Keras Kepala seperti Calhanoglu

Foto: Instagram @inter

Kekeraskepalaan Calhanoglu tidak membuatnya sebagai pemain yang dicintai banyak orang. Keputusan transfernya hampir selalu dibarengi cap pengkhianat, tak tahu diri, dan gold digger. Ironisnya, watak keras kepala itu pula yang menyelamatkannya dari musim-musim buruk.

Dalam pidato Nobel Sastranya, Orhan Pamuk berkata bahwa rahasia seorang penulis bukanlah inspirasi, melainkan kekeraskepalaan dan kesabarannya. Bagi seorang Turki yang lain, yang berlari menggiring bola demi mengejar kemenangan, rahasia itu juga sama, kekeraskepalaan dan kesabarannya. Nama orang Turki yang satu ini adalah Hakan Calhanoglu.

Kekeraskepalaan Calhanoglu tergambar dari dua hal. Yang pertama adalah kegigihannya untuk mengemban cap pengkhianat. Jauh sebelum ia memutuskan hengkang dari AC Milan demi mendapat tempat di Inter Milan, label pengkhianat itu sudah melekat pada dirinya. 

Kisah tersebut muncul ketika ia memutuskan pindah dari Hamburg SV ke Bayer Leverkusen. Performa gemilang Calhanoglu di Hamburg membuat banyak klub tertarik, termasuk Leverkusen. Sayangnya, kepindahan itu dibarengi dengan berbagai kontroversi, mulai dari surat sakit, kemarahan suporter, hingga hengkangnya sang petinggi, Oliver Kreuzer.

Ketika suporter Milan mengolok-oloknya sebagai pengkhianat karena pindah ke Inter, barangkali Calhanoglu tidak lagi peduli-peduli amat. Di Leverkusen dulu, ia membuktikan bahwa kontroversi tidak terlalu hebat untuk menghentikan langkahnya. Di Inter, ia pun mengambil jalan serupa. Kepalanya tetap keras, tengkuknya masih tegar. Peduli setan dengan omongan orang lain terkadang bisa menjadi keputusan terbijak yang bisa kau ambil.

Hal kedua yang menggambarkan kekerasan kepalanya adalah kegigihannya untuk membuat martabat pemain nomor 10 alias gelandang kreatif bersinar lagi. Fenomena pemain nomor 10 yang terbuang jamak terjadi, kecuali mereka bisa bergerak mobile. Calhanoglu, toh, pernah merasakannya sewaktu berlaga bersama Milan. Untungnya, ia terbantu dengan duet  Franck Kessie dan Ismael Bennacer di belakangnya sehingga bisa bebas mengeksploitasi area di belakang striker.

Jangan buru-buru memandang gelandang kreatif dengan iba atau mengecap sepak bola sebagai dunia yang tidak adil. Masalahnya, sepak bola berkembang. Para pelatih modern lebih membutuhkan gelandang komplet ketimbang gelandang kreatif saja. Lagi pula, peran gelandang kreatif sebenarnya juga bisa diemban oleh para winger, deep lying playmaker, atau malah fullback. Lihat saja Liverpool yang bersinar tanpa pemain nomor 10.

Kabar baiknya, Simone Inzaghi membutuhkan seorang gelandang kreatif dalam sistem permainannya bersama Inter. Kebutuhan ini berkaitan dengan kecenderungan Inzaghi yang menitikberatkan area sentral sebagai pusat produksi peluang. Watak itu bahkan sudah terlihat saat ia melatih Lazio, dengan memberikan keleluasaan kepada Luis Alberto di lini tengah untuk mengeksploitasi channel antara fullback dan bek tengah.

Kreativitas Calhanoglu bisa diukur dengan dua atribut. Yang pertama adalah umpan kuncinya di Serie A yang mencapai angka 47. Torehan itu merupakan yang tertinggi di antara kawan-kawannya. Yang kedua adalah expected assist (xA) yang mencapai nilai 4,5, lagi-lagi yang tertinggi di antara rekan-rekannya di Inter. Hebatnya, jumlah assist Calhanoglu ada di angka 7 yang berarti lebih tinggi 2,5 dari yang diperkirakan. 

Sebenarnya, jumlah itu setara dengan Nicolo Barella, yang bahkan xA-nya lebih kecil, yaitu 3,9. Namun, kreativitas Calhanoglu juga diimbangi dengan produktivitasnya dalam mencetak gol. Total, ia sudah membuat 6 gol, sedangkan Barella hanya 1 gol. 

Calhanoglu adalah pemain vital dalam bangunan serangan Inter. Ini disebabkan oleh kemampuannya dalam memberi opsi umpan berkualitas dengan jangkauan umpan solid. Dengan begitu, ia sanggup mendistribusikan bola jauh ke area utama serangan. Kunci keberhasilan juga ada pada instruksi pemosisian yang diberikan Inzaghi. Di Inter, Calhanoglu sering beroperasi dan mengeksploitasi ruang di antara garis tengah dan tepi kotak.

Peran Calhanoglu di sistem serangan Inter tidak sebatas memberikan opsi umpan. Kemampuannya untuk bergerak vertikal sehingga menyeret pemain keluar dari posisinya turut membuka jalur passing. Dengan cara itu, kedua penyerang Inter dapat membahayakan gawang lawan. 

Jangan lupakan pula produktivitasnya dalam mencetak gol. Calhanoglu bisa menyebar bola keluar dan pindah ke posisi yang lebih maju atau membawa bola dari area sentral dan menciptakan peluang mencetak gol. Dalam 17 laga Serie A ia sudah membuat 78 umpan progresif atau 4,6 umpan progresif per laga. Titik berat umpan-umpan Calhanoglu memang operan-operan ke depan supaya penguasaan bola Inter tetap berorientasi pada upaya mencetak gol. Dengan begitu, penguasaan bola tidak menjadi sia-sia.

Torehan umpan progresif Calhanoglu adalah yang kedua terbaik di Inter. Di skuad tersebut, juaranya adalah Marcelo Brozovic yang membuat 122 umpan progresif. Maka, jangan heran melihat Inter tampil sebagai tim yang begitu produktif mencetak gol di Serie A. Banyaknya opsi mencetak gol itulah yang menjadikan Inter tim tersubur di Serie A 2021/22 dengan 49 gol.

Jika di Hamburg dulu Calhanoglu merasa bahwa satu-satunya orang yang mendukungnya adalah Kreuzer, tidak demikian di Inter. Salah satu faktor yang mampu mendongkrak kreativitas adalah sokongan taktik dari kawan-kawannya. Sosok gelandang kreatif dalam skema 3-5-2 akan menjadi malapetaka jika tim tidak memiliki wingback mampu menggalang pertahanan. 

Di luar perkiraan, Inzaghi mampu memaksimalkan kemampuan bertahan Perisic. Jika pada musim-musim sebelumnya kita mengenal Perisic sebagai winger, sekarang kita melihatnya sebagai wingback.Perisic memberikan keseimbangan menyerang bertahan dengan kualitas defensifnya. Dikutip dari catatan 1,6 tekel dan 2,5 intersep per laga serta 47 pressing sukses. 

Namun, kemampuan Perisic yang dimanfaatkan Inzaghi lebih dari kualitas bertahannya. Perisic juga andal dalam penguasaan ruang. Ia tahu persis keinginan Inzaghi untuk membentuk Inter sebagai tim yang diperkuat oleh pemain-pemain yang andal saling mengisi tempat guna mengeksploitasi ruang kosong. 

Dengan cara demikian setiap jengkal lapangan diharapkan menjadi milik Inter. Watak seperti itu turut membantu Calhanoglu dalam mencari jalur untuk melancarkan serangan ke area depan meskipun turun ke belakang untuk menyambut bola bukan persoalan baginya.

Heatmap Calhanoglu di Serie A 2021/22. Sumber: Sofascore

Pun dengan keberadaan Barella dan Brozovic yang menyeimbangkan permainan Inter. Keberadaan dua pemain ini membebaskan Calhanoglu dari tugas bertahan sehingga ia dapat fokus untuk merancang dan mengirimkan serangan.

Di area sepertiga akhir, Calhanoglu adalah monster. Calhanoglu cenderung bergerak melebar untuk berkontribusi pada link up play dan melepas cut inside. Kesadaran spasial membantunya untuk mengatur pemosisian teman-temannya di area sekitar kotak. 

Pergerakan progresifnya adalah kunci yang memampukannya menerobos tekanan lawan dan merangsek masuk ke area berbahaya. Pun dengan kualitas tembakannya yang dapat diandalkan untuk mencetak gol. Jangan lupakan pula eksekusi bola matinya yang sering membuat lawan mati kutu.

***

Kekeraskepalaan Calhanoglu barangkali tidak akan membuatnya sebagai pemain yang dicintai oleh banyak orang. Keputusan transfernya sering dianggap terlalu individualistis sehingga olok-olok pengkhianat, tak tahu diri, dan gold digger melekat padanya. 

Ironisnya, watak keras itu pula yang menyelamatkannya dari musim-musim buruk. Ia boleh sempat mengalami hari-hari kelam saat berlaga bersama AC Milan. Akan tetapi, lihatlah ia di Inter sekarang. Calhanoglu menjadi komponen penting yang menggerakkan Inter dari satu kemenangan ke kemenangan lainnya. Kekeraskepalaannya itu pula yang membuat sepak bola tetap menaruh hormat pada gelandang kreatif.