Menanti Perkembangan Henhen Herdiana (dengan Sabar)

Foto: @Liga1Match.

Pelan tapi pasti, Henhen Herdiana mulai mendapatkan tempat di dalam tim Persib. Sejumlah aspek dalam permainan memang masih perlu ia benahi, tetapi perkembangannya sejauh ini terbilang bagus.

Klasifikasi jenis seorang pemain sepak bola seringnya dibagi menjadi dua. Pertama, mereka-mereka yang mendapatkan anugerah Yang Maha Kuasa dengan bakat luar biasa. Kedua, adalah mereka yang bekerja keras untuk mencapai level top.

Padahal, ada satu jenis lain. Mungkin bukan tipe pemain yang diberkahi kemampuan luar biasa, bukan pula jenis yang akan membuat penonton terkesan dengan cara bermainnya. Namun, pemain seperti ini berfungsi dengan baik, menjalankan peran yang diberikan kepadanya dengan maksimal. Pemain jenis ini biasanya akan semakin bagus seiring berjalannya waktu, ketika ditempa oleh pengalaman.

Bek kanan Persib, Henhen Herdiana, adalah salah satu jenis pemain ketiga. Dari tiga laga terakhir 'Maung Bandung' di kompetisi Liga 1, Henhen selalu bermain dan hasilnya tim selalu meraih kemenangan.

Setidaknya terlihat dari tiga laga melawan Bhayangkara FC, PSS, dan PSIS, Henhen sudah tampil jauh lebih baik ketimbang musim-musim sebelumnya. Jelas dia berbeda dengan ketika baru menjalani debut dengan tim utama Persib pada Liga 1 2017.

Pada musim debutnya itu, terlihat jelas Henhen begitu canggung. Dia cukup kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan sistem permainan tim dan rekan-rekan barunya, terutama yang berusia lebih tua. Salah oper dan tampak bingung ketika mengawal pemain lawan menjadi pemandangan yang sering dilihat pada musim perdana Henhen di tim utama Persib.

Perkembangan kemudian tidak banyak terlihat. Hal ini memaksa pelatih-pelatih Persib, mulai dari Mario Gomez sampai Robert Rene Alberts, terpaksa memainkan Supardi Nasir yang sudah semakin dimakan usia. Atau dalam keadaan mepet, Ardi Idrus ditempatkan sebagai bek kanan. Padahal situasinya masih ada Henhen di sana.

Semakin sulit karena Persib kemudian mendatangkan Bayu Fiqri, fullback belia potensial. Bayu bisa bermain di kedua sisi, sebuah nilai plus, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh Henhen. Wajar bila kemudian muncul anggapan apabila Henhen akan semakin kesulitan mendapatkan tempat di tim utama Persib. Ini mulai terbukti dengan bagaimana Alberts lebih memilih lebih banyak memainkan Bayu ketimbang Henhen.

Dalam perjalanan Liga 1 musim ini, setidaknya pada seri kedua, mulai terlihat bagaimana Henhen mencoba meraih tempat yang memang mestinya jadi miliknya sejak beberapa musim sebelumnya. Henhen bermain apik sejauh ini. Memang masih ada kecanggungan, tapi Henhen menjalankan tugasnya dengan baik dan sulit ditembus.

Dilansir lapangbola.com, Henhen musim ini membuat rata-rata 2,4 intercepts dan 1,4 sapuan per pertandingan di Liga 1 musim ini. Henhen sendiri baru bermain di tujuh pertandingan musim ini. Memang berbicara statistik mesti dengan konteksnya. Namun, angka-angka ini setidaknya menunjukan bahwa Henhen bertahan dengan cukup baik.

Tiga laga beruntun ketika tim meraih kemenangan, Henhen juga tampil luar biasa. Ia sulit ditembus oleh penyerang seperti Ezechiel N’Douassel, mengamankan Hari Nur Yulianto, dan membuat Irfan Jaya kesulitan.

Setiap yang mengikuti pertandingan Persib juga bisa melihat bagaimana ada sebuah perkembangan yang signifikan dari seorang Henhen Herdiana. Sebuah perkembangan yang sebenarnya bisa saja membuka kunci-kunci lain dalam tim Persib Bandung.

Kunci Memaksimalkan Potensi Febri Hariyadi?

Mematangkan permainan Henhen Herdiana bisa menjadi kunci memaksimalkan potensi besar dari seorang Febri Hariyadi.

Bagaimana bisa demikian?

Cukup sulit untuk menemukan cara terbaik untuk memaksimalkan bakat seorang Febri Hariyadi. Kombinasi wingplay dengan Supardi seringnya tidak berjalan. Padahal Febri punya segala atribut untuk mereplikasi duet Supardi dengan Muhammad Ridwan di sisi kanan lapangan Persib.

Sementara ketika dimainkan di sektor sayap kiri, upaya memaksimalkan kaki kiri Febri yang dahsyat itu justru tidak bisa dilakukan. Pasalnya, sering terjadi situasi kagok untuk sang pemain ketika dimainkan di sektor tersebut, meskipun mantan pelatih timnas Indonesia, Luis Milla, beberapa kali sempat memainkan Febri di sektor sayap kiri.

Perkembangan permainan Henhen bisa memberikan banyak dampak positif terhadap permainan Febri. Faktornya justru bukan sesuatu yang teknis sebenarnya. Ada ikatan emosional di antara kedua pemain yang kemudian membuat mereka bisa bermain padu.

Henhen dan Febri sama-sama merupakan produk pembinaan usia muda Persib. Mereka melaju, through the ranks, untuk bisa bermain di tim utama. Henhen dan Febri sudah mengenal satu sama lain sejak lama. Mereka juga memenangkan medali emas PON 2016 bersama-sama. Ada rasa nyaman yang sudah dibangun sejak kanak-kanak.

Ini yang mungkin tidak ditemukan ketika Febri bermain dengan Supardi atau Bayu Fiqri. Ketika bermain dengan Supardi ada rasa sungkan besar karena Supardi adalah pemain senior sekaligus kapten tim. Komunikasi akan sulit, misalnya, tentu ada rasa sungkan dari Febri untuk meminta Supardi untuk naik maju membantu serangan, atau menginisiasi kombinasi operan dengan dirinya.

Sementara dengan Bayu Fiqri yang terjadi sebaliknya. Bayu yang jauh lebih muda, justru akan sungkan untuk memberi “instruksi” kepada Febri ketika sama-sama bergerak membongkar pertahanan lawan.

Sementara dengan Henhen, hambatan-hambatan tersebut bisa diminimalisir. Keduanya sudah mengenal satu sama lain. Dan sepertinya sudah paham apa yang harus dilakukan. Henhen dan Febri punya potensi besar untuk mereplikasi duet Supardi-Ridwan, tapi tentunya dengan cara mereka sendiri.

Apa yang Selanjutnya Mesti Dilakukan?

Salah satu faktor yang membuat permainan Henhen semakin membaik adalah kepercayaan dari pelatih Robert Rene Alberts kepada dirinya. Memang ada tipe pemain yang mesti mendapatkan tambahan semangat dan kepercayaan diri untuk bisa tampil lebih baik. Dan sepertinya Alberts pun menyukai Henhen karena dia mengerjakan pekerjaannya dengan baik, dan sesuai instruksi sang pelatih.

Dukungan yang diberikan oleh tim pelatih mesti terus dilakukan sembari meningkatkan atribut bermain Henhen yang lain. Secara defensif, permainan Henhen relatif tidak bermasalah. Pernah bermain sebagai bek tengah di level usia muda banyak membantu Henhen dalam urusan bertahan dan menghentikan serangan lawan.

Namun, memang harus diakui kalau Henhen masih perlu meningkatkan kemampuannya dalam menyerang. Seperti umpan, pengambilan keputusan ketika menyerang (apakah mengirim umpan, atau terus menerobos ke pertahanan lawan), dan hal-hal lainnya.

Peningkatan ini jelas butuh waktu, butuh kepercayaan terkait proses. Sesuatu yang mungkin akan menguji rasa sabar, terutama dari kalangan pendukung. Namun, apabila hasilnya memang bagus, tentu penantian tersebut jadi berbuah manis.

Pada akhirnya memang ketimbang yang gemerlap, yang dibutuhkan adalah sesuatu yang berfungsi dengan baik.

===

Aun Rahman adalah pundit sepak bola nasional, podcaster di Box2Box Bola dan Umpan Tarik, serta penulis. Biasa beredar di Twitter lewat akun @aunrrahman.