Erling Haaland: Upaya Manchester City Menuju Kesempurnaan

Foto: Twitter @ErlingHaaland.

Erling Haaland menyulut daya ledak Manchester City menjadi lebih gila. Akan tetapi, ia juga manusia biasa yang tak selalu sanggup mencetak gol.

Pep Guardiola tidak mendatangkan Erling Haaland untuk menghancurkan dan membangunnya kembali dari nol, tetapi demi menyempurnakan Manchester City.

Bermain tanpa striker memang tidak menghalangi City menjadi juara Premier League 2021/22. Akan tetapi, Guardiola adalah orang yang menggilai kesempurnaan. Saat mengetahui ada yang hilang dari timnya, ia akan menghidupi perintah carilah maka kamu akan mendapatkan.

Siapa pun yang menganggap City sebagai musuh bebuyutan akan mengenang kegagalan mereka merengkuh kemenangan saat melawan Tottenham Hotspur, Southampton, dan Crystal Palace dalam laga kandang dan tandang musim lalu sebagai kegembiraan. Hasil mengecewakan berakar pada satu persoalan: Kehilangan akal saat melawan tim yang memblokir aliran bola menuju gawang.

Tentu saja Guardiola tidak akan asal memilih. City adalah klub kaya-raya. Menggelontorkan dana untuk mendatangkan jagoan-jagoan yang mendekatkan tim pada kemenangan dan klub pada kekayaan yang lebih masyhur bukan persoalan yang kelewat sulit untuk diselesaikan.

Maka Guardiola mengalihkan pandangannya ke Bundesliga. Sebelum datang ke City, ia membesut Bayern Muenchen selama tiga tahun. Ia tahu persis apa yang dimiliki oleh tim-tim Jerman. Kabar baik buat seorang pemburu taktik sepertinya, Haaland tampil spektakuler bersama Borussia Dortmund.

Bundesliga 2021/22 menjadi saksi keberuntungan Dortmund memiliki Haaland. Hasil olah data FBref terkait penampilan tim-tim Bundesliga 2021/22 menunjukkan bahwa konversi tendangan menjadi gol (SgC) Dortmund berada di kisaran 18,36%. Jumlah ini merupakan yang terbaik di antara tim-tim lima liga top Eropa, sementara SgC City di Premier League 2021/22 adalah 13,63%.

Memiliki SgC terbaik menandakan bahwa Dortmund tidak hanya diperkuat oleh pencetak gol ulung, tetapi juga pemain yang lihai melakukan penetrasi dan berlari cerdas. Pemain seperti ini dapat memberikan pilihan lebih baik dan banyak kepada pengumpan. Kualitas inilah yang dimiliki Haaland, si pencetak gol terbanyak Dortmund pada 2021/22.

Pemain dengan kualitas seperti Haaland penting bagi tim besutan Guardiola karena dua alasan. Pertama, pelatih asal Catalunya ini acap membangun permainan timnya dengan umpan-umpan pendek. Guardiola membutuhkan sosok yang dapat memastikan agar seluruh upaya itu tidak berantakan di ujung jalan. Percuma umpan-umpan cantik dimainkan jika tidak ada yang dapat berperan sebagai penyelesai akhir.

Gol keempat City saat melawan Southampton merupakan salah satu buktinya. Gol yang dicetak oleh Haaland pada menit 65 itu dibangun oleh 21 umpan. Saat rekan-rekan setimnya membuka jalan, Haaland mencari posisi yang tepat untuk memastikan agar tim tidak berhadapan dengan jalan buntu.

Alasan kedua berkaitan dengan struktur serangan City yang ditopang oleh dua winger yang mempertahankan kelebaran untuk menarik bek lawan, dua gelandang serang, dan seorang striker. Dua gelandang serang akan berotasi untuk mengacaukan organisasi pertahanan sehingga lawan sulit merebut bola dari kaki-kaki pemain City. Kecepatan dan kejelian Haaland untuk mengambil tempat krusial dapat menambah opsi serangan City karena dua winger sudah beroperasi di masing-masing sisi.

Berlari dengan cerdas dapat didefinisikan sebagai kemampuan melakukan pergerakan tanpa bola demi menerima dan menyelesaikan umpan dengan baik. Publik sah-sah saja mengejek Haaland sebagai pemain yang hanya beroperasi di dalam kotak. Namun, sejatinya ia bergerak dan menempatkan diri di dalam kotak, bukan sekadar menunggu. Yang membuat Haaland begitu ganas–yang dibuktikan dengan 17 golnya dalam 11 laga Premier League 2022/23–adalah kecerdasannya untuk menemukan momentum yang mantap di area krusial.

Melawan tim seperti City, kebanyakan lawan akan melakukan pertahanan rapat di area kotak penalti. Untuk itu, City membutuhkan pemain yang dapat menemukan celah untuk ‘melarikan diri’ dari kepungan dan melepaskan tembakan efektif ke arah gawang.

Biasanya, Haaland akan menempatkan diri di titik buta bek pertama alias bek yang paling dekat dengan bola. Salah satu titik buta ini adalah posisi di antara dua bek. Tentu saja ini pilihan sulit karena–setidaknya–memiliki dua risiko: Dihentikan lawan dan terjebak offside.

Sumber: Youtube Manchester City
Sumber: Youtube Manchester City

Akan tetapi, kecepatan tinggi membuat Haaland dapat segera melepaskan diri dari kawalan lawan dan menemukan posisi tepat untuk menembak. Jebakan offside juga belum menjadi persoalan yang kelewat serius buat Haaland. Bahkan sejak menggila bersama Dortmund, Haaland sudah cukup lihai mengakalinya.

Ketika bola masih berada di kaki temannya dan posisinya sedikit di belakang bek, ia akan mengambil steps back kecil; untuk memastikan bola diterima di depan bek dan badannya membelakangi gawang. Menerima bola dalam posisi demikian, Haaland lalu memutar badan dengan cepat dan melepas tendangan mengarah gawang.

Pergerakan itu juga dilakukannya ketika berusaha melepaskan diri dari jeratan offside saat posisinya belum berada di dekat gawang. Ia mengambil steps back agar dapat berlari duluan dibanding lawannya dan tetap onside. Haaland memastikan ia tetap dalam posisi menerima bola saat rekannya mendapatkan atau sebelum mendapatkan bola.

Cara lain yang dipakai Haaland untuk menemukan ruang di dalam kotak adalah melakukan gerakan tipuan yang mengecoh bek lawan. Dalam sejumlah fragmen, Haaland terlihat seperti akan menyerang tiang jauh dengan bergerak ke belakang bek. Namun, ketika temannya bersiap melepas crossing, ia mengubah arah pergerakan menjadi ke tiang dekat. Haaland menjadikan gerakan ini sebagai senjata ampuh untuk mencetak gol dengan memanfaatkan akselerasi dan kemampuannya dalam membaca permainan.

Haaland memang bukan satu-satunya pencetak gol di City. Akan tetapi, ia memang masih menjadi pencetak gol terbanyak di Premier League 2022/23. Tugas terberat bagi setiap tim yang melawan City adalah memastikan Haaland tidak mencetak gol. Kabar baik bagi tim-tim tersebut, Haaland tak selalu sanggup mencetak gol.

Laga melawan Liverpool di Premier League dan Borussia Dortmund di Liga Champions bisa dijadikan contoh. Joe Gomez dan Virgil van Dijk bersinar karena berhasil membuktikan bahwa Haaland cuma manusia biasa.

Keduanya mengambil posisi lebih dalam agar dapat mengantisipasi bola-bola kiriman Rodri. Ketimbang tetap terlalu ketat padanya, Gomez dan Van Dijk cenderung sering menempati ruang yang biasanya suka ditemukan oleh Haaland. Dengan cara itulah duo bek tengah Liverpool mengganggu upaya Haaland mencetak gol.

Keberhasilan Liverpool meredam Haaland bukan soal kejelian Gomez dan Van Dijk saja, tetapi permainan kolektif tim. Pada awalnya, Haaland cenderung ingin mengelabui Gomez yang tak sekokoh Van Dijk. Upaya tersebut gagal karena trio gelandang Thiago Alcantara, Fabinho, dan Harvey Elliott ikut turun untuk membentuk pertahanan darurat.

Mereka bergabung dengan Gomez dan James Milner untuk menekan sisi kiri City. Area ini biasanya ditempati oleh Phil Foden dan Bernardo Silva yang berusaha memanfaatkan kelemahan Liverpool demi membangun serangan. Aliran bola yang pampat pada akhirnya membuat Haaland mandul di Anfield.

Menekan secara kolektif adalah langkah yang diambil Dortmund untuk meredam City, termasuk Haaland. Penggunaan lima gelandang–dalam formasi dasar 4-5-1–nyatanya menyulitkan City untuk menciptakan serangan. Serupa Liverpool, Dortmund banyak memberikan tekanan masif di area kiri yang ditempati oleh Foden dan Rodri. Suplai bola yang minim membuat Haaland tidak berkutik dan hanya sanggup membuat satu tembakan yang berhasil diblok. 

Selain itu, tumpang-tindih peran yang dimainkan Haaland dan Julian Alvarez sebagai dua ujung tombak menjadi senjata makan tuan bagi City. Sering berada di posisi yang nyaris sama, keduanya justru membuat pilihan distribusi bola kian terbatas. Tidak heran jika City tidak mampu melesakkan satu tembakan mengarah gawang pun saat Alvarez dan Haaland ditandemkan pada babak pertama.


Menyadari permainan tim tidak berkembang, Guardiola mengambil langkah radikal. Ia mengistirahatkan Haaland dan memainkan Silva setelah turun minum. Agaknya Guardiola membutuhkan tambahan penggawa yang dapat menembak efektif dan lebih terlibat dalam permainan sekaligus. Haaland memang penembak jitu. Akan tetapi, keterlibatannya dalam permainan belum bisa disejajarkan dengan Silva.

Meski demikian, upaya Guardiola untuk merengkuh tripoin kandas, terlebih setelah Riyad Mahrez gagal membobol gawang lawan via sepakan penalti. Pada akhirnya laga tuntas tanpa gol.

****

Terlepas dari keberhasilan beberapa tim meredam daya ledaknya, Haaland tetap memberikan efek positif bagi City. Ini terlihat dari perubahan konversi tembakan menjadi gol City di Premier League 2022/23 yang sekarang berada di kisaran 18%. Itu berarti efektivitas tembakan City meningkat. Mereka tidak asal melepas tembakan spekulatif, tetapi tembakan yang benar-benar berujung menjadi gol.

Sepak bola memang tidak selalu tentang gol. Akan tetapi, gol adalah ukuran yang menentukan layak atau tidaknya tim merengkuh kemenangan. Bagi para suporter, gol adalah trance dan ekstase menonton pertandingan. Menyadari seluruh konsep itu, Erling Haaland mencetak gol demi gol. Dengan cara itulah ia menjadikan kemenangan dan kegembiraan sebagai karib yang tak mau berjauh-jauhan dari Manchester City.