Panduan Grup B Euro 2020

Ilustrasi: Arif Utama.

Siapa yang bertahan sampai di puncak, siapa yang tahu? Barangkali Belgia, Rusia, Denmark, atau malah Finlandia.

Peluit pertama Piala Eropa 2020 yang ditiup di Olimpico adalah awal perjalanan 24 negara Eropa menuju Wembley. 

Serupa harapan akan pengalaman religius yang terus-menerus menguar dari derap orang-orang yang menginjak pelataran kuil pemujaan, harapan akan pengalaman sepak bola melambung begitu Stadion Wembley ditunjuk sebagai venue laga puncak Piala Eropa 2020.

Wembley ibarat legenda yang menjadi kenyataan. Namun, di atas tanah Britania yang memang memuja perkara megah, Wembley kali ini tampil dengan rupa berbeda.

Euro terpaksa diundur. Seharusnya gelaran ini dimulai pada Juni 2020. Apa boleh buat, pandemi COVID-19 menghantam dunia. Simpan dulu asa menonton laga sepak bola seru. Bagaimana dapat bertahan hidup adalah persoalan utama yang mesti dituntaskan.

Ketika Piala Eropa 2020 diputuskan untuk dimulai pada Sabtu (12/6/2021), perjalanan ke Wembley tidak lagi mempersoalkan siapa yang menjadi kampiun di hadapan Sang Ratu. Perjalanan ke Wembley adalah perjalanan mencapai lapangan hijau yang tak ragu memberi tempat pada wajah lugu dan wagu. Perjalanan menuju Wembley adalah upaya menghidupkan asa yang hampir basi.

Siapa yang bertahan sampai di puncak, siapa yang tahu? Barangkali Belgia, Rusia, Denmark, atau malah Filandia.

Belgia

Sambil ngopi juga menang. Perjalanan Belgia merengkuh tiket Piala Eropa 2020 diibaratkan dengan lelucon itu: Sepuluh kemenangan dalam 10 laga, mencetak 40 gol, dan kemasukan 3 gol. Lawan mana yang tidak ngeri ketika berhadapan dengan Belgia di babak kualifikasi?

Belgia datang ke Piala Eropa 2020 di bawah kepelatihan Roberto Martinez yang mengusung sistem 3-4-2-1 atau 3-4-3. Romelu Lukaku, Eden Hazard, dan Dries Mertens bertugas mengeksploitasi lubang di pertahanan lawan. 

Jika Lukaku sempurna untuk menarik perhatian lawan, Hazard dan Mertens diberi kebebasan untuk memancing bek lawan mengikuti mereka, bahkan sampai meninggalkan pos atau area sendiri.

Momentum itu dimanfaatkan pemain lini kedua untuk masuk dan melancarkan serangan, yang mana biasanya dilakukan oleh Kevin de Bruyne. Penggawa Manchester City ini juga penting untuk menyuplai umpan direct kepada trisula Belgia.

Trio Hazard, Lukaku, dan Mertens adalah kombinasi kecepatan, ketangguhan, dan kecerdasan. Jika serangan dari sisi sayap sudah siap, Hazard dan Mertens ikut mengambil posisi lebih lebar untuk menerima bola. Dalam situasi ini, Lukaku cenderung mengambil posisi di depan gawang karena kualitas duel udaranya yang mumpuni sehingga Belgia memiliki pilihan seandainya mesti melepas umpan silang. 

Selain bertumpu pada kreativitas De Bruyne yang ditempatkan lebih dalam daripada posisinya di City, Belgia sangat mengandalkan sistem tiga bek mereka. Thomas Alderweireld, Jason Denayer, dan Jan Vertonghen biasa dimainkan Martinez. Terkadang ia menurunkan Dedryck Boyata sebagai bek tengah menggantikan Denayer. 

Alderweireld dan Vertonghen menyediakan berbagai opsi umpan dari area belakang dan De Bruyne turun untuk mengambil umpan dari para bek. Tandem De Bruyne, Axel Witsel, menempati ruang yang lebih tinggi. Ia juga bertugas melindungi para bek dan menjaga agar serangan yang sedang dibangun tidak terputus.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada yang dikhawatirkan dalam skuat Belgia. Skor imbang 1-1 melawan Yunani yang bahkan tidak lolos Piala Eropa bisa menjadi contoh. 

Absennya De Bruyne dan Hazard sempat membuat khawatir. Lukaku memang striker tajam, tetapi membutuhkan servis matang dari para kreator. Ketidaan dua pemain kreatif itu diatasi oleh Thorgan Hazard dan Yannick Carrasco. Mereka berdualah yang mengontrol serangan Belgia.

Ternyata masalah Belgia adalah gagap saat menghadapi serangan balik. Itu belum ditambah dengan kejelian Yunani mengelabui Toby Alderweireld dan Jason Denayer yang kepayahan karena tidak dilindungi oleh Witsel.

Skuad Belgia

Pelatih: Roberto Martinez

Penjaga gawang: Thibaut Courtois (Real Madrid), Simon Mignolet (Club Brugge), Matz Sels (Strasbourg)

Pemain bertahan: Toby Alderweireld (Tottenham), Dedryck Boyata (Hertha Berlin), Jason Denayer (Lyon), Thomas Vermaelen (Vissel Kobe), Jan Vertonghen (Benfica)

Pemain tengah: Yannick Carrasco (Atletico Madrid), Timothy Castagne (Leicester), Nacer Chadli (Istanbul Basaksehir), Thorgan Hazard (Borussia Dortmund), Thomas Meunier (Borussia Dortmund), Kevin De Bruyne (Manchester City), Leander Dendoncker (Wolves), Dennis Praet (Leicester), Youri Tielemans (Leicester), Hans Vanaken (Club Brugge), Axel Witsel (Borussia Dortmund)

Pemain depan: Jeremy Doku (Rennes), Eden Hazard (Real Madrid), Dries Mertens (Napoli), Leandro Trossard (Brighton), Michy Batshuayi (Crystal Palace), Christian Benteke (Crystal Palace), Romelu Lukaku (Inter Milan)

Denmark

Denmark datang ke Piala Eropa 2020 tanpa memiliki penyerang tengah yang benar-benar klinis, tetapi bukan berarti tidak ada pilihan sama sekali. Martin Braithwaite yang bisa bergerak cepat di ruang antar-lini dan Yussuf Poulsen dapat perform dalam duel udara sedang berurusan dengan inkonsistensi.

Opsi Jonas Wind atau Kasper Dolberg untuk ditugaskan di pos penyerang tengah juga masih meragukan. Jika Wind rentan cedera, Dolberg menjalani musim 2020/21 bersama klubnya--Nice--tanpa impresi.

Meski kondisi di lini terdepan diliputi ketidakpastian, bukan berarti langkah awal Denmark di Piala Eropa 2020 adalah tentang kekalahan sebelum bertanding. Tim asuhan Kasper Hjulmand ini memiliki lini tengah yang menjanjikan. Tampil solid, Pierre-Emile Hojbjerg dan Thomas Delaney dapat memberikan ruang dan kebebasan kepada Christian Eriksen sebagai kreator serangan utama dan bukan tak mungkin juga menjadi pencetak gol utama.

Di klubnya, Inter Milan, Eriksen membuktikan bahwa ia merupakan pemain fleksibel. Ia dapat bermain dalam sistem 4-3-3 atau sebagai pemain nomor 10 modern dalam formasi 4-2-3-1 dan 3-4-1-2.Toh, hingga kini Eriksen mengoleksi 36 gol--dalam 108 pertandingan--di level internasional. 

Kesolidan sektor tengah ditopang oleh ketangguhan lini pertahanan yang diperkuat oleh duet bek tengah Simon Kjaer dan Andreas Christensen, serta full-backs Daniel Wass dan Joakim Maehle. 

Sebagai alternatif Wass dan Maehle, Denmark bisa mengandalkan Jens Stryger Larsen dan Nicolai Boilesen yang tampil impresif melawan Israel. Tugas mengawal gawang pun diserahkan kepada kampiun Piala FA 2020/21, Kasper Schmeichel.

Harapan suporter Denmark untuk melihat negara mereka tampil hebat di Piala Eropa 2020 bermula dari kedatangan Hjulmand sebagai pelatih baru pada 2020. Menggantikan Age Hareide, Hjulmand membawa ide segar dengan mengimplementasikan sistem permainan yang mengandalkan possesion dan full-back berwatak ofensif.

Keberanian dan utak-atik taktik Hjulmand sejauh ini tidak mengecewakan. Perjalanan mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2022 adalah buktinya. Dalam 3 laga Grup F, Denmark membukukan kemenangan 2-0 atas Israel, 8-0 atas Moldova, dan 4-0 atas Austria. Bahkan Denmark sanggup menahan imbang Jerman 1-1 dalam pertandingan persahabatan pada Kamis (3/6/2021).

Skuad Denmark

Pelatih: Kasper Hjulmand

Penjaga gawang: Kasper Schmeichel (Leicester), Jonas Lossl (FC Midtjylland), Frederik Ronnow (Schalke)

Pemain bertahan: Simon Kjaer (AC Milan), Andreas Christensen (Chelsea), Jannik Vestergaard (Southampton), Joachim Andersen (Fulham), Mathias Jorgensen (Copenhagen), Daniel Wass (Valencia), Jens Stryger Larsen (Udinese), Joakim Maehle (Atalanta), Nicolai Boilesen (Copenhagen)

Pemain tengah: Christian Eriksen (Inter Milan), Thomas Delaney (Borussia Dortmund), Pierre-Emile Hojbjerg (Tottenham), Mathias Jensen, Christian Norgaard (both Brentford), Anders Christiansen (Malmo)

Pemain depan: Kasper Dolberg (Nice), Jonas Wind (Copenhagen), Andreas Cornelius (Parma), Martin Braithwaite (Barcelona), Robert Skov (Hoffenheim), Mikkel Damsgaard (Sampdoria), Yussuf Poulsen (Leipzig), Andreas Skov Olsen (Bologna)

Finlandia

Suporter Finlandia pantas bersuka ria. Siapa pula yang awalnya menyangka Finlandia bakal ikut memperebutkan mahkota kampiun Eropa? 

Babak belur di bawah kepelatihan Hans Backe pada 2016, Finlandia seperti hilang ke antah-berantah. Performa acak-adut itu ternyata menjadi ihwal yang membukakan pintu bagi kepemimpinan Markku Kanerva. 


Penunjukan Kanerva yang juga berprofesi sebagai guru SD itu tidak membawa harapan muluk-muluk. Akan tetapi, kepelatihannyalah yang membuat orang-orang Finlandia mulai berani mengharapkan hari yang luar biasa: Mulai dari menang atas Hongaria dan Yunani di fase grup Nations League, hingga merengkuh tiket Piala Eropa 2020.

Finlandia tidak akan difavoritkan sebagai tim yang berlaga dengan permainan memesona. Sistem lima bek yang tak jarang berubah menjadi empat bek dalam formasi 5-3-2 ke 4-4-2 membuat permainan mereka cenderung membosankan. 

Namun, Finlandia tidak butuh disukai. Mereka hanya perlu menang. Kerja sama kiper Lukas Hradecky dengan duet bek tengah, Paulus Arajuuri dan Joona Toivio, ibarat tembok yang memaksa lawan merumuskan ulang tentang apa artinya menyerang.

Glen Kamara adalah nyawa di lini tengah, sedangkan Teemu Pukki tetap dapat diandalkan sebagai pencetak gol utama. Penyerang Norwich ini tidak bekerja sendirian karena disokong sang bek, Robin Lod, terutama dalam skema serangan balik. Pun demikian dengan Joel Pohjanpalo yang membuat Finlandia tidak melulu bergantung pada ketajaman Pukki.

Skuad Finlandia

Pelatih: Markku Kanerva

Penjaga gawang: Lukas Hradecky (Bayer Leverkusen), Jesse Joronen (Brescia), Anssi Jaakkola (Bristol Rovers)

Pemain bertahan: Paulus Arajuuri (Pafos), Leo Vaisanen (Elfsborg), Sauli Vaisanen (Chievo), Daniel O’Shaugnessy (HJK Helsinki), Robert Ivanov (Warta Poznan), Jere Uronen (Genk), Nikolai Alho (MTK Budapest), Jukka Raitala (Minnesota United), Joona Toivio (Hacken), Robin Lod (Minnesota United), Pyry Soiri (Esbjerg fB)

Pemain tengah: Joni Kauko (Esbjerg), Onni Valakari (Pafos), Rasmus Schuller (Djurgarden), Thomas Lam (Zwolle), Tim Sparv (Larissa), Fredrik Jensen (Augsburg), Robert Taylor (Brann), Glen Kamara (Rangers)

Pemain depan: Lassi Lappalainen (Montreal), Teemu Pukki (Norwich), Joel Pohjanpalo (Bayer Leverkusen), Marcus Forss (Brentford)

Rusia

Kepergian veteran seperti Igor Akinfeev, Sergei Ignashevich, dan Aleksandr Samedov adalah alarm bahwa Rusia harus segera bertranformasi untuk membuktikan tiket perempat final Piala Dunia 2018 bukan dongeng Cinderella atau kebetulan karena berlaga di rumah sendiri. 

Pelatih Rusia, Stanislav Cherchesov, sadar bahwa lini pertahanan adalah kisah muram mereka. Cherchesov disebut-sebut belum memiliki alternatif yang sepadan--terutama soal pengalaman--bagi Georgi Dzhikiya dan Akhmat Grozny. Igor Diveyev bukannya tidak berbakat, jam terbang yang masih menjadi tanda tanya.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada yang layak dinanti dari Rusia. Di antara para pelatih Grup B, Cherchesov merupakan yang paling reaktif. Entah kejutan apa yang akan dibuatnya dari menit ke menit di setiap laga. Dalam dua kemenangan dan satu kekalahan Kualifikasi Piala Dunia 2022 melawan Malta, Slovenia, dan Slovakia, Cherchesov menginstruksikan timnya bermain 4-2-3-1, 4-4-1-1, 3-5-1-1, 4-3-1-2, dan 3-4-2-1. 

Rockstar Artem Dzyuba merupakan salah satu alasan penantian suporter Rusia. Performa pencetak gol terbanyak Russian Premier League 2020/21 ini vital bagi tim, apa pun formasi yang mereka usung.

Serangan yang diinisiasi kreator cerdas dan bebas seperti Golovin dan Miranchuk diprediksi bakal berujung pada penyelesaian akhir Dzyuba. Gol dan kemenangan, bukan riuh skandal sex tape, harapan itulah yang diletakkan suporter Rusia di atas pundak Dzyuba.

Skuad Rusia

Pelatih: Stanislav Cherchesov

Penjaga gawang: Yuri Dyupin (Rubin), Matvei Safonov (Krasnodar), Anton Shunin (Dinamo Moskva)

Pemain bertahan: Georgi Dzhikiya (Spartak Moskva), Igor Diveev (CSKA Moskva), Yuri Zhirkov (Zenit), Vyacheslav Karavaev (Zenit), Fedor Kudryashov (Antalyaspor), Andrei Semenov (Akhmat), Mario Fernandes (CSKA Moskva)

Pemain tengah: Dmitri Barinov (Lokomotiv Moskva), Rifat Zhemaletdinov (Lokomotiv Moskva), Maksim Mukhin (CSKA Moskva), Aleksandr Golovin (Monaco), Daniil Fomin (Dinamo Moskva), Roman Zobnin (Spartak Moskva), Alexei Ionov (Krasnodar), Daler Kuzyayev (Zenit), Andrei Mostovoy (Zenit), Magomed Ozdoev (Zenit), Denis Makarov (Rubin), Aleksei Miranchuk (Atalanta), Denis Cheryshev (Valencia)

Pemain depan: Artem Dzyuba (Zenit), Anton Zabolotny (CSKA Moskva), Aleksandr Sobolev (Spartak Moskva)

Issue!

Panduan Fase Grup Euro 2020

Panduan lengkap persaingan di keenam grup Euro 2020.