Liga Champions 2020/21: All You Need To Know

Foto: @championsleague

Sudahkah kalian semua bersiap untuk menyanyikan: “Die Meister, Die Besten, The Champions!”

Fase grup Liga Champions 2020/21 mulai digelar pekan ini. Berbeda dengan musim-musim sebelumnya, musim ini (mungkin) akan menjadi salah Liga Champions yang paling menarik. Mengapa? Get your popcorn.

Jadi gini...

Karena pandemi COVID-19, jadwal Liga Champions musim 2020/21 yang sudah disiapkan jadi berubah. Fase kualifikasi yang semula dijadwalkan pada 23 Juni harus mundur ke 8 Agustus. Alhasil, fase grup baru bisa dimulai pada 20 Oktober.

Perbedaan dengan musim sebelumnya, pada musim ini, semua matchday di fase grup akan dimainkan pada pekan yang sama. Melihat jadwal yang disiapkan oleh UEFA, kira-kira fase grup akan selesai pada 9 Desember.

Masih mengikuti musim, Liga Champions juga mengharuskan pertandingan musim ini digelar tertutup kecuali diizinkan oleh otoritas lokal. Kalaupun diizinkan otoritas lokal, maksimal cuma 30% dari total kapasitas stadion --itu pun tanpa suporter tandang. Maksimal pergantian pemain juga masih 5 per tim, yang artinya setiap tim dipersilakan mengisi match sheet dengan maksimal 23 pemain.

Partai final rencananya akan dilaksanakan di Atatürk Olympic Stadium, Istanbul. Stadion ini berkapasitas 70.000 tempat duduk dan dikenal sebagai tempat kejadian ‘Miracle of Istanbul'.

Apa saja yang menarik di pekan pertama?


Juara bertahan, Bayern Muenchen, akan menjamu Atletico Madrid di Allianz Arena. Selain laga tersebut, ada juga pertandingan Paris Saint-Germain vs Manchester United. Duh, jadi ingat insiden Ashley Young dengan Angel Di Maria, nih.

Di luar dua pertandingan tersebut, laga yang mungkin berjalan seru ada dari Grup F antara Lazio dan Borussia Dortmund, Grup D, yakni Ajax vs Liverpool, dan klub debutan, FC Midtjylland, vs salah satu kuda hitam musim lalu, Atalanta.

FC Midtjylland? Kok belum pernah dengar

FC Midtjylland baru berdiri pada 1999. Mereka mendapat tiket ke Liga Champions setelah menjuarai Danish Superliga musim lalu. Dari sana, mereka memenangi dua pertandingan fase kualifikasi dan satu laga play-off untuk dapat bermain di fase grup.

Klub ini dikenal sebagai salah satu klub yang data-driven dan inovatif di Eropa. Mereka juga punya strategi khusus untuk memenangi set piece. Sebagai tambahan, mereka pernah mengalahkan Manchester United di Liga Europa dengan skor 2-1, 5 tahun lalu.

Ada lagi selain mereka?


Debutan di Liga Champions musim ini juga masih ada İstanbul Başakşehir, Krasnodar, dan Rennes. Başakşehir dan Rennes lolos ke fase grup setelah mendapatkan tiket langsung. Sementara Krasnodar, lolos via jalur play-off.

Krasnodar? Klub apa lagi ini?

Krasnodar adalah kuda hitam Russian Premier League dalam beberapa tahun terakhir. Hampir sama seperti Midtjylland, klub ini baru berdiri pada 2008. Musim lalu, mereka finis di posisi ketiga Russian Premier League.

Hal lain yang menarik dari Russian Premier League adalah untuk pertama kalinya mereka menempatkan tiga wakilnya di fase grup. Tiga klub itu adalah Krasnodar, Zenit St. Petersburg, dan Lokomotiv Moskow.

Hal menarik selain kuda hitam apa lagi ini?

Manchester City. Jadi, seharusnya City dilarang tampil di kompetisi Eropa musim ini dan musim depan karena dianggap melanggar Financial Fair Play soal penyalahgunaan dana sponsor. Pada akhir musim, City berhak atas satu tiket ke Liga Champions musim ini.

Kejadian serupa dialami oleh Trabzonspor. Mereka juga diberi larangan untuk bermain di kompetisi Eropa karena melakukan pelanggaran Financial Fair Play terkait laporan keuangan yang tidak seimbang. Nah, di akhir musim, Trabzonspor juga berhasil finis di urutan kedua dan berhak atas jatah ke Liga Champions.

Beda dari kasus City dan Trabzonspor adalah banding kedua tim kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) yang menghasilkan keputusan berbeda. Banding City yang diperkirakan akan ditolak, justru diterima UEFA, sementara Trabzonspor tidak.

Alhasil, muncul tudingan dari kubu Trabzonspor yang menilai FFP hanya memanfaatkan klub kecil. Tak cuma itu, mereka juga menggalang dukungan dari sesama klub Turki karena dalam beberapa musim terakhir FFP dinilai selalu memberatkan mereka.