Franck Kessie Tak Cuma Jago Penalti

Ilustrasi: Arif Utama

Kessie cepat dan lihai saat menyelinap dari lini kedua. Kehebatannya untuk memutus serangan lawan juga tak bisa diragukan lagi.

Siapa gelandang terbaik dunia asal Afrika? Kalau Anda tak seperti Pep Guardiola, Yaya Toure bisa menjadi jawabannya.

Sebagai seorang gelandang, Yaya Toure merupakan paket yang komplet. Eks penggawa Manchester City dan Barcelona itu bisa berperan sebagai box to box dengan sangat baik.

Tak jarang Yaya Toure muncul dari lini kedua dan membuat gol untuk timnya. Kemampuannya dalam melakukan penetrasi ditambah dengan sepakan yang keras jadi senjata untuk membobol gawang lawan.

Saat membela Man City, Yaya Toure sanggup menghasilkan 79 gol. Jumlah golnya lebih banyak dari assist-nya yang cuma 50 dalam 316 penampilan.

Yaya Toure piawai dalam bertahan. Kemampuannya membaca permainan ditambah kaki yang menjulang membuatnya mudah mengintersep serangan lawan. Dia juga memiliki umpan yang bisa memanjakan rekan-rekannya di lini serang.

Kualitas itu membuat Yaya Toure dibanjiri banyak penghargaan. Ia empat kali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Afrika. Jumlah itu membuat Yaya Toure menjadi yang paling banyak mendapat gelar Pemain Terbaik Afrika bersama Samuel Eto'o.

Hebatnya Yaya Toure juga menjadi inspirasi pemain yang ada di benuanya. Salah satu pemain yang terinspirasi dan digadang-gadang sebagai 'The Next Yaya Toure' adalah Franck Kessie.

"Sosok yang menginspirasiku adalah Yaya Toure. Sangat terhormat bisa disandingkan dengan Toure dan saya telah bermain dengannya di Timnas Pantai Gading. Dalam hal kemampuan mencetak gol, Toure nomor satu," ujar Kessie kala itu.

Kessie dan Yaya Toure sama-sama berposisi sebagai gelandang. Kessie memang tak tinggi menjulang seperti Toure, tetapi kuat mempertahankan bola karena bertubuh kekar.

Selain itu, Kessie piawai memanfaatkan peluang dari second line. Hal ini yang membuatnya semakin mirip dengan Yaya Toure. Mantan pemain Timnas Italia, Antonio Cassano, mengamini pernyataan tersebut.

"Kessie mengingatkanku kepada Yaya Toure di masa-masa terbaiknya. Dia memberikan dampak yang sama kepada timnya," ucap Cassano.

***

Karier sepak bola Kessie dimulai di klub lokal Pantai Gading bernama Stella. Di situ Kessie menempa bakatnya dan cita-citanya untuk jadi pesepak bola profesional.

Awal kariernya, Kessie bukanlah seorang gelandang. Berkat tubuhnya yang kekar itu, Kessie lebih sering diplot sebagai seorang bek tengah di Stella.

Penampilan Kessie terpantau oleh pemandu bakat Atalanta. Tak pikir panjang, Kessie dibawa ke Italia saat masih berusia 19 tahun.


Kessie punya alasan sendiri mengapa ia setuju hijrah ke Italia. Padahal, di waktu yang sama tawaran untuk mentas di Inggris dan Spanyol datang ke hadapannya.

"Taktik sepak bola Italia adalah yang terbaik di dunia. Dengan bermain di sini, saya berharap bisa mempelajari dasar-dasar taktik dengan baik, terutama soal pertahanan," ucap Kessie.

Di Italia, Kessie mengalami perubahan posisi. Kemampuan teknik dan pemahaman taktik yang baik membuat posisinya lebih maju di atas lapangan. Di posisi inilah kualitas Kessie lebih terlihat. Ia tak cuma pandai bertahan, tetapi memiliki naluri menyerang yang mumpuni.

Kendati demikian, perjalanan Kessie bersama Atalanta tidak mulus. Pemain kelahiran 19 Desember 1996 itu sempat disewakan oleh La Dea ke klub Serie B, Cessena, pada musim 2015/16.

Masa peminjaman inilah yang semakin menempa Kessie. Di usianya yang masih muda, Kessie dipercaya tampil sebanyak 36 kali di Serie B. Kessie juga mampu mengemas 4 gol dan 2 assist untuk Cesena.

Usai peminjaman, Kessie akhirnya mendapat tempat di tim utama Atalanta. Sebanyak 30 penampilan dicatatkannya pada pentas Serie A.

Kessie juga mencatatkan 6 gol untuk Atalanta. Kemampuannya dalam menyerang juga ditunjukan dengan rata-rata 1,6 tembakan per pertandingan yang ia buat.

Catatan apik tersebut membuat nama Kessie mencuat. Beberapa klub besar eropa menginginkan jasa pemain yang lahir di Ouragahio, Pantai Gading, itu.

Dan AC Milan-lah yang beruntung mendapatkan jasa Kessie. Kedatangan Kessie berbarengan dengan proyek foya-foya Milan yang menghabiskan dana hampir 200 juta euro untuk mendaratkan 11 pemain.

Pada musim pertamanya dengan Rossoneri, Kessie banyak diberi kesempatan main. Di Serie A saja, Kessie tampil sebanyak 3.269 menit. Catatannya juga bagus dengan lima gol dan dua assist.

Sayangnya, Milan tak mampu menembus Liga Champions. Pergantian pelatih di tengah kompetisi membuat perjalanan Milan tertatih-tatih. Alhasil, Milan cuma finish di posisi keenam dengan torehan 64 angka.

Kessie terus dipercaya untuk mengawal lini tengah Milan. Kepercayaan terus didapatkannya kendati Milan acap berganti-ganti pelatih.

Bersama Pioli musim ini, Kessie menjelma menjadi gelandang subur AC Milan. Torehan golnya hingga saat ini mencapai 9 cuma kalah dari Zlatan Ibrahimovic yang sudah mengemas 14 gol di Serie A.

Uniknya, delapan dari sembilan gol Kessie tercipta dari titik penalti. Jumlah itu melampaui catatan Bruno Fernandes dan Wissam Ben Yedder sebagai pencetak gol terbanyak via penalti.

Bahkan Ibrahimovic saja siap menyerahkan penalti kepada Kessie. Pada laga melawan Bologna, Milan mendapatkan penalti di menit ke-66. Zlatan Ibrahimovic yang maju sebagai algojo gagal menunaikan tugasnya dengan baik.

"Saya gagal menuntaskan penalti menjadi gol. Saya sudah putuskan kalau Milan dapat penalti lagi akan saya serahkan kepada Kessie,'' ucap Ibrahimovic.

Kessie tak ujug-ujug jago menjadi eksekutor penalti. Pemain yang menggunakan jersi bernomor punggung 79 itu memiliki trik dalam melakukan eksekusi 12 pas.

"Saya selalu melihat pergerakan dan kaki penjaga gawang. Dari situ saya tahu harus mengarahkan bola ke mana," ucap Kessie.

Apakah Kessie cuma jago penalti saja? Tidak seperti itu kesimpulannya. Toh, Kessie juga memiliki catatan yang baik untuk membantu serangan Milan. Rerata umpan kunci per laganya mencapai 0,8. Angka itu lebih tinggi dari Sandro Tonali dan Brahim Diaz.

Di sisi bertahan, Kessie juga sama baiknya. Berlaga sebagai double pivot di lini tengah Milan, Kessie membuat rerata 1,2 tekel, 1,1 intersep, dan 1,3 sapuan per pertandingannya.

Kemampuannya dalam meminimalkan penyerangan lawan membuat pertahanan Milan jadi salah satu yang terkokoh di Serie A saat ini. Milan baru kebobolan 30 kali, paling sedikit ketiga di Serie A alias di bawah Juventus dan Inter.

Tak berlebihan bila menyebut Kessie sebagai salah satu gelandang box to box terbaik di Serie A. Kessie punya kecepatan dan kelihaian untuk menyelinap dari lini kedua. Kehebatannya untuk memutus serangan lawan juga tak bisa diragukan lagi.

***

Hingga saat ini, Milan sudah berjalan sesuai target mereka untuk menembus zona Liga Champions. Beberapa pemain muda menjadi penggawa kebangkitan Milan di musim ini. Salah satu nama yang menjadi tulang punggung Rossoneri ialah Franck Kessie.