Menjadi Arda Guler
Perjalananku dengan sepak bola adalah perjalanan tentang kesenangan dan mimpi besar yang terwujud.
Aku sudah mengenal sepak bola sejak kecil sekali. Aku lupa ketika menginjak usia berapa. Tapi, ingatan soal awal mula aku menendang bola masih melekat.
Salah satu ingatan paling jelas ketika Umit menggelindingkan bola karet ke depan kakiku. "Tendang pakai kaki kiri." Aku melaksanakan perintah Umit itu berulang-ulang.
Jika aku menendang pakai kaki kanan, Umit akan melayangkan protes. Umit bersikukuh agar aku menyepak bola karet dengan kaki kiri. Aku tidak tahu apa alasannya. Sejak itu, aku mengenal sepak bola dan mulai menyukainya.
Oh, iya, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Arda Guler. Umit adalah ayahku. Kalian harus tahu, Umit ini penggila sepak bola. Selain memintaku menendang bola dengan kaki kiri, Umit selalu mengajakku menyaksikan pertandingan sepak bola, baik di depan layar kaca atau langsung ke stadion.
Apa yang Umit lakukan membuatku jatuh hati pada sepak bola. Hingga akhirnya, Umit menyekolahkanku ke sekolah sepak bola bernama Genclerbirligi. Bagiku, Genclerbirligi memiliki sarana yang mendukung karier sepak bola anak-anak sepertiku.
Kawan-kawanku di Genclerbirligi juga tidak hanya membuat aku gembira, tetapi juga menstimulus aku untuk berlatih dengan baik. Di Genclerbirligi, kemampuanku menendang bola, menggiring bola, menggocek lawan, berlari, dan melesakkan bola ke dalam gawang, pelan dan pasti meningkat.
Kata orang-orang, aku sangat bertalenta dalam bermain sepak bola. Beda dari yang lain. Tapi, aku enggak mau ke-pede-an soal itu. Jadi, izinkan aku menyampaikan hasil wawancara pelatih pertamaku, Erol Tokgozler, dengan The Athletic soal diriku.
"Bola itu seperti salah satu dari organ tubuhnya," ucap Tokgozler. "Arda sangat nyaman dengan hal itu (menggiring bola). Itu adalah kemampuan terpentingnya." “Arda adalah permata. Jika ada penghargaan, dia akan mendapatkannya. Saya tidak melihat ada pemain yang setara dengan kemampuannya. Ada banyak pemain berbakat, tetapi ketika Arda masuk, dia membawa banyak hal ke dalam permainan."
Ucapan Tokgozler sungguh berlebihan bukan? Tapi, aku hanya bisa mengamininya.
Aku percaya bahwa ucapan Tokgozler bukan omong kosong. Toh, aku mampu menarik perhatian Serhat Pekmezci yang merupakan pencari bakat dari Fenerbahce --klub favoritku, klub kesayanganku.
Yang buat aku gembira dengan sangat teramat, Fenerbahce merekrutku dari Genclerbirligi dengan mahar 200.000 euro. Jika aku masuk tim utama, Genclerbirligi mendapatkan 200.000 euro lagi. Itu terjadi saat aku berusia 9 tahun atau pada 2014.
Sejak itu, aku berkeyakinan bahwa mimpi menjadi pemain profesional, pemain kelas dunia, bisa terwujud. Asalkan, aku berlatih dengan keras dan mengerahkan semua kemampuan saat diberi kesempatan bermain. Di sana, aku benar-benar merasakan atmosfer sepak bola yang kompetitif.
Di Fenerbahce, semua berlalu sangat cepat.
Hingga suatu hari, aku mendapat kabar untuk bergabung dengan tim utama Fenerbahce dan berlaga di Super Lig. Perasaanku senang bukan main. Bermain di Super Lig dengan jersi Fenerbahce adalah salah satu mimpi besarku. Aku tak mau berhenti meraih semuanya sejak saat itu.
Debutku untuk Fenerbahce terjadi pada musim 2021/2022 atau saat aku berusia 16 tahun. Pelatih Fenerbahce saat itu, Vitor Pereira, memainkanku saat berlaga melawan HJK Helsinki pada babak kualifikasi Liga Europa.
Aku mendapat pujian setinggi langit dari Pereira soal alasannya memainkanku. Kira-kira ini yang Pereira sampaikan kepada media massa: "Saya menghabiskan lima musim bekerja di akademi Porto," kata Pereira. "Saya hanya melihat sedikit pemain dengan kualitas dan karakter seperti Arda."
Kepercayaan dan pujian Pereira menjadi stimulus bagiku untuk bermain dengan sebaik-baiknya, sekeras-kerasnya. Aku juga mendapatkan menit bermain yang baik untuk Fenerbahce di Super Lig, meski usiaku masih belasan tahun.
Banyak yang berkata bahwa aku mendapatkan tekanan hebat selama bertanding. Tapi, aku tidak merasakan hal tersebut. Bagiku, bermain sepak bola dengan Fenerbahce adalah kebahagiaan dalam hidupku.
"Saya tidak merasakan tekanan apa pun pada diri saya,” ucapku kepada pewarta saat itu. “Saya perlu melakukannya (bermain) dengan kebahagiaan dan kesenangan, bukan tekanan."
Lalu, apa saja yang aku capai selama bermain dengan Fenerbahce? Selain berusaha menampilkan performa terbaik, aku mampu merangkum tiga gol dan tiga assist untuk musim 2021/2022, dan empat gol serta tiga assist pada musim berikutnya.
Setelah itu, ada banyak rumor soal klub-klub besar dunia yang tertarik merekrutku.
Ketika aku sedang berlibur, Umit menelponku. Katanya, Real Madrid tertarik untuk mendatangkanku dari Fenerbahce. Aku tentu sangat bahagia mendengar kabar tersebut, very excited.
Semua orang di dunia juga tahu kalau Real Madrid adalah klub besar di dunia. Nyaris semua anak-anak yang menggilai sepak bola tentu bermimpi menjadi pemain Real Madrid, termasuk diriku.
Namun, bagiku, mimpi menjadi pemain Real Madrid terlalu jauh dan sulit digapai. Makanya, saat Umit memberitahu Real Madrid ingin merekrutku, aku sungguh-sungguh senang, very happy.
Setelah mendengar kabar tersebut, aku menyerahkan semuanya kepada Umit dan klub. Semua orang sudah tahu apa yang terjadi kemudian. Ya, aku resmi bergabung dengan Real Madrid pada musim 2023/2024.
Perjalananku dengan Real Madrid tentu tidak mulus-mulus banget. Selain sulit mendapatkan menit bermain, aku seringkali mengalami cedera, mulai dari kerusakan meniskus sampai cedera otot. Jika ditotal, aku menghabiskan waktu selama 140 hari dengan perawatan.
Meski begitu, aku mampu menampilkan performa yang oke saat mendapatkan kesempatan untuk bermain. Total, aku bermain selama 377 menit selama musim 2023/2024 di La Liga. Dari waktu tersebut, aku merangkum enam gol. Bukan catatan yang buruk, kan?
Namun, ada yang lebih berharga dari statistik tersebut, yakni nasehat dan motivasi dari pelatih Real Madri, Carlo Ancelotti.
Salah satu nasehat dari Ancelotti yang paling aku ingat adalah soal masa depanku. Katanya, aku harus bekerja keras, berlatih-berlatih-berlatih, untuk terus mengasah kapasitas dan kapabilitas. Cedera yang aku alami menjadi bagian dari perjalanan sulit untuk mencapai puncak.
Apalagi, kata Ancelotti, aku didatangkan untuk proyeksi jangka panjang Real Madrid. Tidak usah buru-buru bersinar jika kemudian redup kembali. Aku harus mengasah diri dengan sebaik-baiknya untuk menggapai masa depan yang cerah bersama Real Madrid.
Jujur, aku sangat betah berada di Real Madrid. Ada banyak pemain senior yang terus membimbingku dengan baik, mulai dari David Alaba, Luca Modric, Antonio Rudiger, dan Toni Kroos. Jika aku bertanya soal ini-itu, mereka selalu bersedia memberikan jawaban terbaik. Ini menjadi hal krusial bagi perkembanganku di Real Madrid.
Kepercayaan orang-orang Real Madrid kepadaku sangat tinggi. Coba kalian liat bagaimana perayaan gol pertamaku untuk Real Madrid saat melawan Celta Vigo. Mereka, khususnya Rudiger, menepuk-nepuk badanku dengan kegirangan. Rudiger juga mengoyang-goyangkan badanku tanda ia begitu bahagia. Ahhhh... syenangnyaaaaa......
Akhir musim 2023/2024 pun terasa spesial. Ya, Ancelotti mengenalkanku dan memberikan banyak pujian saat Real Madrid berpesta di hadapan ribuan fan setelah menjuarai Liga Champions. Ketika itu juga, Ancelotti berbicara bahwa aku adalah masa depan Real Madrid.
Aku tersipu dengan kata-kata Ancelotti itu. Yang bisa aku lakukan saat ini hanyalah bekerja keras, berlatih-berlatih-berlatih, dan menjawab semua ekspektasi orang-orang.
Sisanya, mari kita tunggu saja, aku akan menjadi pemain seperti apa, dan prestasi apa saja yang akan aku raih, baik bersama Real Madrid maupun Tim Nasional Turki.