Liverpool dan Polemik Kontrak Trio Lini Depannya

Foto: @LFC.

Bukan cuma Salah, tapi kontrak Mane dan Firmino juga akan habis di musim panas 2023. Jika tak ingin kehilangan pemain-pemain itu, Manajemen Liverpool harus cepat mengambil langkah.

Liverpool sedang berada dalam tekanan. Bukan, ini bukan persoalan di atas lapangan. Ini persoalan di balik layar. Ini soal kontrak pemain.

Musim panas 2023 nanti bisa menjadi akhir era trio lini depan Liverpool: Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino. Sebab, saat itu, kontrak ketiganya akan habis dan, sampai sekarang, belum ada kabar soal perpanjangan kontrak.

Jika tetap ingin menggunakan jasa tiga pemain itu, Liverpool harus segera memperpanjang kontrak mereka. Namun, situasi memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa hal yang jadi pertimbangan untuk memperpanjang kontrak Salah, Mane, dan Firmino.

Alasan pertama adalah usia. Salah dan Mane akan menyentuh usia 30 pada pertengahan tahun ini, sedangkan Firmino bakal menginjak 31 tahun pada Oktober mendatang. Memiliki pemain yang akan menua bersama merupakan pilihan tak mudah untuk klub.

Embed from Getty Images

Alasan kedua tentu saja soal duit. Sebab, normalnya, perpanjangan kontrak akan diikuti kenaikan gaji. Mengacu data Spotrac, hanya gaji Mane yang masih dengan mudah untuk dilipatgandakan. Gaji pemain Senegal itu cuma 100.000 poundsterling per pekan.

Sementara itu, gaji Salah dan Firmino memang akan besar nilainya jika dilipatgandakan. Gaji Salah saat ini adalah 200.000 pounds per pekan, sedangkan yang didapat Firmino 20.000 pounds lebih sedikit. Mereka bisa menduduki puncak tabel gaji Liverpool jika mendapat kenaikan.

Melihat tabiat Manajemen Liverpool, kecil peluang untuk melihat gaji Salah, Mane, dan Firmino dinaikkan secara bersamaan. Terlebih jika kenaikannya signifikan. Sebab, selain membuat tagihan gaji meningkat, keputusan itu akan merusak struktur gaji Liverpool saat ini.

Iya, akan ada pemain yang angka gaji per pekannya di angka 400-300 ribu pounds. Sementara, melirik situasi saat ini, gaji para pemain inti Liverpool hanya berkisar 220-100 ribu pounds per pekan. Gap antarpemain tidaklah jauh.

Menurut laporan James Pearce, ketimpangan gaji tersebut yang sejauh ini jadi pertimbangan besar Manajemen Liverpool. Mereka tak ingin ada perbedaan terlalu besar di antara para pemain, terutama para pemain bintangnya.

Namun, dengan segala pertimbanganny, apakah Manajemen Liverpool juga sudah siap kehilangan trio lini depan yang mampu memberikan trofi Liga Champions dan Premier League? Di sinilah kemudian tekanan hadir ke pihak mereka.

Kehilangan Salah, Mane, dan Firmino bisa membuat Liverpool ompong. Musim ini, mereka sudah berkontribusi di 28 dari 55 gol Liverpool di Premier League. Ini belum melihat fakta bahwa, selama lima musim terakhir, ketiganya berkontribusi 349 gol buat The Reds di semua kompetisi.

Kehilangan ketiganya juga harus membuat Liverpool mencari pengganti sepadan. Melihat Manajemen Liverpool yang cukup perhitungan soal transfer, hampir mustahil mendatangkan tiga pemain depan dengan kualitas mirip dalam bursa transfer yang sama.

Selain itu, mengingat kontrak ketiganya akan habis dalam 17 bulan ke depan, Manejemen Liverpool bisa kehilangan satu, dua, atau bahkan ketiga pemain itu dengan percuma (alias gratis) jika tidak memperpanjang kontrak.

Sebab, ketika negosiasi berlangsung alot dan sampai di Januari tahun depan, ketiganya bisa menjalin kesepakatan untuk bergabung ke klub baru secara cuma-cuma di musim panas 2023. Ini jelas bukan hal baik buat Liverpool.

Karena itu, memperpanjang kontrak trio lini depannya sebenarnya adalah keputusan bijak buat Liverpool. Sebab, paling tidak, mereka bisa mengantisipasi ketiganya pergi secara gratis atau dengan harga yang tidak ideal--semakin pendek kontrak, biasanya semakin murah seorang pemain.

Toh, pemain juga sudah menyatakan niat mereka untuk bertahan. Salah, pemain yang paling menonjol di antara ketiganya, berulang kali menyatakan keinginan untuk bertahan. Yang teranyar ada di wawancaranya dengan Majalah GQ.

Manajemen pun tak perlu khawatir perihal usia, terutama soal Salah. Dalam wawancara yang sama, Salah optimistis dirinya bisa tetap konsisten di usia kepala tiga. Ia mencontohkan nama Zlatan Ibrahimovic, Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, sampai Robert Lewandowski sebagai pemain yang sudah melakukan hal serupa.

Mane pun, kendati acap naik-turun performanya, masih bisa diandalkan. Bahkan performa ia musim ini jauh membaik jika dibanding musim lalu. Kebetulan banyak juga wawancara yang menyebut bahwa selain Salah, Mane adalah pemain yang paling lama menghabiskan waktu untuk menjaga kebugaran di gym.

Firmino memang jadi yang paling tua di antara ketiganya. Namun, Firmino adalah sosok yang jarang diterpa cedera panjang. Dan, seperti kata Juergen Klopp, dia pemain yang bisa sembuh dengan cepat. Jadi, tetap memiliki Firmino adalah opsi yang bagus.

Soal duit, ini memang pelik. Namun, mengganjar Salah dengan kenaikan gaji dua kali lipat juga tak ada salahnya. Salah selalu menunjukkan performa positif, selalu memberikan kontribusi besar buat tim. Karena itu, gaji 400.000 pounds per pekan akan sangat layak untuk salah satu pemain terbaik dunia saat ini.

Jika Manajemen Liverpool kemudian bingung soal Mane dan Firmino, mereka memang punya peluang untuk memperpanjang satu di antara keduanya. Menilik gaji, usia, dan performa, Mane yang akan jadi kandidat terkuat. Ia juga dikabarkan bersikap santai soal negosiasi ini.

Soal Firmino, Manajemen Liverpool juga harus tahu bahwa dengan usia 31 tahun dan kontrak yang tersisa satu tahun, mereka tak akan mendapat angka optimal dari penjualan sang pemain. Striker asal Brasil itu bisa lepas dengan harga murah. Lantas, apakah itu sebanding dengan apa yang sudah Firmino berikan sejauh ini?

Liverpool memang sudah punya Diogo Jota untuk menyempurnakan Salah dan Mane. Namun, akan sulit mencari sosok yang tidak egois, pintar membuka ruang, bagus dalam bertahan, dan bisa menjadi false-9 seperti Firmino.

***

Liverpool punya pengalaman buruk ketika berbicara soal pemain kunci yang berada di ujung kontrak. Kasus Steve McManaman, Michael Owen, dan Gini WIjnaldum bisa dijadikan contoh. Liverpool tak mendapat dana segar yang ideal dari kepergian mereka usai tak menemui kesepakatan soal perpanjangan kontrak.

Jika sudah begitu, Liverpool rugi dua kali. Pertama karena kehilangan sosok inti yang bisa memperlemah tim, kedua karena mereka rugi secara finansial. Dalam kasus Salah, Mane, dan Firmino nanti, dampak kerugiannya bisa lebih besar lagi. Apalagi jika mereka gagal menemukan pengganti sepadan.

Mereka bisa berkaca dari kepergian Wijnaldum musim panas lalu. Saat Thiago absen, Liverpool kehilangan sosok penyeimbang lini tengah yang biasanya mereka temukan pada sosok Wijnaldum. Hal tersebut pun membuat Liverpool lebih rentan diserang dalam fase transisi.

Melihat bagaimana Juergen Klopp masih bergantung pada ketiga pemain itu untuk urusan mencetak gol dan menciptakan peluang, kepergian satu atau dua dari mereka jelas akan menghadirkan masalah lain yang mungkin akan menghabiskan waktu lebih dari satu musim untuk bisa diatasi.

Liverpool harus cermat dalam mengambil langkah, karena kepergian Salah, Mane, atau Firmino bukan hanya bisa mengakhiri era trio ini, tapi juga bisa mengakhiri era kejayaan Liverpool yang sudah dibangun sejak ketiganya jadi andalan Klopp.

Waktu terus bergulir, harus ada keputusan yang harus diambil dalam enam bulan ke depan.