Mesut Oezil dan Jalan yang Dipilihnya

Ilustrasi: Arif Utama.

Mesut Oezil disambut dengan kemeriahan dan dilepas di tengah kesunyian. Begitulah kehidupannya bersama Arsenal. Kini, Oezil memilih untuk bergabung dengan Fenerbahce, tempat ia bakal membuktikan bahwa sesungguhnya dia belum habis.

Saga transfer Mesut Oezil pada tahun 2013 menjadi salah satu yang tak akan dilupakan oleh pendukung Arsenal. Pasalnya, Oezil resmi bergabung hanya beberapa jam sebelum bursa transfer ditutup. Selain itu, kehadiran Oezil ke Emirates Stadium juga melibatkan Tottenham Hotspur yang kadung melepas Gareth Bale ke Real Madrid.

Sebelum Bale datang, El Real berencana melepas salah satu bintangnya. Banyak media saat itu menyebut bahwa Angel Di Maria atau Karim Benzema yang bakal hengkang dari Santiago Bernabeu.

Namun, dalam wawancara dengan Goal International, negosiator transfer Arsenal, Dick Law, mengatakan Carlo Ancelotti--pelatih Madrid saat itu--enggan melepas keduanya. Ancelotti justru ingin membiarkan Oezil pindah dari Madrid.

Bak gayung bersambut, Arsenal yang memang butuh pemain bintang saat itu juga tertarik dengan Oezil. Apalagi, keinginan untuk merekrut Luis Suarez atau Gonzalo Higuain kala itu urung terlaksana karena banderol yang tinggi.

Jadilah Oezil yang datang ke Arsenal. Prosesnya pun terbilang sembunyi-sembunyi untuk tidak diketahui oleh pihak Spurs. Waktu itu, pemberitaan memang lebih banyak mengarah kepada mega-transfer Bale yang pindah ke Madrid.

"Saya harus duduk di sebuah Bar di Jerman dari jam 10 pagi hingga 10 malam untuk menunggu telepon dari manajemen perihal klausul Oezil. Akhirnya semua tersusun dan mengirimkannya untuk ditandatangani Oezil," kata Law.

"Proses ini terjadi saat Oezil bersama Timnas Jerman jadi akses kami sangat terbatas. Untungnya, kami bisa menyelesaikannya. Luar biasa, itu adalah kesepakatan transfer terbesar dalam sejarah Arsenal," lanjutnya.

Oezil datang ke Arsenal dengan biaya transfer mencapai 42,5 juta poundsterling. Angka itu menjadikan Oezil pemain termahal yang pernah direkrut Arsenal sebelum dipecahkan oleh Nicolas Pepe musim lalu.

Pengumuman Oezil pun disambut meriah pendukung Arsenal. Bahkan, beberapa orang merayakan kedatangan Oezil di sekitaran Emirates Stadium dengan meriah. Akhirnya, Arsenal melakukan transfer besar setelah sebelumnya irit karena sebagian besar uang yang mereka miliki dialokasikan untuk pembangunan Emirates Stadium.

***

Cuma tujuh setengah tahun masa bakti Oezil kepada Arsenal. Pada bursa transfer Januari ini Oezil pergi dengan cara yang bertolak belakang jika dibandingkan dengan meriahnya penyambutan ketika ia datang.

Oezil pergi dari Arsenal begitu saja. Tak ada seremoni atau penghormatan yang pantas untuk sang pemain. Bahkan, sudah lama sekali Oezil tak bermain mengenakan seragam merah 'Meriam London'.

Terakhir kali Oezil bermain yakni pada 7 Maret 2020. Assist-nya kepada Alexandre Lacazette membawa Arsenal menang 1-0 atas West Ham United.

Setelahnya, Oezil hanya duduk di bangku cadangan. Tragisnya, pada musim 2020/21 nama Oezil tak didaftarkan dalam ajang Premier League dan Liga Europa.

Banyak faktor yang membuat Oezil diparkir oleh Arsenal. Ada yang bilang, Oezil tak masuk dalam skema Mikel Arteta karena ia malas untuk bertahan.

Ada juga yang mengatakan Oezil diparkir karena sikapnya vokal. Oezil pernah menolak untuk dipotong gajinya saat masa pandemi. Alasannya cukup masuk akal, sih, Oezil cuma ingin transparansi terkait pemotongan gaji itu--ke mana perginya uang dari hasil pemotongan tersebut?

Selain itu, Oezil juga vokal terkait apa yang terjadi kepada umat Muslim di Uighur, China. Malah, vokalnya Oezil membuat laga The Gunners tak lagi disiarkan di “Negeri Tirai Bambu” itu.

Well, kini Oezil sudah menemukan klub barunya. Pemain yang saat ini berusia 32 tahun tersebut memilih Fenerbahce sebagai pelabuhan baru.

Fenerbahce mendapatkan Oezil dengan gratis usai Arsenal memutus kontrak pemain asal Jerman itu. Ya, Oezil semestinya habis kontrak pada akhir musim ini. Namun, keinginan Arsenal untuk “menendang” Oezil membuat mereka sepakat untuk memutus kontraknya.

Bersama Fenerbahce, Oezil dikontrak selama 3,5 tahun. Oezil juga dikabarkan akan memakai nomor punggung 67. Nomor itu terinsipirasi dari kode pos Provinsi Zinguldak, Turki. tempat kakek dan nenek Oezil tinggal.

Lalu, yang jadi pernyataan mengapa Oezil memilih Fenerbahce sebagai destinasi karier selanjutnya? Bukankah ia juga mendapat tawaran dari klub MLS, Inter Miami?

Usai mendarat di Istanbul guna merampungkan transfernya, Oezil mengklaim Fenerbahce sebagai klub yang ia dukung sejak kecil. Tak heran, keberhasilannya bermain untuk klub Turki itu membuatnya senang bukan kepalang.

"Saya sangat senang karena saya selalu mendukung Fenerbahce sejak kecil. Mimpiku menjadi kenyataan," tutur Oezil seperti dilansir Sky Sports.

"Saya sangat senang bisa mengenakan jersi Fenerbahce. Saya harap kami akan meraih kesuksesan di sini," tambahnya.

Faktor lain yang membuat Oezil memilih Turki adalah kedekatannya dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Ya, kita semua tahu Oezil memang pendukung Erdogan.

Bahkan, sebelum Piala Dunia 2018, Oezil sempat menjumpai Erdogan yang kala itu tengah mengumpulkan dukungan untuk pemilihan Presiden Turki. Perjumpaan Oezil dan Erdogan saat itu membuat Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) geram.

"Sepak bola dan DFB mempertahankan nilai-nilai yang tidak cukup dihormati oleh Tuan Erdogan," ujar Reinhard Grindel selaku Presiden DFB.

"Tidak baik jika pemain internasional kami membiarkan diri mereka dimanipulasi untuk kampanye elektoralnya. Dalam melakukan itu, para pemain kami pasti tidak sejalan dengan cara kerja DFB," lanjutnya.

Setelah kejadian itu, Oezil selalu mendapat kritik. Apalagi, Jerman juga tak berbicara banyak pada gelaran Piala Dunia yang digelar di Rusia. Alhasil, usai Piala Dunia rampung, Oezil memilih gantung sepatu dari skuat Die Mannschaft.

Oezil dan Timnas Jerman sudah berpisah. Namun, ia dan Erdogan tetap dekat. Saat Oezil menikah dengan Amine Gulse, bulan Juni dua tahun lalu, Erdogan datang sebagai tamu penting. Bahkan, Erdogan memberikan petuah-petuah penting di hari pernikahan gelandang kelahiran Gelsenkirchen tersebut.

Itu merupakan faktor luar lapangan yang membuat Oezil hijrah ke Fenerbahce. Kehadiran Oezil bisa menyuntikkan tenaga baru di skuat arahan Erol Bulut tersebut. Saat ini, Sarı Kanaryalar berada di posisi kedua Turkish Super League dengan raihan poin 38. Fenerbahce kalah agresivitas gol dari Besiktas yang berada di puncak klasemen.

Oezil dipercaya bisa menambah kreativitas serangan Fenerbahce dari lini tengah. Sebab, Fenerbahce lebih sering menggunakan dua sisinya untuk membangun serangan. Ada 37 persen serangan dari sisi kiri dan 38 serangan dari sisi seberangnya.

Catatan lainnya bisa dilihat dari kedua full-back tim, yakni Caner Ekin di kiri dan Gokhan Gonul di kanan, yang sudah berkontribusi dalam delapan gol Fenerbahce musim ini.

Bahkan, Caner Ekin menjadi penyumbang assist terbanyak klub lewat torehan enam. Lalu di posisi kedua ada Dimitrios Pelkas yang kerap beroperasi sebagai winger kiri dengan torehan empat assist.

Oezil juga bisa mempertajam operan-operan Fenerbahce di depan gawang. Saat ini, rata-rata umpan kunci Fenerbahce berada di angka 11,7 per laganya. Jumlah itu masih di bawah Istanbul Basaksehir yang mengoleksi rata-rata 12,2 umpan kunci per pertandingan.

Nah, Oezil juga tak perlu khawatir dengan keharusan untuk membantu pertahanan. Dua pivot yang senantiasa dimainkan Fenerbahce juga andal dalam menahan serangan.

Luiz Gustavo jadi pemain nomor tiga terbanyak yang sering melakukan intersep dengan torehan 1,9 per laga. Rasio tekel pemain asal Brasil itu juga cukup banyak, yakni di angka 1,9. Ada juga Ozan Tufan yang rata-rata tekel dan intersepnya mencapai 1,5 dan 1,4 per laga.

Pengalaman Oezil juga bisa jadi penolong untuk Fenerbahce. Apalagi, di skuat Fenerbahce saat ini ada juga pemain-pemain yang pernah malang melintang di kompetisi besar eropa seperti Diego Perotti, Enner Valencia, Papis Cisse, dan Gustavo.

***

Turki masih menjadi destinasi bagi para pesepak bola dunia menghabiskan kariernya. Robin van Persie, Didier Drogba, Wesley Sneijder pernah menghabiskan waktu di Liga Turki sebelum akhirnya pensiun.

Selain Oezil, Danny Drinkwater juga memilih untuk bermain di Super Lig dengan bermain bersama Kasimpasa dengan status pinjaman. Oezil setidaknya masih bisa menunjukkan bahwa dia belum benar-benar habis kalau melihat persaingan antara klub-klub papan atas Turki.