Menyanjung Real Sociedad

Foto: Twitter @RealSociedad

Sociedad sempat menduduki puncak klasemen La Liga selama tujuh pekan. Apa trik mereka sampai begitu mujarab?

31 Agustus 2020, David Silva menjejak Anoeta. Dia men-juggling bola dan memamerkan jersi nomor 21. Hari itu Real Sociedad resmi mendatangkannya dari Manchester City secara cuma-cuma. Cukup masuk akal mengingat usianya sudah 34 tahun.

Namun, siapa yang menyangka peruntungan Sociedad berubah drastis setelahnya. Tak cuma pemanis, Silva sukses menjadi katalis tim. Berkat bantuannya, Sociedad menerjang kemuskilan: Bertengger di puncak klasemen La Liga selama tujuh pekan.

***

Semua orang tahu Sociedad bukan klub besar. Mereka bukan tandingan Real Madrid dan Barcelona. Bahkan untuk sekelas Basque saja Sociedad masih kalah dari Athletic Club yang relatif stabil.

Sociedad malah sempat terdegradasi pada musim 2006/07. Claudio Bravo cs. cuma sanggup finis di peringkat ke-19. Masalah tak sampai di situ, Sociedad juga tak kuasa untuk menahan pilar-pilar macam Darko Kovacevic, Javier Garrido, dan Savio untuk bertahan.

Namun, selalu ada garis keperakan pada tiap-tiap awan kelam. Bencana itu membuat Sociedad berbenah. Mereka mulai fokus mengembangkan para pemain muda ketimbang berbelanja.

Pada musim 2007/08 Sociedad mempromosikan lima pemain dari tim B. Tak mudah memang. Mereka kudu beradaptasi dan bertungkus lumus dengan pemain-pemain yang notabene kurang berpengalaman. Alhasil, mereka menghabiskan waktu tiga musim berkubang di level kedua Spanyol tersebut.

Namun, konsistensi itu terbayar lunas. Bersama jebolan akademi macam Antoine Griezmann, Asier Illarramendi, dan David Zurutuza, Sociedad menjuarai Segunda Division. Semuanya berkat Roberto Olabe yang sekarang menjabat sebagai direktur olahraga Sociedad. 

Impak kebijakannya dalam mengorbitkan pemain muda mulai menuai hasil. Puzzle Sociedad kemudian komplet setelah menunjuk Imanol Alguacil pada pengujung Desember 2018. Alguacil sempat menjadi staf pada tim kepelatihan David Moyes, sebelum akhirnya menukangi tim reserve. Jabatan tersebut ia pegang sampai pelatih tim senior sebelumnya, Asier Garitano, didepak karena serangkaian hasil buruk.

Tuah Alguacil berjalan instan. Pada laga perdananya, 6 Januari 2019, Sociedad ia bawa menang 2-0 atas Madrid di Santiago Bernabeu. Hebatnya lagi, mereka kembali menjungkalkan El Real empat bulan kemudian. Sociedad pun finis di posisi kesembilan pada akhir 2018/19.

Konsistensi Sociedad makin kentara semusim setelahnya. Skema main oke plus efektivitas transfer jadi faktor. Gampangnya, strategi Sociedad irit tapi mujarab.

Pembelian termahal mereka "cuma" Portu yang diboyong 10 juta euro dari Girona, disusul Alexander Isak dari Borussia Dortmund (yang dibeli dengan harga 8 juta euro). Bila ditotal, pengeluaran Sociedad cuma mencapai 21,25 juta euro atau hanya sepertiga dari budget transfer Barcelona di musim 2019/20.

Meski relatif murah, kontribusi keduanya tak main-main. Portu sukses memproduksi 7 gol dan 8 assist di pentas liga. Ishak juga tak kalah jago; total ia membuat 9 gol dan 1 assist.

Itu belum ditambah dengan moncernya almuni akademi macam Mikel Oyarzabal, Igor Zubeldia, Andoni Gorosabel, dan Robin Le Normand. Dari sini terlihat betapa briliannya Sociedad dalam membangun pondasi tim.

Resistensi adalah salah satu perkara tersulit buat sebuah klub. Tidak mudah menahan pemain andalan dari godaan klub lain. Kalaupun gagal, mereka kudu mencari pengganti sepadan.

Sociedad tak luput dari itu. Pada awal musim ini, mereka melepas Diego Llorente ke Leeds United dan merelakan Martin Odegaard mudik ke Real Madrid.

Llorente merupakan komponen penting Alguacil di sektor pertahanan. Kemampuan olah bola jadi alasannya. Sebagai pelatih, Alguacil memang mengedepankan penguasaan bola serta umpan-umpan pendek. Kemampuan Llorente pun menjadi penting untuk membangun serangan dari belakang.

Odegaard juga sama; ia adalah komponen penting tim Alguacil musim kemarin. Dia adalah motor serangan Sociedad. Menurut catatan WhoScored, rata-rata melakukan 2 dribel sukses dan 2 key pass  per laga --tertinggi di Sociedad.

Itulah mengapa, bagi Sociedad, kehilangan Odegaard ibarat melepas jentera. Mereka mesti mendatangkan mesin baru agar roda serangan tetap berderu.

Silva-lah penggerak mesin itu. Meski tak lagi muda, nyatanya dia mampu mengisi pos kosong Odegaard. Lebih dari itu, Silva adalah panutan untuk menggenjot darah muda Sociedad.

Miguel Gonzalez, jurnalis El Diario di Basque, mengungkapkan nilai lebih dari kedatangan Silva.

“Silva sangat dekat dengan para pemain muda. Para pemain akademi akan tumbuh bersamanya dan menganutnya sebagai idola. Anda harus memperhitungkan bahwa dia pintar secara taktik dan fisik. Dia juga meneyebarkan pengaruh positif kepada para pemain lainnya," kata Gonzalez kepada Sky Sports.

Curriculum vitae Silva nyaris sempurna. Dia menjadi bagian Spanyol saat menjuarai Piala Dunia dan Piala Eropa. Sementara di level klub, Silva sukses menggamit 14 trofi, termasuk empat titel Premier League bersama City.

Ditambah lagi dengan pengalamannya bekerjasama dengan pelatih-pelatih top macam Ronald Koeman, Unai Emery, Roberto Mancini, Manuel Pellegrini, dan tentu saja Pep Guardiola. Selain kenyang gelar dan pengalaman, Silva juga punya wawasan bermain yang luas.

Ini bukan sekadar hitung-hitungan di atas kertas. Toh, Silva memang memberikan pengaruh besar dalam permainan Sociedad musim ini.


Pada dasarnya karakteristik Silva memang cocok dengan pendekatan Alguacil; penguasaan bola serta umpan-umpan pendek jadi identitasnya. Yah, tidak begitu jauh dengan konsep juego de posicion kepunyaan Guardiola.

Silva diberikan area jelajah yang luas di bawah arahan Alguacil. Simpelnya, dia bertugas untuk membuka ruang untuk rekan-rekan setimnya--mirip-mirip dengan perannya di City. Ini penting mengingat Sociedad mengandalkan fluiditas di lini depan dan sisi tepi sebagai jalur utama serangan.

Silva tak sendirian. Ada Merino yang melengkapi tugasnya di lini sentral. Kontribusi gelandang 24 tahun ini tak bisa dikesampingkan. Selain rajin bertahan, dia juga aktif dalam memproduksi peluang. Rata-rata umpan kuncinya mencapai 1,3 per laga atau setara dengan raihan Silva. 

Pada musim ini, Alguacil intens mengaplikasi pakem dasar 4-4-1-1. Sedikit bergeser dari formula 4-2-3-1 yang kerap dipakai pada periode 2019/20. Well, meski pada dasarnya itu tidak jauh berbeda. Khususnya soal sistem kerja gelandang serta jalur serangan dari sisi sayap.

Untuk gelandang bertahan, musim ini Alguacil memercayakannya kepada Martin Zubimendi. Dia Menggantikan Zubeldia yang sekarang kerap ditaruh di pos bek sentral bersama Le Normand.

Fokus Alguacil adalah bagaimana build-up serangan bisa diinisasi dari lini belakang. Itulah mengapa rata-rata umpan Le Normand dan Zubeldia menjadi yang tertinggi di Sociedad.

Sementara dalam mode menyerang, Zubimendi akan turun lebih dalam. Itu kemudian memicu full-back untuk bergerak ke depan. Overload di sisi tepi ini akan memudahkan sayap-sayap Sociedad untuk melakukan cutting inside ke area lawan.

Paling kentara, sih, Oyarzabal. Perannya semacam Eden Hazard sewaktu di Chelsea. Jadi kreator peluang iya, cetak gol juga iya. Winger ini sudah bikin 7 gol sejauh ini--tertinggi di La Liga bersama Iago Aspas

Untuk sisi kanan, Portu yang jadi andalan Sociedad. Tipikal mainnya juga identik dengan Oyarzabal: Kreatif sekaligus tajam. 4 gol dan 2 assist jadi buktinya.

Tentu, produktivitas winger-winger Sociedad ini tak terlepas dari mobilitas Willian Jose dan Ishak di garis terdepan. Meski ngepos sebagai sebagai penyerang tengah, mereka rajin bergerak horizontal untuk menjemput bola. Itu sekaligus memunculkan ruang buat para full-back dan winger

Banyaknya alternatif pencetak gol itu jadi salah satu alasan Sociedad begitu produktif. Sudah 24 gol mereka sarangkan sekaligus yang tertinggi di La Liga sejauh ini.

***

Kamis (17/12/2020) dini hari WIB, Sociedad takluk 1-2 dari Barcelona. Kekalahan yang memaksa mereka melorot dari puncak klasemen sementara. 

Namun, itu bukanlah akhir. Musim masih panjang, sepanjang harapan Sociedad buat berjaya. Toh, mereka sudah berada di jalan yang benar sebagai klub yang disokong para pemain muda.