Mencari Penyerang Utama Inter: Dzeko atau Zapata?

Edin Dzeko ketika bermain untuk tim nasional negaranya, Bosnia dan Herzegovina. Foto: @FBosnio.

Romelu Lukaku hampir pasti meninggalkan Inter Milan pada bursa transfer musim panas ini. Mampukah Inter menemukan pengganti yang sepadan?

Mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan. Pepatah itu rasanya cocok ditujukan kepada Inter Milan saat ini. Apa yang menanti mereka di depan sana lebih tampak seperti sebuah ketidakpastian.

La Beneamata baru saja memenangi Scudetto musim 2020/21, gelar yang sudah mereka dambakan selama 11 tahun terakhir. Yang membuat raihan tersebut makin manis adalah Inter merusak dominasi Juventus yang sembilan musim terakhir menjadi raja Serie A.

Bersama Antonio Conte yang keras kepala, Inter menjelma menjadi tim yang menakutkan. Kekuatan mereka terletak di pressing ketat, kombinasi para pemain tengah dan depan, serta serangan balik yang mematikan.

Sayangnya, Inter langsung terbentur kenyataan pahit. Setelah terbang tinggi, benturan keras ke tanah membuat mereka terbangun dengan mata terbelalak. Krisis finansial yang melanda membuat Nerazzurri tak bisa mempertahankan pemain-pemain serta pelatih terbaiknya.

Conte sudah lebih dulu pergi. Dari bulan Mei lalu, Conte sudah tak lagi berstatus sebagai pelatih Inter. Ia berselisih pandangan dengan para petinggi klub; sementara Conte berharap ada penguatan skuad, petinggi justru memilih untuk berhemat karena kesulitan keuangan tadi. Posisinya digantikan oleh Simone Inzaghi yang cukup menjanjikan bersama Lazio.

Selain Conte, ada pula Achraf Hakimi yang hengkang dari Inter. Bek sayap asal Maroko itu memilih PSG sebagai destinasi karier selanjutnya. Padahal, Hakimi adalah salah satu pemain penting pada 2020/21, mengingat kinerjanya dari tepi lapangan merupakan salah satu yang krusial pada sistem permainan Inter.

Yang teranyar, Inter kemungkinan besar akan kehilangan Romelu Lukaku. Kabarnya, La Beneamata sudah menerima tawaran dari Chelsea sebesar 102 juta poundsterling untuk menebus Lukaku. Buat Inter, ini adalah pukulan telak karena beberapa alasan.

Pertama, Lukaku ingin bertahan di Inter setelah memenangi Serie A musim kemarin. Namun, kepergian Conte dan persoalan finansial yang membelilit klub membuatnya berubah pikiran. Kedua, striker asal Belgia itu adalah pemain paling tajam di skuad pada musim 2020/21; ia merupakan top skorer klub lewat torehan 30 gol dari seluruh kompetisi.

Tak heran, fans Inter kecewa dengan keputusan dari manajemen. Mereka membentangkan spanduk protes dalam laga uji tanding melawan Parma. Guna membungkam protes para pendukung, Inter kudu cepat mencari pengganti. Dua nama pun santer diberitakan akan datang ke Giuseppe Meazza.

Nama pertama adalah Edin Dzeko (35 tahun). Kans Inter Milan untuk mendapatkan eks pemain Man City ini sangatlah besar. Sebab, kontrak Dzeko dengan Roma akan habis satu musim lagi. Roma juga tengah berburu penyerang; Luka Jovic dan Tammy Abraham masuk radar I Lupi. Sementara itu, Inter dikabarkan bisa mendapatkan Dzeko dengan dana tak sampai dua juta euro.

Selain Dzeko, ada nama Duvan Zapata (30 tahun) dari Atalanta yang masuk dalam incaran Inter Milan. Namun, harganya lebih mahal Zapata; ia kabarnya bisa ditebus dengan mahar mencapai 45 juta euro.

Pertanyaanya: Dzeko atau Zapata yang tepat menggantikan Lukaku?

Bicara ketajaman, jumlah gol Dzeko dan Zapata musim lalu digabung belum mencapai apa yang diraih Lukaku. Di Serie A, Dzeko mengemas tujuh gol, adapun Zapata 15 gol. Sementara, Lukaku bisa mengemas 24 gol.

Dari keduanya Zapata yang memiliki karakter hampir mirip dengan Lukaku. Penyerang asal Kolombia itu memiliki kecepatan dan kemampuan dribel yang sangat apik. Tubuhnya juga kekar sehingga membuatnya bisa melindungi bola dengan sangat baik.

Musim lalu saja, Zapata mencatatkan dribel sukses mencapai 40 kali. Unggul dua angka atas Lukaku.

Tak cuma perkara dribel, Zapata memiliki kemampuan passing yang sangat baik. Musim lalu, ia menciptakan 761 operan dengan tingkat akurasi mencapai 79,5 persen. Bicara persentase, torehannya lebih baik dari Lukaku yang memiliki akurasi operan mencapai 72,5 persen.

Persoalan operan ini menjadi atribut krusial mengingat lini depan Inter terbilang cair. Lukaku, yang dinamis dan tidak terpaku pada satu posisi, terbiasa melakukan kombinasi dengan Lautaro Martinez ataupun Nicolo Barella.

Ketiganya memiliki catatan key passes (umpan kunci) per 90 menit yang cukup baik. Lukaku memiliki 1,65 umpan kunci per 90 menit, lebih baik dari catatan milik Martinez (1,32 umpan kunci per 90 menit) dan Barella (1,45 kunci per 90 menit).

Ini menunjukkan bahwa siapa pun striker baru Inter mestilah memiliki atribut yang baik dari aspek mengkreasikan peluang via operan. Zapata, yang merupakan tipikal striker agresif—dengan torehan 98 shot sepanjang musim kemarin—, nyatanya masih punya catatan lumayan dari segi produksi umpan kunci: 1,57 per 90 menit. Sekarang, tinggal bagaimana ia menyesuaikan diri dengan Lautaro dan Barella.

Dari aspek defensif, eks penyerang Udinese itu bisa cocok dengan skema pressing Inzaghi. Per catatan Fbref, Zapata 233 kali melakukan pressing sepanjang musim 2020/21 dengan 65 di antaranya sukses (persentase keberhasilan 27,9%). Yang menarik, Zapata punya jumlah pressing yang lumayan untuk tiga area: Attacking third (144 kali), middle third (72 kali), dan defensive third (17 kali). Ini menunjukkan bahwa work rate-nya cukup bagus.

Bukan kebetulan juga, Lukaku juga menunjukkan kinerja defensif dari aspek pressing dengan sama baiknya. Lukaku 291 kali melakukan pressing dengan 80 di antaranya sukses. Dia juga terbilang rajin karena catatan pressing-nya untuk tiga area terbaca seperti ini: Attacking third (183 kali), middle third (98 kali), dan defensive third (10 kali).

Sejauh ini, karakteristik Zapata terbilang cocok untuk skema Inter-nya Inzaghi dan memiliki kecocokan juga kalau dibandingkan dengan kinerja Lukaku pada musim kemarin. Sekarang, bagaimana dengan Dzeko?

Per catatan Understat, Dzeko rata-rata melepaskan 1,42 umpan kunci per 90 menit sepanjang 2020/21. Jelas, bukan catatan yang buruk, menunjukkan bahwa dia masih bisa mengkreasikan peluang dengan sama baiknya. Persoalannya, dengan 7 gol yang ia cetak pada musim kemarin, Dzeko tak nampak segarang Lukaku atau Zapata.

 Dari aspek defensif dalam melakukan pressing, Dzeko 190 kali melakukan pressing dengan 55 di antaranya sukses. Mayoritas pressing Dzeko dilakukan di area attacking third (100 kali) dan middle third (83 kali). Boleh dibilang, dari sisi work rate, Zapata masih unggul.

Oleh karena itu, menimbang catatan-catatan di atas, sesungguhnya transfer Zapata lebih masuk akal. Terlebih, Gianluca Di Marzio mengabarkan bahwa Inter dan Atalanta sudah mencapai kesepakatan untuk transfer Zapata begitu kepindahan Lukaku terealisasi.

Meski begitu, bukan tak mungkin apabila Dzeko bakal tetap didatangkan. Karena sudah tak muda lagi, Dzeko dianggap bisa menularkan pengalaman kepada sejumlah pemain muda Inter. 

Selain itu, apabila dua transfer ini terealisasi, Inter akan memiliki empat penyerang yakni Lautaro Martinez, Alexis Sanchez, Dzeko, dan Zapata. Kedalaman diperlukan Simone Inzaghi mengingat Inter akan turun juga di Liga Champions.



Kemampuan Dzeko untuk melindungi bola juga sangat baik. Ia bahkan bisa jadi pemantul untuk lini kedua Inter merangsek ke dalam kotak penalti.

Dzeko diprediksi bisa menyantap umpan-umpan silang dari pemain anyar Inter lainnya, Hakan Calhanoglu. Perlu diingat, musim lalu Calhanoglu mencatatkan rata-rata 2,2 umpan silang per laganya.