Panduan Grup D Euro 2020

Ilustrasi: Arif Utama

Grup D kembali mempertemukan Kroasia dan Inggris. Namun, grup ini bukan hanya tentang mereka. Masih ada Skotlandia dan Republik Ceko yang siap mencuri peluang.

Seperti apa kamu mengenal Sir Alex Ferguson? Sebagai pelatih Manchester United? Atau justru pelatih hebat yang berkebangsaan Skotlandia? Jika jawabanmu bukan yang kedua, kami tak akan heran sama sekali.

Skotlandia memang jauh dari sorotan meski kondisi sepak bola di sana tak bisa disebut buruk. Selain Sir Alex, Skotlandia punya Glasgow Celtic dan Rangers yang lumayan sering malang-melintang di kompetisi top Eropa. Beberapa pemain lokal juga banyak yang bermain di luar negeri, termasuk Inggris. Jadi, sekali lagi, tak bisa dipandang buruk.

Namun, tahun ini Skotlandia punya panggung besar untuk mengundang banyak sorotan. Pertama-tama, mereka berhasil kembali ke putaran final Euro, tepatnya Euro 2020, setelah terakhir kali mengalaminya pada 1996. Kedua, bersama Wembley, Hampden Park di Glasgow bakal menjadi salah satu venue pertandingan Grup D.

Di grup itu Skotlandia tergabung dengan Kroasia, Inggris, dan Republik Ceko. Beberapa negara mungkin akan dianggap sebagai unggulan, sementara negara lainnya tidak. Namun, pada dasarnya peluang terbuka lebar untuk tiap peserta. Bisa saja Kroasia, Inggris, Republik Ceko, atau malah Skotlandia yang melaju ke babak berikutnya.

Kroasia
Ada yang menjagokan Kroasia di Piala Dunia 2018. Status mereka cuma tim kuda hitam dengan riwayat turnamen yang biasa saja. Namun, dengan status itulah Kroasia tampil lepas, penuh determinasi, sampai akhirnya mampu melaju ke babak final.

Skuad Kroasia kala itu didominasi para pemain senior. Mario Mandzukic dan Ivan Perisic memimpin dari lini depan, diikuti Luka Modric dan Ivan Rakitic yang mengomandoi lini tengah, kemudian ada Dejan Lovren, Corluka, hingga Danijel Subasic di lini belakang.

Sebagian besar dari nama-nama itu sayangnya tak bakal kembali membela Kroasia di Euro 2020. Hanya tersisa Perisic, Modric, Lovren, dan beberapa nama senior lain yang dipadukan dengan sejumlah pemain muda. Singkat kata, Kroasia sedang dalam masa transisi.

Meski begitu, jangan pandang sebelah mata skuad saat ini. Mateo Kovacic yang baru saja menjuarai Liga Champions akan kembali disertakan. Kemudian ada Josip Brekalo yang tampil cukup apik bersama Wolfsburg. Ada pula Marcelo Brozovic, Andrej Kramaric, dan Ante Rebic.

Pelatih Zlatko Dalic juga masih menjadi peramu taktik Perisic dan kawan-kawan. Dengan begini, besar kemungkinan gaya bermain agresif dan penuh tenaga yang coba mereka tunjukkan di Rusia tiga tahun lalu bakal kembali terlihat di Euro 2020.

Dalic sendiri tampaknya akan mengandalkan skema 4–3–3 sebagaimana yang terlihat pada dua uji tanding terakhir. Kramaric, Perisic, dan Rebic bakal jadi tumpuan di lini depan. Ketiganya bakal ditopang oleh trio Modric, Brozovic, serta Kovacic.

Skuad Kroasia

Pelatih: Zlatko Dalic

Penjaga gawang: Dominik Livaković (Dinamo Zagreb), Lovre Kalinić (Hajduk Split), Simon Sluga (Luton)

Pemain bertahan: Šime Vrsaljko (Atlético Madrid), Borna Barišić (Rangers), Duje Ćaleta-Car (Marseille), Dejan Lovren (Zenit), Josip Juranović (Legia Warszawa), Domagoj Vida (Beşiktaş), Joško Gvardiol (Leipzig), Domagoj Bradarić (LOSC Lille), Mile Škorić (Osijek)

Pemain tengah: Mateo Kovačić (Chelsea), Luka Modrić (Real Madrid), Marcelo Brozović (Inter Milan), Milan Badelj (Genoa), Nikola Vlašić (CSKA Moskva), Mario Pašalić (Atalanta), Ivan Perišić (Inter Milan), Josip Brekalo (Wolfsburg), Mislav Oršić (Dinamo Zagreb), Luka Ivanušec (Dinamo Zagreb)

Pemain depan: Ante Rebić (AC Milan), Bruno Petković (Dinamo Zagreb), Ante Budimir (Osasuna), Andrej Kramarić (Hoffenheim)

Inggris

'Football’s coming home’ selalu menggema tiap kali Inggris mengikuti sebuah turnamen. Namun, yang terjadi pada Piala Dunia 2018 adalah yang riuhnya paling kencang, setidaknya dalam sedekade terakhir.

Di bawah asuhan Gareth Southgate, Inggris yang kerap memble di turnamen akbar mampu melampaui segala ekspektasi dengan mencapai semifinal. Kroasia membuat langkah mereka terhenti. Akan tetapi, capaian ini cukup untuk membuat publik semakin yakin bahwa waktunya sudah dekat.

Itulah kenapa, ekspektasi yang menumpuk di pundak Inggris pada Euro 2020 teramat besar. Jika pada ajang sebelumnya Inggris mencapai babak semifinal, para penggemar berharap ajang kali ini berujung lebih baik. Southgate berulang kali membahasnya dalam sejumlah wawancara.

Semua harapan itu kian tinggi karena babak semifinal dan final Euro kali ini akan berlangsung di Wembley. Jika Three Lions berhasil mengakhiri turnamen sebagai juara, sepak bola benar-benar akan pulang sebagaimana yang sudah ditunggu-tunggu para penggemar mereka.

Tentu bukan hal mustahil buat Inggris. Sepanjang fase kualifikasi, mereka punya catatan mentereng. Inggris lolos ke babak utama dengan status juara grup. Mereka mengantongi tujuh kemenangan dan hanya sekali kalah, serta mencetak 37 gol dan cuma bobol enam kali.

Capaian itu diraih lewat bantuan sederet pemain muda yang kini naik daun. Di Euro kelak, para pemain ini pula yang akan menjadi andalah Southgate. Ada Jadon Sancho, Jude Bellingham, Marcus Rashford, Bukayo Saka, Mason Mount, Reece James, hingga Phil Foden.

Ditambah dengan sejumlah nama berpengalaman seperti Harry Kane dan Jordan Henderson, skuad Inggris untuk Euro kali ini bakal semakin berbahaya. Terlebih, beberapa pemain senior juga sedang dalam performa ciamik, termasuk Kane yang baru saja menggondol topskorer Premier League.

Pemain Tottenham Hotspur itu jelas bakal menjadi tumpuan di lini terdepan. Melihat dua laga uji tanding terakhir Inggris, besar kemungkinan ia akan menjadi penyerang tunggal dalam skema 4–2–3–1. Di belakangnya berdiri nama-nama seperti Jack Grealish, Jadon Sancho, hingga Marcus Rashford.

Kalaupun ada yang bisa dikhawatirkan, itu adalah keputusan Southgate memanggil empat bek sayap kanan sekaligus. Bahkan ketika Trent Alexander-Arnold mengalami cedera, penggantinya juga berposisi sama, yakni Ben White, pemain yang memang masuk daftar tunggu.

Bagaimanapun, semuanya baru bisa kita lihat ketika Euro 2020 bergulir.

Skuad Inggris

Pelatih: Gareth Southgate

Penjaga gawang: Dean Henderson (Manchester United), Sam Johnstone (West Bromwich Albion), Jordan Pickford (Everton)

Pemain bertahan: Ben Chilwell (Chelsea), Conor Coady (Wolves), Reece James (Chelsea), Harry Maguire (Manchester United), Tyrone Mings (Aston Villa), Luke Shaw (Manchester United), John Stones (Manchester City), Kieran Trippier (Atlético), Kyle Walker (Manchester City), Ben White (Brighton & Hove Albion)

Pemain tengah: Jude Bellingham (Dortmund), Jordan Henderson (Liverpool), Mason Mount (Chelsea), Kalvin Phillips (Leeds United), Declan Rice (West Ham)

Pemain depan: Dominic Calvert-Lewin (Everton), Phil Foden (Manchester City), Jack Grealish (Aston Villa), Harry Kane (Tottenham), Marcus Rashford (Manchester United), Bukayo Saka (Arsenal), Jadon Sancho (Dortmund), Raheem Sterling (Manchester City)

Republik Ceko

Republik Ceko mengawali babak kualifikasi Euro 2020 dengan buruk. Menghadapi Inggris di Wembley, mereka takluk dengan skor telak 0–5. Namun, Ceko berbenah. Pada tujuh laga berikutnya, tujuh kemenangan dikantongi, termasuk laga kedua melawan Inggris yang berujung skor 2–1.

Ceko akhirnya finis sebagai runner-up di bawah Inggris. Mereka mengungguli Kosovo, Bulgaria, dan Montenegro. Satu tempat di babak utama pun berhasil mereka dapat.

Pada turnamen nanti, Ceko diperkuat beberapa pemain yang bermain di liga top Eropa. Ada Tomas Vaclik yang memperkuat Sevilla, Jakub Jankto di Sampdoria, hingga penyerang Bayer Leverkusen, Patrick Schick, yang musim lalu menorehkan sembilan gol di Bundesliga.

Meski begitu, nama-nama yang merumput di liga lokal tampak lebih dominan. Salah satu klub lokal, yakni Sparta Praha, bahkan menyumbang enam pemain sekaligus, yakni Jan Bořil, Ondřej Čelůstka, Tomáš Holeš, David Zima, Lukáš Masopust, dan Petr Ševčík.

Dengan skuad demikian, orang-orang bakal berpikir berkali-kali untuk menjagokan Ceko. Namun, mereka tak butuh dijagokan. Ceko yang sepertinya bakal turun dengan skema 4–2–3–1 hanya perlu tampil sebaik-baiknya dan kalau bisa meraih kemenangan demi kemenangan.

Terdengar mustahil, tetapi jangan lupa bahwa Inggris saja bisa dijungkalkan oleh Ceko.

Skuad Republik Ceko

Pelatih: Jaroslav Silhavy

Penjaga gawang: Tomáš Vaclík (Sevilla), Jiří Pavlenka (Werder Bremen), Aleš Mandous (Olomouc)

Pemain bertahan: Vladimír Coufal (West Ham), Pavel Kadeřábek (Hoffenheim), Ondřej Čelůstka (Sparta Praha), Tomáš Kalas (Bristol City), David Zima (Slavia Praha), Jan Bořil (Slavia Praha), Aleš Matějů (Brescia), Jakub Brabec (Viktoria Plzeň)

Pemain tengah: Lukáš Masopust (Slavia Praha), Vladimír Darida (Hertha Berlin), Tomáš Souček (West Ham), Antonín Barák (Verona), Alex Král (Spartak Moskva), Tomáš Holeš (Slavia Praha), Petr Ševčík (Slavia Praha), Jakub Jankto (Sampdoria), Adam Hložek (Sparta Praha), Jakub Pešek (Liberec), Michal Sadílek (Liberec)

Pemain depan: Patrik Schick (Leverkusen), Michael Krmenčík (PAOK), Matěj Vydra (Burnley), Tomáš Pekhart (Legia)

Skotlandia
Glasgow Rangers mencuri perhatian lewat performa yang super mengesankan. Skuad asuhan Steven Gerrard ini mampu mengakhiri musim sebagai juara dengan catatan 32 kemenangan, 6 kali seri, dan tak pernah mengalami kekalahan.

Apa lagi yang spesial? Ini adalah gelar pertama mereka sejak kali terakhir meraihnya pada musim 2013/14.

Namun, sebetulnya bukan hanya Rangers yang patut diperhatikan dari sepak bola Skotlandia belakangan ini. Timnas Skotlandia-nya sendiri juga mesti jadi sorotan. Setelah absen selama 24 tahun, Skotlandia akhirnya kembali ke putaran final Euro, tepatnya pada Euro 2020.

Ryan Fraser dan kolega melaju ke ajang ini dengan cara yang dramatis. Mereka mesti melakoni babak play-off melawan Serbia, lewat adu penalti pula. Sir Alex Ferguson sampai menitikkan air mata melihat keberhasilan negaranya memenangi pertandingan tersebut.

Terlalu dini menyebut Skotlandia memiliki skuad emas. Namun, dari nama-nama yang dibawa, memang dipenuhi para pemain berkualitas yang beberapa di antaranya jadi tumpuan tim top Eropa. Ada Andy Robertson, Kieran Tierney, serta Scott McTominay.

Melihat dua uji tanding terakhir, ada kemungkinan Skotlandia bakal mengandalkan skema 3–5–2 dengan variasi 5–3–2. Lewat skema itu dan pendekatan yang terbilang pasif, Skotlandia bakal jadi lawan yang menyebalkan untuk tim-tim lain.

Perlu dicatat, mereka baru saja menahan imbang Belanda sebelum berlaga di ajang ini nanti. Sebuah bukti betapa Skotlandia tak bisa diremehkan begitu saja.

Skuad Skotlandia

Pelatih: Steve Clarke

Penjaga gawang: Craig Gordon (Heart of Midlothian), David Marshall (Derby), Jon McLaughlin (Rangers)

Pemain bertahan: Liam Cooper (Leeds), Declan Gallagher (Motherwell), Grant Hanley (Norwich), Jack Hendry (Celtic), Scott McKenna (Nottingham Forest), Stephen O’Donnell (Motherwell), Nathan Patterson (Rangers), Andy Robertson (Liverpool), Greg Taylor (Celtic), Kieran Tierney (Arsenal)

Pemain tengah: Stuart Armstrong (Southampton), Ryan Christie (Celtic), John Fleck (Sheffield United), Billy Gilmour (Chelsea), John McGinn (Aston Villa), Callum McGregor (Celtic), Scott McTominay (Manchester United), David Turnbull (Celtic)

Pemain depan: Ché Adams (Southampton), Lyndon Dykes (QPR), James Forrest (Celtic), Ryan Fraser (Newcastle United), Kevin Nisbet (Hibernian)

Issue!

Panduan Fase Grup Euro 2020

Panduan lengkap persaingan di keenam grup Euro 2020.