonomi menampilkan kesenjangan kutub Utara dan Selatan di Italia.

Merujuk laporan The Economist, persentase angka kemiskinan Italia Selatan lebih besar dari Italia Utara pada 2013. Saat itu, angka kemiskinan Italia Selatan mencapai 12,6 persen, sedangkan Italia Utara 5,8 persen.

Banyak orang-orang Italia Selatan yang pindah ke Italia Utara untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan laporan The Guardian, sebanyak 134.000 warga Italia Selatan pindah ke Italia Utara pada 2010. Jumlah itu didominasi kelompok usia produktif, 15-34 tahun.

Pandangan soal Italia Utara lebih depan dari Italia Selatan terawat dengan baik. Dalam jurnal bertajuk North-South Divide in Italy: Reality or Perception, Dario Musolino menuliskan bahwa pengusaha memiliki pandang berbeda soal kutub Utara dan Selatan di Italia.

Pengusaha memiliki persepsi positif untuk Italia Utara. Itu menggerakkan mesin investasi Italia Utara. Sebaliknya, Italia Selatan dipandang tidak memiliki iklim usaha yang oke. Salah satu faktornya, aksesabilitas di Italia Selatan yang kurang memadai. Imbasnya, pembangunan Italia Selatan belum bisa secepat Italia Utara. 

Hegemoni Italia Utara atas Selatan tidak hanya soal pembangunan dan ekonomi, tetapi juga terejawantah di dunia sepak bola. Lebih dari 20 tahun, scudetto menjadi milik klub-klub yang bermarkas di Italia Utara: Juventus, Inter Milan, dan AC Milan. Sejak musim 2001/02, ketiga klub itu bergantian duduk di singgasana sepak bola Italia.

Namun, energi klub-klub Italia Selatan untuk merengkuh kejayaan di Serie A tidak pernah betul-betul lenyap. Salah satunya adalah Napoli yang menjadi wajah sepak bola Italia Selatan.

Daya Napoli untuk memburu scudetto musim 2022/23 pun sangat besar. Klub yang bermarkas di Naples tersebut berada di barisan terdepan dalam perburuan trofi Serie A.

Napoli memang kehilangan sejumlah pilar, mulai dari Kalidou Koulibaly, Fabian Ruiz, Lorenzo Insigne, sampai Dries Mertens. Namun, kepergiaan itu tergantikan dengan nama-nama baru seperti Tanguy Ndombele, Kim Min-jae, Giacomo Raspadori, Giovanni Simeone, dan Khvicha Kvaratskhelia.

Buktinya, sampai artikel ini naik, Napoli menjadi pemuncak klasemen dengan rangkuman 26 poin. Bersama Atalanta, Napoli belum menelan kekalahan. 'Aib' Napoli cuma imbang 0-0 melawan Fiorentina dan 1-1 melawan Lecce.

Performa menjanjikan Napoli pun tidak lepas dari formula Luciano Spalletti. Pelatih kelahiran Certaldo, Italia, itu tahu persis cara membuat Napoli tajam dan kokoh. Cara mereka bertanding juga terbilang mengasyikkan.

Salah satu perwujudan ketajaman Napoli musim ini adalah kolektivitas dalam mencetak gol. Ada 15 pemain yang sudah mencetak gol di Serie A dan Liga Champions. Jika dikalkulasi, Napoli merangkum 42 gol di dua kompetisi tersebut. Bahkan dalam dua laga terakhir, Napoli melesakkan tujuh gol. Empat gol ke gawang Ajax di Liga Champions. Tiga gol saat melawan Bologna di Serie A.

Sebenarnya, gaya main Napoli musim ini nyaris serupa dengan musim lalu dalam format 4-3-3. Umpan-umpan pendek dengan pergerakan dinamis sampai memasuki sepertiga akhir pertahanan lawan tetap menjadi andalan dalam membangun serangan.

Salah satu yang membedakan Napoli versi Spalletti musim lalu dan musim ini adalah tugas bek sayap. Musim lalu, bek sayap diberi kebebasan, mulai dari bergerak lebih dalam sampai menembak bola, saat mendekati kotak penalti lawan. Sedangkan musim ini, pergerakan dua bek sayap mereka lebih melebar dan rajin melepas umpan silang.

Beruntung bagi Napoli, dua bek sayap mereka, Mario Rui dan Giovanni Di Lorenzo, piawai mengirim umpan silang. Dua pemain itu sudah merangkum 6 assist sejauh ini. Berdasarkan catatan SofaScore, akurasi umpan silang Napoli meningkat. Musim lalu, persentase umpan silang sukses dalam satu laga hanya 23 persen. Sedangkan musim ini mencapai 31,7 persen per 90 menit.

Yang membuat pencetak gol Napoli begitu beragam adalah para hulu serangan tidak hanya fokus untuk mengalirkan bola ke pemain itu-itu saja. Dua penyerang sayap plus dua gelandang tengah mereka dapat menjadi opsi untuk meneror gawang lawan.

Kvaratskhelia tentu menjadi sorotan. Pemain Georgia ini punya daya ledak yang besar. Kemampuan menahan bola di kakinya plus penyelesaian akhir yang oke menjadi ancaman bagi lawan-lawannya. Total, ia sudah merangkum tujuh gol dan enam assist.

Perlu juga melihat pergerakan gelandang tengah mereka, Piotr Zielinski dan Andre-Frank Zambo Anguissa. Kedua pemain itu getol masuk ke kotak penalti untuk memanfaatkan ruang-ruang yang diciptakan penyerang tengah, Giacomo Raspadori atau Victor Osimhen. Itu juga yang membuat mereka mampu merangkum tujuh gol di Liga Champions dan Serie A.

Dengan begitu, Napoli punya banyak alternatif dalam mencetak gol. Entah itu umpan silang, melalui half-space, ataupun bersumber dari jalur tengah. Belum lagi, sebagaimana mengutip pernyataan Arrigo Sacchi, komunikasi dan koordinasi para pemain Napoli musim ini sangat baik. Itu juga yang membuat kombinasi serangan Napoli efektif.

Setelah skema menyerang beres, Spalletti membentuk sistem pertahanannya. Dalam bagian ini, Spalletti memastikan gelandang bertahan bermain lebih ke dalam sehingga mereka dapat melakukan transisi dari menyerang-bertahan dengan baik. Itulah pentingnya memiliki gelandang bertahan yang tangguh. Dan Napoli memiliki Stanislav Lobotka yang menjadi pemain dengan catatan pressure sukses tertinggi yakni 68 kali.

Selain itu, cara Spalletti untuk membuat pertahanan yang kuat adalah dengan menerapkan pola 4-5-1 saat mode bertahan. Dua penyerang sayap mereka ikut serta dalam proses bertahan. Jarak antarpemain pun dibuat rapat. Apalagi, performa bek baru Napoli, Kim Min-jae, cukup oke meski belum bisa menyamai kualitas Koulibaly.

Salah satu atribut bertahan Kim Min-jae yang menonjol adalah pandai membaca serangan lawan. Itu terlihat dari jumlah intersep dan sapuan. Mengacu FBref, Kim Min-jae mencatatkan 28 intersep dan 70 sapuan. Jumlah itu tertinggi di antara pemain Napoli lainnya.

Kalau mau merebut scudetto, Napoli-nya Spalletti harus menjaga konsistensi. Jangan sampai, sekali bermain luar biasa, sekali waktu bermain biasa-biasa saja, seperti yang terjadi musim lalu.

***

"Ini adalah kota tempat sepak bola dan keajaiban adalah hal yang sama."

Itu adalah pernyataan Spalletti setelah resmi melatih Napoli pada musim lalu. Kota yang dimaksudnya adalah Naples, rumah Napoli. Namun, jika melihat histori, Naples bukan hanya tanah bergelimang keajaiban, tetapi juga perlawanan.

Sebagai wajah sepak bola Italia Selatan, Napoli bisa mengangkat martabat, sebagaimana mengutip pernyataan Diego Maradona, semua orang miskin di selatan Italia.