Harry Kane yang Semakin Komplet

Foto: Twitter @HKane

Berbicara soal Harry Kane sekarang bukan cuma berbicara soal gol. Kane kini juga semakin rajin memberi assist dan mengkreasikan peluang untuk rekan-rekannya.

Usai Dominic Calvert-Lewin mencetak gol debutnya untuk Inggris ke gawang Wales pada laga persahabatan akhir pekan lalu, kamera televisi mengarahkan sorot ke Harry Kane yang tengah duduk di tribune stadion.

Mungkin maksud sang kameramen atau si produser begini: Mereka ingin memperlihatkan ekspresi Kane kepada penonton ketika dia mengetahui bahwa ada 'saingan' baru untuk memperebutkan tempat utama di Tim Nasional Inggris.

Ekspresi Kane sendiri terlihat agak datar, mungkin karena masker juga menutupi sebagian wajahnya. Pemain Tottenham Hotspur itu sebenarnya memang tak perlu khawatir sama sekali.

Inggris boleh saja sedang memiliki banyak striker subur saat ini. Selain Calvert-Lewin atau Kane sendiri, saat ini juga ada nama Danny Ings dan Callum Wilson yang tak kalah tajam. Belum lagi ada Tammy Abraham yang masih mendapatkan panggilan reguler dari Gareth Southgate ke Timnas Inggris, serta Ollie Watkins yang mencetak hattrick di Premier League. Juga ada Jamie Vardy yang bisa saja dipanggil kembali.

Namun, situasi Kane sekarang berbeda. Saat ini dia muncul sebagai striker yang paling komplet di antara nama-nama di atas. Kenapa?

Soal gol, kita tahu betapa suburnya Harry Kane di Premier League sejak lima musim lalu. Dia adalah striker yang mampu menjamin dua digit gol dalam setiap musim. Di kancah internasional, dia adalah top-skorer Piala Dunia edisi terakhir. Kemampuannya juga merata, dia bisa mencetak gol dari tendangan atau sundulan dengan sama baiknya. Gol dengan aksi individu luar biasa hingga sekadar gol tap-in juga pernah dicetaknya.

Foto: Twitter @HKane

Akan tetapi, kalau urusannya gol saja, mungkin nama-nama dari Calvert-Lewin hingga Ings bisa menyaingi Kane. Bahkan pada musim lalu, nama kedua mampu mengungguli Kane soal urusan mencetak gol di Premier League. Nah, yang jadi pembeda Kane yang sekarang dengan striker Inggris lain adalah soal kemampuannya untuk menciptakan peluang bagi rekan dan memberikan assist. Kane bukan hanya striker yang ulung, saat ini dia juga punya naluri playmaking yang baik.

6 assist dari 4 laga musim ini bisa jadi acuan pertama. Sebagai perbandingan, musim lalu Kane hanya bisa mencatatkan 2 assist dari 29 penampilan di Premier League. Catatan assist terbaiknya dalam satu musim sendiri ada pada musim 2016/17 kala dia mencatat 7 assist. Melihat catatan itu, Kane hanya butuh dua assist lagi untuk mengunggulinya dan dia bisa melakukannya pada pekan kelima atau keenam.

Kane adalah pencetak assist terbanyak Premier League sejauh ini dan catatannya itu mengungguli striker-striker Inggris lainnya. Bahkan striker yang dikenal suk

a mencetak assist seperti Roberto Firmino atau Raul Jimenez pun angkanya terpaut jauh. Musim memang masih panjang, tetapi 6 assist dalam 4 laga bukanlah statistik yang bisa dikesampingkan.

Acuan kedua adalah soal penempatan posisi Kane. Kredit kali ini perlu disematkan kepada manajer Tottenham Hotspur, Jose Mourinho. Manajer berpaspor Portugal itu membuat Kane tak melulu berada di garis terdepan lini depan Tottenham. Sang striker berusia 27 tahun juga dituntut bergerak lebih dalam untuk menjemput bola. Bahkan berdasarkan analisis Twenty3, penempatan posisi rata-rata Kane musim ini lebih dalam dibanding Son Heung-min.

Sumber: Twenty3

Jika dibandingkan musim lalu, kondisi ini berbeda. Kane musim lalu adalah pemain Spurs yang penempatan posisi rata-ratanya berada paling depan. Instruksi Mourinho yang dalam melakukan serangan balik amat mengandalkan kecepatan Son juga amat memengaruhi ini. Jadilah Kane lebih dituntut ke dalam untuk menjemput bola dan kemudian melepaskan umpan akurat menuju Son. 5 dari 6 assist yang dicetak Kane musim ini kebetulan tertuju kepada rekan asal Korea Selatan-nya itu.

Berdasarkan data dari Sportlogiq, Kane juga menjadi pemain depan Spurs yang sering menerima umpan langsung dari lini belakang. Penempatan posisi yang lebih dalam tentu menjadi dasarnya. Dari situ, striker yang pernah menjalani masa pinjaman di Leicester City tersebut jadi penentu ke mana progresi umpan Spurs. Di sinilah naluri Kane sebagai playmaker jadi amat terlihat baik.

Hal ketiga yang bisa dijadikan acuan adalah pengambilan keputusan Kane untuk melepaskan umpan (passing) yang semakin oke saja. Dia mengerti kapan waktu yang tepat untuk melepaskan umpan agar menjadi peluang. Musim ini, dia mencatat rata-rata 2,8 umpan kunci per pertandingan. Bandingkan dengan musim lalu yang cuma 0,9 dan musim sebelumnya lagi yang cuma 1,1 umpan kunci per pertandingan.

Pun dengan soal umpan lambung (long ball). Seperti yang kami sudah jelaskan di atas, Kane adalah penentu progresi umpan-umpan Spurs. Oleh karena itu, dia juga dituntut bisa menjangkau pemain-pemain yang jaraknya jauh dengan dia, dan ini membutuhkan umpan-umpan lambung.

Nah, pada musim ini Kane mencatatkan rata-rata 2,8 umpan lambung per laga. Pada musim lalu dia hanya mencatatkan 0,8 dan pada musim sebelumnya cuma 1,6 rata-rata umpan lambung per laga.

Kemampuan Kane melepaskan umpan lambung sebenarnya sudah tak perlu diragukan sejak beberapa musim lalu. Striker yang memiliki gelar MBE dari Kerajaan Inggris itu punya presisi dan akurasi umpan lambung yang bagus. Dia juga amat jeli melihat penempatan posisi dari rekan-rekannya. Kemampuan-kemampuan itu semakin baik dan matang di musim ini. Tengoklah assist-assist-nya di musim ini.

Hal-hal di ataslah yang membuat Kane semakin baik dan semakin komplet sebagai seorang striker. Karena itu, jika ingin bersaing dengan striker-striker Inggris lainnya, Kane rasanya tak perlu khawatir karena saat ini dia memiliki apa yang tidak dimiliki banyak kompatriotnya. Kebetulan, ini bisa cocok dalam skema Southgate karena memiliki Raheem Sterling atau Marcus Rashford yang bisa dijadikan Son-nya Inggris.

Tak hanya di timnas, berkat kekompletannya, Kane juga bisa kembali masuk ke jajaran pemain terbaik Premier League yang dalam dua musim terakhir dihuni pemain-pemain yang komplet dalam urusan gol dan assist seperti Eden Hazard, Sadio Mane, Mohamed Salah, atau Kevin de Bruyne. Kebetulan dalam dua musim terakhir nama Kane memang tak masuk ke dalam PFA Team of The Year setelah tak pernah absen sejak musim 2014/15.

Dia hanya berharap tidak ada cedera saja yang mengganggu waktu bermainnya di musim ini. Dan, jika semua berjalan mulus dan pada akhirnya dia mampu meneruskan performa ini hingga akhir musim--dan mampu mencatat dua digit gol plus dua digit assist--orang pertama yang harus diberi terima kasih olehnya adalah Jose Mourinho.