Menantikan Aguero Jadi Tandem Sehati Messi
Barcelona pernah punya penyerang tajam yang begitu klop dengan Messi: Eto'o dan Suarez. Kini, Barcelona coba mengulangi dengan mendatangkan Aguero. Akankah ia mampu meneruskan jejak dua pendahulunya?
Kita bisa memulainya dari Samuel Eto'o. Ia adalah salah satu anomali: Meniti karier bersama Real Madrid tetapi berjaya bersama Barcelona.
Eto'o datang ke Camp Nou pada gerbong transfer musim 2004/05. Ada Deco, Ludovic Giuly, hingga Henrik Larsson di sana. Mereka melengkapi skuad Barcelona yang sudah dihuni Carles Puyol, Xavi Hernandez, Ronaldinho, hingga pemuda berbakat berusia 17 tahun bernama Lionel Messi.
Eto'o hadir melengkapi kepingan-kepingan yang dicari Blaugrana. Ia bukan tipe penyerang konvensional yang kaku dan statis di kotak penalti. Posturnya sebagai pemain depan juga tak tinggi-tinggi banget untuk melakukan duel udara dengan bek lawan. Yang Eto'o punya adalah kelincahan dan ketenangan di depan gawang.
Eto'o bisa mampu bersinergi dengan Thierry Henry dan Messi di garda terdepan. Kecepatan dan dinamisnya permainan mereka bertiga membuat pemain lawan sulit untuk menebak siapa yang akan berada di dalam kotak penalti.
Di laga melawan Real Madrid pada ajang La Liga musim 2008/09, Pep Guardiola selaku pelatih Barcelona saat itu, memanipulasi lini serang timnya. Ia memainkan Messi sebagai false nine demi memancing bek-bek Madrid untuk keluar. Dari situ Henry dan Eto'o kemudian merangsek dari kedua sisi. Tokcer, Barcelona menang telak 6-2.
Bila ditotal, Eto'o sukses mengemas 130 gol dan 40 assist buat Barcelona. Pemain kelahiran Kamerun itu juga bisa menghadirkan 10 gelar, termasuk sepasang trofi Liga Champions.
Suarez adalah pewaris selanjutnya. Datang dari Liverpool pada musim 2014/15, ia diharapkan bisa membantu Lionel Messi sekaligus menambah variasi lini serang Barcelona. Masuk akal, Suarez adalah salah satu bomber elite di Eropa. Gelar top skorer Premier League 2013/14 menjadi buktinya.
Harapan Barcelona kepada Suarez berbuah manis. Bersama Messi dan Neymar, ia membentuk trio yang menakutkan. Ketiganya seakan memiliki segalanya yang dibutuhkan oleh seorang penyerang. Khusus untuk Suarez, cara mainnya yang cerdik dan tricky menjadi nilai plus. Penyerang Uruguay itu juga ciamik saat bersama bola. Perkara ketajaman, Suarez jangan ditanya. Bola-bola sulit dari sudut sempit bisa diubahnya menjadi gol.
Chemistry Suarez dengan Messi juga sangat klop. Messi bisa memberikan pelayanan kepada Suarez, begitu juga sebaliknya. Mereka tahu betul kapan harus bergerak, mencari ruang, kemudian menyelesaikan peluang.
****
Barcelona menjalani musim 2020/21 dengan kurang memuaskan. Pada pentas La Liga, pasukan Ronald Koeman itu cuma nangkring di posisi tiga, kalah saing dari Atletico Madrid dan Real Madrid. Salah satu pemicu keterpurukan Barcelona tak lain adalah ketergantungan mereka kepada Messi.
Lebih dari sepertiga gol Barcelona lahir darinya. La Pulga juga menjadi produsen assist terbanyak buat mereka. Komplit sudah kontribusinya. Jadi jangan kaget kalau Barcelona kesulitan saat Messi gagal tugas.
Sialnya lagi, tak ada rekan-rekan setimnya yang mampu mengover kealpaan Messi. Antoine Griezmann, harusnya. Tapi ia agal menjaga konsistensi. Cuma 13 gol yang dibuatnya di La Liga. Adapun Martin Braithwaite lebih sering mendapat cacian ketimbang sanjungan. Pemain Denmark itu cuma mengemas 7 gol dari 42 laga yang dimainkan di semua kompetisi. Barcelona sebenarnya masih punya Ousmane Dembele dan Ansu Fati. Namun, keduanya lebih sering berkutat dengan cedera.
Masalah lini depan inilah yang coba diperbaiki oleh Barcelona. Salah satu caranya, ya, dengan mendatangkan Sergio Aguero dari Manchester City di bursa transfer musim panas ini. Di atas kertas, ini merupakan transfer yang menguntungkan buat Barcelona. Selain bebas biaya, Aguero sendiri adalah pemain dengan kredibilitas tinggi.
Aguero merupakan topskorer sepanjang masa The Citizens dengan 258 gol. Sementara 182 golnya di Premier League mengantarnya masuk ke daftar 4 besar bomber tersubur di kompetisi terelite Inggris itu (di bawah Alan Shearer, Wayne Rooney, dan Andy Cole).
Dari tipikal permainan, Aguero punya banyak persamaan dengan Suarez dan Eto'o. Area jelajahnya luas, bukan tipe statis yang nangkring di kotak penalti lawan. Menjadi hal yang lumrah saat melihatnya bergerak ke sisi sayap atau turun ke dalam untuk terlibat dalam proses pembangunan serangan. Persis seperti yang Guardiola inginkan.
Nah, kehadiran Aguero ini kemungkinan bisa membuat Koeman merevisi pola mainnya. Perlu diingat, pada paruh kedua musim lalu Barcelona kerap bermain dengan pakem dasar 3-5-2. Musim depan, pria Belanda itu bisa menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan Aguero sebagai tumpuan di lini depan.
Aguero akan dibantu oleh Memphis Depay dan Griezmann yang bergerak di kedua sisi. Sementara, Messi yang sudah tak muda lagi bisa berperan sebagai playmaker di tengah. Kecermatan Aguero untuk membuka ruang bisa memuluskan Depay dan Griezmann untuk merangsek ke kotak penalti lawan. Ya, selain olah bola yang baik, Griezmann dan Depay punya kemampuan menyelesaikan peluang kelas wahid.
Menariknya, Aguero, Depay, dan Griezmann memiliki tipe yang hampir serupa. Mereka mafhum bergerak secara mobile untuk merusak ritme bertahan lawan, kemudian menciptakan ruang bagi rekannya untuk menyelesaikan peluang.
Seperti yang diperlihatkannya bersama City, Aguero memiliki link-up play yang baik. Aguero juga mampu turun ke sepertiga pertahanan lawan dan membantu build-up serangan. Kelebihan ini yang bisa mendongkrak lini serang Barcelona nanti dan tak melulu bergantung kepada Messi untuk mencetak gol. Aguero, ditambah Depay serta Griezmann, berpotensi menuai ancaman kepada tim kontestan La Liga lainnya.
Soal chemistry, Aguero dan Messi rasanya tak perlu diragukan lagi. Mereka berdua rutin bergotong-royong di Timnas Argentina. Kombinasi keduanya pernah membuahkan medali emas di Olimpiade 2008. Aguero dan Messi juga sukses meraih Copa America belum lama ini.
"Saya sudah tahu bagaimana karakter Lionel Messi karena kami sudah lama bersahabat," ucap Aguero dilansir Marca.
Satu hal lagi, Aguero lumayan kenyang pengalaman mentas di La Liga. Ia memulai kariernya di Eropa bersama Atletico Madrid saat usianya masih 18 tahun. Lima musim total Aguero bermain untuk Los Cholconeros. Ia bisa mengemas 100 gol dan 45 assist dalam 230 penampilan.
Namun, mendatangkan Aguero bukan cuma soal enak-enaknya saja. Aguero juga memiliki beberapa kelemahan yang membuat kariernya di Barcelona bisa mandek. Faktor usia menjadi salah satunya. Kini, Aguero sudah berusia 33 tahun dan kecepatan serta kelihaiannya dengan bola sudah tak segesit empat-lima musim lalu. Cedera juga kerap menghinggapi Aguero. Musim lalu saja, Aguero cuma main sebanyak 20 kali bersama Man City. Ia banyak absen lantaran cedera lutut dan hamstring.
****
Barcelona punya kenangan manis saat memiliki penyerang tajam dan bisa berkolaborasi dengan Messi. Saat memiliki Eto'o dan Luis Suarez, Blaugrana sukses meraih treble winner. Kini, Aguero datang dan para pendukung berharap tuah dari pria kelahiran Quilmes itu.