Nestapa La Furia Roja

Foto: Instagram @sefutbol.

Spanyol gagal memenangi laga perdana mereka di Euro 2020. Apa murni kesalahan mereka saja?

Spanyol gagal membuka perjalanan mereka di Euro 2020 dengan tiga angka. Menghadapi Swedia, Selasa (15/6) dini hari WIB, anak asuh Luis Enrique tersebut hanya dapat mengakhiri pertandingan dengan skor imbang 0-0.

Spanyol sebenarnya tampil amat dominan sepanjang laga. Mereka mencatat penguasaan bola hingga 85% dan membuat sentuhan di area bermain Swedia hingga 410 kali. Mereka juga melepaskan 17 percobaan ke gawang Swedia.

Hasil ini mencederai rekor Spanyol saat melakoni pertandingan pertama di Euro. Dalam empat ajang terakhir, mereka selalu berhasil mencetak gol di pertandingan pertama. Terakhir kalinya mereka gagal mencetak gol terjadi pada Euro 2000 saat kalah 0-1 dari Norwegia.

Di susunan pemain, Spanyol tampil sesuai perkiraan. Duet Aymeric Laporte dan Pau Torres di bek tengah serta trio Alvaro Morata, Ferran Torres, dan Dani Olmo di lini depan. Dengan skuat seperti itu, seharusnya tidak ada masalah bagi mereka.

Sementara itu, Swedia kembali menggunakan pola yang menjadi favorit pelatih Janne Andersson, 4-4-2. Kejutan dilakukan oleh Andersson dengan memasukkan pemain senior Sebastian Larsson di posisi winger kanan dan menggantikan Viktor Claesson.

Meski mendominasi permainan dan lancar dalam membangun serangan dalam membangun serangan dari belakang, Spanyol kesulitan menyelesaikan peluang. Penyelesaian akhir menjadi masalah Spanyol dalam pertandingan ini.

Peluang terbaik Spanyol terjadi pada menit ke-37. Menerima umpan terobosan dari Jordi Alba, Morata tinggal berhadapan dengan kiper Swedia, Robin Olsen. Peluang tersebut tidak berbuah gol setelah sepakan Morata mengarah ke sisi kiri gawang Olsen.

Foto: Mola

Peluang kedua Morata terjadi pada menit ke-49. Mendapatkan bola liar di dalam kotak penalti Swedia, lagi-lagi sepakan Morata menyamping ke kanan Olsen. Percobaan ini amat disayangkan gagal mengarah ke gawang mengingat ia sedang tidak menerima pressing dari lawan.

Keputusan Luis Enrique menempatkan Morata sebagai ujung tombak Spanyol menjadi sebuah pertanyaan. Melihat peran yang dilakoni di Juventus musim ini, ia lebih banyak diturunkan di belakang penyerang utama.

Tidak hanya itu, dalam empat musim terakhir, total golnya yang hanya sekali berhasil di atas expected goals (xG) yang ia buat. Itu artinya ketajamannya sebagai penyerang patut dipertanyakan.

Ferran Torres juga menjadi nama yang penampilannya buruk semalam. Diberi kebebasan dalam melakukan pergerakan, pemain Manchester City tersebut minim kontribusi terhadap serangan.

Turun selama 74 menit, Torres gagal melepaskan satu pun umpan kunci pertahanan Swedia. Jangankan umpan kunci, ia bahkan tidak mampu melepaskan satu pun umpan ke sepertiga akhir pertahanan Swedia.

Secara keseluruhan, Spanyol hanya dapat melepaskan 15 umpan dan 3 crossing ke kotak penalti Swedia. Dari 15 umpan tersebut, 3 di antaranya disumbangkan oleh Pablo Sarabia, yang baru masuk pada pertengahan babak kedua.

Kegagalan Spanyol memetik tiga angka bukan hanya disebabkan oleh lini depan mereka. Melihat bagaimana proses Swedia bertahan, mulai dari kehilangan bola sampai menunggu di kedalaman, menjadi alasan lain mengapa Spanyol kesulitan.

Saat kehilangan bola, para pemain Swedia langsung bermain rapat. Mereka bergerak secara simultan di kedalaman mengikuti aliran bola yang dilakukan oleh Spanyol. Saking rapatnya organisasi permainan, pemain sayap mereka bisa berada di tengah lapangan demi menutup celah.

Foto: Mola



Jika satu pemain Spanyol membawa bola, satu pemain Swedia menutup area umpan. Agar semakin sulit, pemain Spanyol yang bisa saja menjadi opsi umpan dijaga ketat. Andai umpan dikirimkan, bola akan kembali digulirkan ke belakang.

Swedia juga bertahan dengan rapi saat menghadapi situasi bola mati, terutama sepak pojok. Dalam kondisi tersebut, mereka menempatkan seluruh pemain di dalam kotak penalti. Tiga pemain dengan postur paling tinggi, Victor Lindeloef, Marcus Danielsson, dan Alexander Isak, ditempatkan di goal area.

Saat menyerang, Swedia memilih mengalirkan bola dengan cepat ke depan. Peluang yang didapatkan oleh Isak pada menit 40 hanya membutuhkan tiga umpan. Sementara peluang Marcus Berg (60’) terjadi lewat lima umpan sejak merebut bola.

Andersson tidak menampik bahwa ia menggunakan pertahanan berlapis dan serangan balik sebagai cara melawan Spanyol. “Anda adalah orang yang naif apabila menghadapi Spanyol dengan permainan terbuka. Kami harus bermain dengan cara seperti itu apabila ingin mendapatkan poin di sini,” kata Andersson selepas laga.

Apapun keputusan Andersson, Swedia berhasil mendapatkan satu angka di laga ini dan membuatnya layak diberi kredit. Sebaliknya, keputusan memberikan posisi penyerang utama kepada Morata membuat Enrique perlu berpikir ulang.

Enrique masih memiliki Gerard Moreno di bangku cadangan. Melihat tiga peluang yang dihasilkan oleh penyerang Villarreal tersebut di pengujung laga, rasanya ia bisa dicoba untuk diturunkan sejak menit pertama.