Gelegar Conor Gallagher

Conor Gallagher merayakan gol ke gawang Wolverhampton Wanderers. (Instagram/@conorgallagher92)

Mengidolakan sosok Frank Lampard betul-betul dijiwai oleh Conor Gallagher. Ada aroma Lampard di setiap aspek permainan pemuda 21 tahun tersebut. Sudah menggelegar di Crystal Palace musim ini, saatnya kembali ke Chelsea pada musim depan?

Ada satu nama yang selalu disebut Conor Gallagher dalam tiap kesempatan wawancara, yaitu Frank Lampard. Tak bosan-bosannya Gallagher bertutur bahwa Lampard adalah pahlawan masa kecilnya. Tak henti-hentinya Gallagher bercerita bagaimana dia dulu memperhatikan bagaimana Lampard mencetak gol, memberi assist, dan bergerak di lapangan. Tanpa sadar, apa yang dilakukan Gallagher di lapangan pun mengingatkan orang pada Lampard.

Empat gol sudah dikemas Gallagher musim ini bersama Crystal Palace. Dua gol dicetaknya ke gawang West Ham United, satu gol ke gawang Manchester City, dan satu lagi diciptakan saat berhadapan dengan Wolverhampton Wanderers. Tiap kali Gallagher mencetak gol, The Eagles tak pernah kalah. Bahkan, mereka berhasil meraih kemenangan atas City dan Wolves dalam dua laga termutakhirnya.

Ada aroma Lampard dalam tiap gol yang dicetak Gallagher. Gol ke gawang City dan gol kedua ke gawang West Ham menuntut penempatan posisi yang tepat di kotak penalti. Gol ke gawang Wolves menuntut timing yang pas untuk masuk ke kotak penalti dan melepas tembakan. Sementara, gol pertama ke gawang West Ham, yang juga merupakan gol perdana Gallagher musim ini, menuntut keuletan dan akurasi dalam area sempit.

Aroma Lampard pun tidak cuma selesai di situ. Bagaimana Gallagher bergerak, bagaimana dia memilih waktu yang pas untuk menuju titik tertentu, bagaimana dia mau bekerja keras untuk tim, dan bagaimana dia memiliki akurasi umpan bola mati yang sangat bagus membuatnya mustahil untuk tidak dibanding-bandingkan dengan idolanya tersebut.

Meski demikian, Gallagher dan Lampard punya jalan berbeda. Lampard bukan didikan asli Chelsea. Dia didatangkan pada usia 23 tahun dari West Ham United, klub yang mendidik dan mengorbitkannya. Sementara itu, Gallagher adalah jebolan akademi Chelsea yang dalam beberapa tahun terakhir mampu menelurkan pemain-pemain berbakat macam Callum Hudson-Odoi, Mason Mount, serta Fikayo Tomori.

Saat ini Gallagher sebetulnya masih berstatus sebagai pemain Chelsea. Akan tetapi, dia masih harus rela dipinjamkan ke klub Premier League lain setelah musim lalu disekolahkan ke West Bromwich Albion. Crystal Palace sendiri merupakan klub keempat yang pernah merasakan jasa Gallagher sebagai pemain pinjaman. Sebelum West Brom, ada Charlton Athletic dan Swansea City yang juga pernah diperkuat Gallagher.

Meski lulus dengan predikat pemain akademi terbaik, Gallagher belum pernah semenit pun bermain untuk tim senior Chelsea. Padahal, pada 2019, dia sudah disertakan Maurizio Sarri ke dalam skuad final Liga Europa melawan Arsenal. Gallagher tak bermain dalam laga yang dimenangi Chelsea tersebut tetapi, karena ada di dalam skuad partai final, dia berhak atas medali juara.

Sepeninggal Sarri, masuklah Lampard yang cukup ramah terhadap pemain muda. Namun, keberadaan Lampard tak serta merta membuatnya jadi pemain di tim utama. Pada musim 2019/20, Gallagher dipinjamkan ke Charlton dan Swansea yang bermain di Championship. Dia sukses mencetak 6 gol untuk Charlton pada paruh musim pertama dan berhasil membuat pelatih Lee Bowyer terkesan.

Musim lalu, Gallagher akhirnya berkesempatan berlaga di Premier League bersama West Brom. Sayangnya, penampilan The Baggies yang memang tidak impresif turut berpengaruh pada performa Gallagher. Meski dipercaya tampil di 30 pertandingan liga, Gallagher cuma bisa menyumbangkan 2 gol dan 1 assist. Torehan itu tak cukup untuk menyelamatkan West Brom dari jerat degradasi.

Beruntung, musim ini Gallagher mendapatkan tim yang tidak terlalu buruk. Meski semenjana, Palace selalu punya kesempatan besar untuk bertahan di Premier League. Di bawah asuhan pelatih anyar Patrick Vieira, Gallagher pun kini menjelma jadi salah satu prospek muda paling menjanjikan di Premier League. Bermain sebagai gelandang tengah dalam pakem 4-3-3, Gallagher mampu menjalankan peran terbaiknya sebagai gelandang box-to-box.

Per catatan WhoScored, dalam 10 penampilan di Premier League musim ini, Gallagher berhasil mencatatkan 2,6 tekel sukses, 0,7 intersep, dan 0,9 sapuan per pertandingan. Selain itu, dia bisa menorehkan 2,3 tembakan, 1,7 umpan kunci, dan 1,2 dribel sukses per laganya. Semua itu mencerminkan atribut seorang gelandang box-to-box yang bisa bertahan dan menyerang dengan sama baiknya.

Memang masih terlalu dini untuk menilai musim Gallagher. Akan tetapi, Chelsea tidak bisa tutup mata terhadap perkembangan pemain binaannya itu. Menyusul penampilan cemerlang Gallagher dalam pertandingan melawan City dan Wolves, mulai muncul seruan agar Chelsea mulai memikirkan tempat untuk Gallagher musim depan.

Tentunya pekerjaan Gallagher untuk bisa sampai ke sana masih banyak. Musim 2021/22 belum sampai separuh jalan dan dia masih harus menjaga konsistensi penampilan untuk setidaknya bisa terus dipercaya jadi pemain inti Palace sampai akhir musim. Namun, jika sepuluh laga yang sudah dilalui bisa jadi indikasi, Gallagher mestinya tidak akan kesulitan mewujudkan hal tersebut.

Nah, apabila Gallagher mampu merampungkan pekerjaan musim ini dengan baik, giliran Chelsea yang harus memutar otak. Untuk mengakomodasi Gallagher, sepertinya mereka mesti melepas salah satu pemain yang mereka miliki saat ini. Saul bisa jadi takkan dipermanenkan karena sampai saat ini dia baru diberi kesempatan tampil 5 kali di semua ajang. Mestinya, musim depan slot milik Saul itu bisa jadi kepunyaan Gallagher.

Bagi Gallagher, bermain di tim utama Chelsea bakal jadi mimpi yang menjadi nyata. Sebab, dia lahir di keluarga pendukung Chelsea yang tinggal hanya 10 menit dari markas latihan klub di Cobham dan dia sendiri juga pendukung Chelsea. Selain itu, pemuda 21 tahun itu sudah melalui jalan berliku. Dia pernah menjalani operasi jantung pada 2019 dan mesti dipinjamkan ke empat klub berbeda dalam tiga musim.

Namun, lebih dari itu, Gallagher akan tersenyum lebar ketika kesempatan memperkuat Chelsea datang karena dia memang pantas mengenakan seragam The Blues.