Mengubah Nasib ala Nkunku

Foto: @c_nkunku.

Dari anak yang seluruh hidupnya dipenuhi ejekan, Nkunku kini melesat dan berubah jadi jagoan.

Bahkan jika Cristopher Nkunku memiliki mesin waktu, ia enggan kembali ke masa lalu.

Tidak mengherankan mengapa Nkunku lebih banyak diam saat diharuskan bercerita soal masa lalu. Sejak dulu, hidupnya lebih banyak diisi oleh ejekan. Tidak ada ceritanya ia bebas dari tekanan orang.

Norbert Boj, mantan guru sepak bola Nkunku di Pays de Fontainebleau, jadi salah satu saksinya. Ia mengisahkan bagaimana nyaris tidak bisa berkembang karena tekanan. Sepak bola yang katanya bisa membawa bahagia tidak berlaku untuk Nkunku.

“Dibandingkan anak seumurannya, Nkunku barangkali adalah anak yang punya tulang, tubuh, dan kaki yang paling kecil,” kata Boj kepada L’Equipe. “Kami tidak pernah menemui anak yang punya tubuh sekecil Nkunku.”

Satu yang membuat Nkunku terus bermain sepak bola adalah mimpi. Sejak kecil, ia punya hasrat untuk memperkuat Paris Saint-Germain. Menurut Boj, seragam PSG selalu jadi andalan Nkunku saat berangkat ke tempat latihan.

Mimpi untuk memperkuat PSG pelan-pelan membuat Nkunku berkembang di aspek lain. Seiring bertambahnya usia, ia jadi yang paling cepat di Fontainebleau. “Visi bermain dan teknik mengolah bolanya juga berkembang begitu pesat di waktu yang terbilang cepat,” imbuh Boj.

Nkunku akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan PSG. Kesempatan tersebut ia dapatkan setelah dilihat oleh seorang pencari bakat PSG di sebuah kompetisi yang digelar di Clairefontaine.

Boj mengira bahwa Nkunku bakal melaju mulus di akademi PSG. Namun kenyataannya, kemampuannya tidak seberapa spesial apabila dibandingkan oleh teman-temannya di sana. “Saya tidak percaya ia kembali mengalami cobaan besar,” kata Boj.

“Nkunku tidak banyak bermain saat ia berusia 17 tahun. Ia selalu kalah saat harus berduel dengan pemain lain yang jauh lebih besar. Kecepatannya tidak berpengaruh sedikit pun,” kata mantan teman setim Nkunku, Alexandre Demirdjian.

Demirdjan mengatakan bahwa mental Nkunku sempat jatuh ia dinyatakan tidak lolos seleksi di kelompok umur yang lebih tinggi. “Ia jadi salah satu pemain yang sempat tidak dipromosikan oleh pelatih saat itu,” tambah Demirdjan.

Nasib Nkunku berubah saat Laurent Blanc datang pada musim panas 2013. Sebelum masa pramusim, ia memberikan kesempatan beberapa pemain muda untuk unjuk gigi dan yang berhasil tampil apik akan diikutsertakan ke pramusim.

Nkunku jadi salah satu pemain yang mencuri perhatian Blanc. Meski demikian, ia harus menunggu dua tahun untuk akhirnya mendapatkan kesempatan tampil di kompetisi resmi.

***


Nasser Al-Khelaifi mengumbar banyak janji saat dipastikan sebagai Presiden sekaligus CEO PSG pada 2013. Salah satunya adalah menjaga identitas PSG dengan memberikan banyak kesempatan untuk pemain muda dari akademi.

Al-Khelaifi memang memenuhi janjinya. Namun, pada akhirnya lebih banyak alumni akademi PSG yang pergi ketimbang bertahan. Di skuad saat ini, hanya Presnel Kimpembe dan Colin Dagba yang murni hasil binaan akademi.

Beberapa bintang di akademi, macam Adrien Rabiot, Kingsley Coman, dan Ferland Mendy, kini mengadu nasib di klub lain. Alphonse Areola, yang jadi pemain terbaik di kelahiran 1993, sudah tiga musim beruntun dipinjamkan ke klub lain.

Angkatan Nkunku tidak jauh berbeda. Bersama Moussa Diaby dan Timothy Weah, mereka jadi nama yang disingkirkan oleh para bintang. Diaby sekarang jadi andalan Bayer Leverkusen, sementara Weah kini memperkuat Lille.

Diaby dan Weah kian tragis setelah PSG menjadi pembuat keputusan. “Kami melepas mereka karena posisi mereka amat penuh. Tidak ada jalan lain bagi kami untuk menerima tawaran,” kata Leonardo Araujo, Direktur Olahraga PSG.

Yang membuat Nkunku mungkin sedikit berbeda adalah ia memilih meninggalkan. Tidak kunjung datangnya kesempatan membuatnya gusar. Kepada L’Equipe, ia mengaku sampai memberikan ultimatum kepada PSG.

“Saya sudah memberikan semua kemampuan terbaik yang saya miliki tapi kesempatan tidak pernah diberikan,” kata Nkunku.

Kesempatan Nkunku untuk hengkang mulai terjadi saat memasuki bursa transfer musim dingin 2018/19. Saat itu, Arsenal melalui sang head of recruitment, Sven Mislintat, mengajukan tawaran untuk meminjamnya.

Tawaran yang diajukan oleh Arsenal ditolak oleh PSG. Entah apa yang jadi pertimbangan PSG. Yang jelas, penolakan tersebut membuat Nkunku kian tidak betah. Enam bulan kemudian, RB Leipzig datang.

***

13 juta euro dikeluarkan oleh Leipzig untuk memboyong Nkunku. Di antara pemain akademi lain yang dilepas oleh PSG, angka ini terbilang rendah. Dengan kemampuan individu yang dimiliki, rasanya ia layak dihargai lebih.

Nkunku tidak butuh waktu lama untuk dicintai pelatih Leipzig saat itu, Julian Nagelsmann. Ia bahkan lebih langsung jadi pilihan utama Nagelsmann, entah itu dengan ditempatkan di posisi winger kiri atau penyerang.

Nkunku mampu bermain di beberapa posisi dengan sama baiknya. Kemampuan tersebut ditambah pergerakan liar serta kepandaian mencari ruang membuatnya selalu jadi ancaman pertahanan lawan.

Di bawah Nagelsmann, Nkunku bermain dalam 75 pertandingan di semua kompetisi. Hanya ada satu pemain yang punya jumlah pertandingan lebih banyak ketimbang Nkunku, yaitu Peter Gulacsi dengan 80 pertandingan.

Semua mengira Nkunku bakal selesai saat Nagelsmann hengkang ke Bayern Muenchen. Kedatangan Jesse Marsch sebagai pelatih baru diyakini bakal membuat penampilannya menurun. Kenyataannya tidak, ia kian tajam.

Marsch menggunakan pola 4-2-3-1 atau 3-4-2-1 di Bundesliga. Pada pola 4-2-3-1, Nkunku tampil sebagai winger. Sementara itu, saat menggunakan 3-4-2-1 diberi peran free role di belakang penyerang tengah.

Dari dua peran tersebut, Nkunku amat tajam saat diberi peran free role. Dengan diberi banyak kebebasan, Nkunku bisa mengeksplor pertahanan lawan. 4 gol yang ia buat sejauh ini di Bundesliga bahkan terjadi lewat peran tersebut.

Di laga melawan Hertha Berlin dan VfL Bochum, Nkunku nyaris selalu bertukar posisi dengan Yussuf Poulsen. Pertukaran posisi ini membuatnya kian bebas. Dua gol yang ia buat terjadi lewat pertukaran posisi.

Saat tidak melakukan pertukaran posisi Nkunku diharapkan untuk masuk sepertiga akhir pertahanan lawan lewat sprint. Kecepatannya terbukti merepotkan pertahanan lawan yang kadang tidak siap.

Tidak heran, seringnya Nkunku masuk ke pertahanan lawan membuatnya jadi salah satu pemain dengan kontribusi tembakan dan gol terbanyak di Bundesliga. Sejauh ini, ia sudah membuat 4,84 shot-creating actions dan 1,25 goal-creating actions per 90 menit. Layak untuk mendapatkan pujian, bukan?