Gen Gerrit Holtmann

Foto: @gholtmann38.

Gen sang ibu menyulut ambisi Holtmann untuk mengantarkan Filipina berlaga di Piala Dunia.

Cara Gerrit Holtmann menggiring bola dengan cepat sungguh menyenangkan. Ia bisa berlari kencang sambil mengontrol bola. Ketika ada lawan mengadang, ia tahu kapan harus mengerem dan bermanuver. Ruang-ruang kosong di pertahanan lawan, ia sulap sebagai track lari.

Saat melawan Mainz pada matchday kedua Bundesliga musim ini, misalnya, Holtmann mendribel bola sepanjang 59,4 meter dan mengecoh lima pemain. Di akhir serangan, ia melesakkan bola di antara dua kaki penjaga gawang.

Cerita dari gol tersebut tidak cuma soal kemenangan Bochum atas Mainz, tetapi juga sejarah yang Holtmann catatkan. Tuah lesakan tersebut menjadikannya sebagai pemain pertama Asia Tenggara yang mencetak gol di Bundeslia. Awal 2022, gol tersebut didaulat menjadi Goal of the Year 2021 Bundesliga hasil voting.

Holtmann tidak pernah membayangkan dapat mencetak gol dengan cara yang paripurna. Ketika mendapatkan bola, ia hanya berpikir bagaimana cara melepaskan tembakan secepat-cepatnya.

Namun, saat melawan Mainz, Holtmann terus menggiring bola dan mencari ruang. Ada ruang sedikit, ia masuk. Ada pemain lawan menyergap, ia bermanuver. Itu dilakukan terus-menerus sampai berhadapan dengan kiper.

"Begitu berada di sepertiga akhir, saya selalu mencoba melepaskan tembakan," kata Holtmann seperti dilansir situs resmi Bundesliga. "Kemudian saya berpikir untuk terus membawa bola. Apalagi, sentuhan pertama saya tidak bagus. Itu juga yang kemudian membuat saya dapat mencetak gol. Tentu saja, saya bahagia setelahnya."

Pelatih Bochum Thomas Reis pun tanpa ragu memonten Holtmann sebagai penyerang sayap gesit. Kegesitan itulah yang akan terus membayang-bayangi perjalanan Holtmann sebagai pesepakbola. Yang dibutuhkan Holtmann saat ini, kata Reis, hanya daya pendorong dari orang-orang sekitar.

"Kecepatan adalah senjatanya. Tentu saja kami berharap ia lebih sering berlari-lari dengan cepat di lapangan, seperti yang ia lakukan saat melawan Mainz," kata Reis sebagaimana dilansir BILD. "Namun, ia sering membutuhkan dorongan agar bisa menampilkan performa terbaiknya."

Tuntutan Reis Holtmann jawab di lapangan. Ia rutin sekali mengobrak-abrik pertahanan lawan dengan dribel-dribel kencang. Langkah kaki yang panjang memudahkannya masuk ke kotak penalti lawan.

Ambil contoh dalam laga Bochum vs Greuther Furth di Vonovia Ruhrstadion, Sabtu (5/3/22). Holtmann melakukan sprint sebanyak 28 kali dengan jarak tempuh 7,1 kilometer. Angka itu menjadi yang tertinggi dalam laga tersebut.

Performa menanjak Holtmann sendiri tidak lepas dari cara menyerang Bochum-nya Reis. Sepanjang musim 2021/22, Reis rutin bermain dengan formasi 4-3-3. Dalam format itu, Holtmann didaulat sebagai penyerang sebelah kiri.

Bochum-nya Reis menerapkan permainan direct. Mereka tidak banyak memainkan bola-bola pendek saat merancang serangan. Pemain tengah maupun belakang akan langsung mengirim bola ke sisi kiri-kanan, tempat Holtmann dan Takuma Asano berada.

Reis sangat menitikberatkan serangan di kedua sayapnya. Ya, apalagi kalau bukan kecepatan pemain-pemain sayap yang jadi faktor pendorongnya. WhoScored mencatat, 76 persen serangan Bochum bersumber dari sayap. Rinciannya, 43 persen di sebelah kiri dan 33 persen di sisi kanan.

Ciri khas Bochum versi Reis adalah pergerakan penyerang sayap mereka. Holtmann dan Asano rutin melakukan cut-inside dan melepaskan tembakan ke tiang jauh. Mereka jarang sekali menyisir tepi lapangan. Sedangkan penyerang tengah bergerak dinamis untuk membuat ruang tembak bagi penyerang sayap.

Cara menyerang seperti itu turut ditopang oleh kemampunan menembak penyerang sayap, terutama Holtmann. Merujuk FBref, pria 26 tahun itu merangkum 15 tembakan tepat ke gawang. Jumlah itu tertinggi di antara pemain Bochum lainnya. Dari lesakan itu juga, ia mampu mengemas 4 gol.

Gol ke gawang Bayern Muenchen dalam lanjutan Bundesliga di Vonovia Ruhrstadion pada 12 Desember lalu merupakan bukti potensi Holtmann. Gol itu juga memperlihatkan semua atribut Holtmann: cepat, mahir menendang bola, dan jago menjaga bola di kakinya. 

Holtmann sempat berujar bahwa kelihaian yang ia miliki sebagai pesepakbola tidak lepas dari gen sang ibu yang merupakan warga Filipina. "Saya pasti memiliki gen yang bagus, ibu saya sangat atletis," katanya kepada Kicker.

Berkat gen sang ibu juga, pria kelahiran Bremen, Jerman, itu memiliki paspor Filipina. Kabar teraktual, ia akan segera memperkuat Timnas Filipina setelah Scott Cooper memanggil Holtmann untuk menghadapi Malaysia dan Singapura.

Kedatangan Holtmann memperlihatkan bagaimana Timnas Filipina ingin mendaki secepat-cepatnya. Seperti yang Cooper katakan kepada The Guardian, bahwa Filipina punya ambisi besar berlaga di Piala Dunia. Target paling cepat, ya, 2026 nanti.

"Sepak bola semakin populer di kalangan anak muda di Filipina. Dan kami mendaki cukup cepat," kata Cooper.

Apa-apa yang diucapkan Cooper sejalan dengan misi yang diusung Holtmann, yakni mengantarkan Filipina tampil di Piala Dunia. "Tujuan saya adalah membawa Filipina ke Piala Dunia," kata Holtmann dilansir Kicker.

Jika Filipina sudah menyulut ambisi berlaga di Piala Dunia dengan memanggil Holtmann, bagaimana dengan Timnas Indonesia? Ah, sudahlah...