Ezra Apa Gunanya?

Foto Twitter: @PSSI.

Ezra Walian mendapat banyak cibiran karena keran golnya yang pampat. Namun, Shin Tae-yong terus mempercayainya tampil sebagai starter. Ini menunjukkan, sebetulnya ia masih punya peran dan guna di dalam skema sang pelatih.

Alessandro Mogi mencak-mencak. Agen Ciro Immobille itu mencoba membela kliennya dari kritik. Ya, penampilan Immobile memang menjadi sorotan kala Piala Eropa 2020 lalu. Penggawa milik Lazio itu tak mampu mendulang banyak gol untuk Gli Azzurri.

Sepanjang Piala Eropa 2020, Immobille memang cuma membuat dua gol. Padahal, pria 31 tahun itu tampil lima kali dalam enam pertandingan Italia. Tak cuma itu, Immobile juga representasi dari penyerang Italia saat ini; ia adalah bomber kelahiran Italia yang paling subur di Serie A musim 2020/21 dengan 20 gol.

"Ciro Immobile tidak perlu membuktikan apa-apa lagi, dia sudah menunjukkan banyak hal sepanjang kariernya dan secara objektif adalah penyerang Italia paling produktif dalam beberapa tahun terakhir," ucap Mogi.

Di luar gol, Immobile memang punya kontribusi cukup besar di Timnas Italia. Ia sangat cocok dengan skema high press yang diterapkan Roberto Mancini. Kengototan Immobile dalam menekan lawan terlihat dalam rata-rata 20,4 pressing per 90 menit pada pentas Piala Eropa lalu. Immobile juga mencatatkan rata 0,41 intersep dan tekel per 90 menit di ajang yang sama. Lewat kontribusi tersebut, Immobile sukses membawa Italia menjadi juara untuk kedua kalinya.

Immobile bukan satu-satunya. Tiga tahun sebelumnya ada Olivier Giroud yang menuai banyak kritik.

Sebagai penyerang, Giroud tak berkontribusi gol untuk Prancis di Piala Dunia 2018. Boro-boro gol, eks penyerang Arsenal itu tak sama sekali melepaskan shot on target sepanjang turnamen.

Namun, Giroud terus dipercaya oleh Didier Deschamps. Total, enam kali Giroud dimainkan sebagai starter di lini depan Timnas Prancis.

Di Piala Dunia 2018 lalu, Prancis memang bermain sangat pragmatis. Mereka menunggu lawan dengan merapatkan barisan pertahanan. Paul Pogba dan kolega lalu melancarkan serangan balik cepat untuk mengancam gawang lawan.

Nah, peran Giroud sangat besar dalam proses serangan balik Prancis. Ia memang tidak cepat. Namun, Giroud bisa menjadi tujuan umpan-umpan jauh para pemain belakang Prancis. Giroud juga mampu melindungi bola untuk menunggu rekan-rekan lainnya maju untuk melancarkan serangan balik.

***

Pilihan pemain Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia menimbulkan kritik, khususnya di lini serang. Pemain-pemain yang dipanggil tidaklah tajam.

Padahal, Shin bisa saja memanggil Ilja Spasojevic yang tengah tajam di Liga 1 musim ini. Penyerang Bali United itu mampu mengoleksi 12 gol dan menjadi yang tersubur sementara di kompetisi.

"Terkait kondisi Timnas Indonesia, saya tahu striker Ilija Spasojevic mencetak banyak gol di turnamen domestik, tapi dia tidak dipanggil karena dia tidak cocok dengan taktik saya," ucap Shin dalam konferensi pers jelang Piala AFF dimulai.

Shin malah memanggil Dedik Setiawan, Kushedya Hari Yudho, dan Ezra Walian. Total gol ketiganya di Liga 1 musim ini baru menyentuh angka lima. Bahkan, Ezra yang sering dipercaya tampil oleh Shin di Piala AFF baru mengoleksi satu gol.

Lalu, apa yang sebenarnya diinginkan Shin dari Ezra?

Shin memang gemar memainkan penyerang yang dinamis dan ngotot. Hal tersebut bisa terlihat pada Piala Dunia 2018 lalu. Ia mempercayakan Song Heung-min sebagai penyerang tengah. Di sini, keberadaan penyerang yang dinamis akan menjadi pengganggu build up serangan lawan.

Hal tersebut yang diinginkan Shin dari Ezra Walian. Pemain kelahiran Belanda itu bukan pemain yang malas. Ia akan mengejar dan mengganggu lawan yang sedang menguasai bola.

Vidio.com
Ezra Walian melakukan pressing.

Ezra juga akan memberikan komando kepada rekan-rekannya untuk naik dan menekan lebih tinggi. Sequence itu sering terjadi saat Indonesia melawan Kamboja di laga perdana Piala AFF. Pressing ketat dari Ezra memaksa lawan membuang bola dan menyebabkan keuntungan untuk Indonesia.

Saat tertekan dalam situasi bola mati, Ezra yang punya postur tinggi juga akan turun membantu pertahanan. Biasanya, ia akan berdiri di tiang dekat agar jadi orang pertama yang menghalaunya.

Itu dari aksi bertahan. Ketika menyerang, Ezra juga sangat berperan besar. Ezra tak akan terus berada di dalam kotak penalti. Bahkan, beberapa momen Witan Sulaeman akan berada di depan Ezra saat Indonesia melancarkan serangan.

Turunnya Ezra ke lini tengah bisa menjadikan opsi umpan bagi pemain lain di belakang. Kemampuan Ezra yang baik saat menguasai bola bisa memperlancar aluran serangan Indonesia.

Selain bergerak ke tengah, Ezra juga kerap melakukan gerak vertikal. Ini yang bisa dimanfaatkan oleh winger Timnas untuk masuk dan membahayakan gawang lawan.

Melawan Myanmar di uji coba November lalu, Ezra memberikan buktinya. Ia bergerak ke tepi agar ruangnya bisa dimanfaatkan pemain lain. Gol yang dibuat Ricky Kambuaya merupakan andil dari Ezra yang bergerak dan melepaskan umpan silang dari sisi kanan.

Kemampuan Ezra juga terletak dari penempatan posisinya yang cemerlang. Ia bisa muncul tiba-tiba dari belakang dan mengejutkan pemain belakang lawan.

***

Dalam sebuah wawancaranya, Alexandre Lacazette berpendapat soal penyerang modern. Baginya, penyerang modern harus paham dan mengerti pergerakan rekannya yang lain. Tak cuma itu, insting untuk berada di dalam atau di luar kotak penalti juga mesti tajam.

Peran tersebut sedang diemban Ezra Walian saat ini. Aktif bergerak untuk membuka pertahanan lawan hal yang dikerjakan Ezra di Piala AFF kali ini. Toh, gol bukan cuma hadir dari striker saja 'kan?