Florian Wirtz Kian Tajam, Bayer Leverkusen Makin Berbahaya

Bayer Leverkusen menggebrak sebagai salah satu tim tertajam di Bundesliga musim ini. Florian Wirtz punya peran penting atas capaian tersebut.
Hampir semua pelatih Bundesliga sepakat bahwa Bayern Muenchen yang lagi-lagi akan menjadi juara. Jika ada nama lain yang mungkin punya peluang, klub itu adalah Borussia Dortmund dan RB Leipzig. Tak ada yang membicarakan Bayer Leverkusen.
Namun, ibarat seorang kawan yang tiba-tiba memberi surprise untuk kamu yang lupa sedang berulang tahun, Leverkusen hadir membawa segudang kejutan. Bersama Wolfsburg, Mainz, dan Freiburg, mereka menjadi tim yang tanpa diduga amat sukar dikalahkan.
Sudah empat laga yang Leverkusen jalani di Bundesliga musim ini. Dua di antaranya berujung kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah. Yang paling spesial dari semua catatan itu adalah lini serang mereka. Sejauh ini, sudah 12 gol yang dicetak, terbaik kedua di Bundesliga.
Korbannya bukan tim sembarangan. Tim kuat seperti Borussia Moenchengladbach mereka hajar 4-1. Kemudian ada Borussia Dortmund. Pada laga ini Leverkusen sanggup mencetak tiga gol ke gawang Gregor Kobel meski skor akhirnya adalah kekalahan 3–4.
Jika kisah Leverkusen musim ini serupa sebuah film, tak ada yang pantas disebut aktor utama selain sosok bernama Florian Wirtz. Catatan gol dan assist-nya jadi bukti. Musim ini, Wirtz jadi pemain dengan kontribusi ofensif tertinggi berkat dua gol, tiga assist, dan 2,3 umpan kunci per laga.
Angka tersebut makin tinggi lagi jika melihat kiprahnya secara keseluruhan. Di Liga Europa, misalnya, Wirtz sudah bikin satu gol yang menentukan kemenangan 2–1 Leverkusen atas Ferencvaros. Secara keseluruhan, sudah empat gol yang Wirtz cetak di seluruh kompetisi.
🤩 Best of Florian #Wirtz in #UEL 2020/21 @bayer04fussball 💪🔝#FridayMotivation | @bayer04_en | @bayer04_es | #UEL2021 pic.twitter.com/E6XHjbAGlj
— UEFA.com DE (@UEFAcom_de) September 17, 2021
Wirtz, kini 18 tahun, sebetulnya sudah mencuri pandang sejak 2019–20. Musim itu ia melakoni debut Bundesliga pada usia 17 tahun 16 hari, yang sekaligus membuat namanya menjadi debutan termuda ketiga sepanjang sejarah kompetisi teratas Liga Jerman.
Dari situ rekor terus bertambah. Pada Juni, Wirtz mencetak satu gol ke gawang Bayern. Gol itu bikin dirinya menjadi pencetak gol termuda di Bundesliga. Musim lalu, dia juga mencatat rekor baru sebagai pemain 17 tahun pertama yang bikin lima gol.
Musim ini, keterlibatan Wirtz bagi Leverkusen lebih kentara lagi. Selain karena kemampuannya yang terus berkembang seiring pengalaman yang bertambah, ia mendapat peran yang agak berbeda ketimbang musim lalu. Hadirnya Gerardo Seoane di pos pelatih jadi faktor utama.
Saat masih bersama Peter Bosz, Wirtz kerap bermain sebagai satu dari dua gelandang dengan peran box-to-box. Itulah kenapa Wirtz punya catatan ofensif dan defensif yang sama baiknya. Terlebih, seperti kata Bosz sendiri, Wirtz adalah pemain yang punya determinasi tinggi.
Dari segi ofensif, Wirtz berhasil mencetak lima gol dan lima assist. Sementara dari sisi defensif, dia menjadi pemain Leverkusen yang paling rajin melakukan pressing musim lalu. Jumlah tekel suksesnya pun cukup mengesankan, yakni 1,4 per laga.
Tak berlebihan jika akhirnya pelatih Timnas Jerman Hansi Flick menyebut Wirtz sebagai pemain dengan paket lengkap. Wirtz sendiri baru saja menjalani debut di Timnas Jerman saat menghadapi Liechtenstein. Ia menyumbang assist pada laga itu.
Meski demikian, pada dasarnya Wirtz adalah gelandang serang. Ketika para suporter Koeln menyebutnya sebagai gelandang terbaik yang berasal dari sana, semua juga karena kemampuan ofensifnya. Bahkan orang-orang sempat menyandingkannya dengan Kai Havertz yang berposisi serupa.
Dalam artikel sebelumnya, kami menulis bahwa Wirtz adalah pendribel ulung. Merebut bola darinya tak ubahnya mencari jarum di tumpukan jerami alias sulit. Musim lalu, dia mencatatkan 2,5 dribel sukses per laga. Operannya juga lumayan dengan tingkat akurasi mencapai 77 persen.
Yang paling spesial dari semuanya, masih dalam artikel tadi, Wirtz tidak melakukan semuanya tanpa tujuan. Dia tahu kapan mesti melewati lawan dan kapan harus melepaskan operan. Ini menjelaskan mengapa Wirtz jadi salah satu pemain Leverkusen yang jarang kehilangan bola musim lalu.
Gerardo Seoane, yang masuk menggantikan Hannes Wolf — caretaker Leverkusen usai memecat Bosz — sebagai juru taktik, tampaknya ingin lebih memaksimalkan kemampuan tersebut. Lantas, ia memberi peran yang lebih ofensif buat Wirtz musim ini.
Dalam skema 4–2–3–1 Seoane, Wirtz ditempatkan sebagai pemain nomor 10. Peran tersebut membuat Wirtz lebih sering berada di dekat gawang musim ini. Ditambah dengan kecepatan, kemampuan membaca ruang, dan terutama visi menyerangnya, gol dan assist terus berdatangan.
Segala atribut itu juga berjalin dengan gaya sepak bola Seoane. Sebagai penerus tinta biru Adi Huetter di Young Boys, Seoane mengusung sepak bola yang proaktif dan vertikal. Melihat Leverkusen melakukan pressing ketat hingga ke pertahanan lawan bukan hal langka musim ini.
Gol pertama kontra Dortmund jadi bukti. Pada menit ke-9, para pemain Leverkusen menumpuk dan memaksa Dortmund bergerak di sisi kiri lapangan sendiri. Jarak yang sempit ini membuat sudut operan terbatas sehingga bola jatuh di kaki Paulinho, pemain Leverkusen.
⏹ Die #Werkself muss sich dem @BVB knapp geschlagen geben. #B04BVB 3:4 | #Bayer04 pic.twitter.com/cr6hK8a7ZT
— Bayer 04 Leverkusen (@bayer04fussball) September 11, 2021
Nama terakhir mengirimkan bola ke seorang pemain yang bergerak cepat di depannya. Siapa lagi kalau bukan Florian Wirtz. Dalam kepungan empat pemain Dortmund, ia menggiring bola beberapa langkah, lalu melepaskan sepakan kaki kanan saat ruang tercipta.
Segala capaian dan kemampuan itu pada akhirnya mengarahkan Wirtz pada satu hal: Timnas Jerman. Terlebih, Jerman tengah membuka lembar baru bersama Hansi Flick.
“Saya menyukainya. Dia sudah sangat siap. Dia sangat matang untuk pemain seusianya. Dia melakukannya dengan sangat baik dan termasuk salah satu talenta muda kami — termasuk Jamal Musiala, sepak bola bisa sangat menarik. Ini sangat penting bagi masa depan Jerman,” puji Flick.