Panduan Grup E dan F Piala Dunia 2022: Pembuktian Tim Bertabur Bintang

Foto: @DFB_Team

Kekuatan Jerman dan Spanyol di Grup E rasanya masih terlalu tangguh untuk Jepang dan Kosta Rika. Sebaliknya, jika tidak hati-hati, Belgia bisa saja tersandung di Grup F.

Di babak kualifikasi, Jerman dan Spanyol jadi penguasa akhir grup masing-masing. Jerman begitu digdaya berhasil menyudahi grup J dengan 27 poin dari 10 pertandingan. Spanyol juga demikian. Mereka mampu mengakhiri grup B dengan 19 poin.

Rasanya perjalanan Jerman dan Spanyol bakal kembali mulus di fase grup . Dua tim lain di grup ini, Jepang dan Kosta Rika, tak punya bekal dan kedalaman skuad yang cukup. Jadi, bisakah Jerman dan Spanyol lolos?

Jalan lebih sulit rasanya bakal dihadapi Belgia. Meski tim ini masih diisi nama-nama yang sama dengan Piala Dunia 2018, mereka harus menghadapi tiga tim yang layak disebut underdog, yakni Kanada, Kroasia, dan Maroko.

Kroasia adalah runner up Piala Dunia 2018 lalu. Kedua, ada Kanada adalah jagoan baru benua Amerika yang berhasil menutup kualifikasi di puncak klasemen. Terakhir, ada Maroko yang diisi oleh pemain yang berpengalaman tampil di kompetisi top Eropa.

Grup E

Spanyol


Spanyol memulai Piala Dunia 2022 dengan sedikit “kejutan”. Beberapa nama yang rasanya pantas dipanggil justru diparkir Luis Enrique, seperti Rodrigo Moreno dan Borja Iglesias. Pun demikian dengan pemain-pemain senior, seperti Sergio Ramos, Thiago Alcantara, dan David De Gea.

Meski demikian, bukan berarti Luis Enrique langsung menyerahkan tongkat ke pemain muda. Nama-nama seperti Sergio Busquets, Jordi Alba, dan Cesar Azpilicueta masih diandalkan. Mereka bakal dikombinasikan dengan pemain muda, seperti Pedri, Gavi, dan Ferran Torres.

Enrique sepertinya bakal menggunakan formasi 4-3-3. Di tengah, persaingan antara Busquets dengan Rodri rasanya bakal sengit. Sementara itu, di lini depan sepertinya bakal ia percayakan pada kombinasi Ferran, Alvaro Morata, dan Pablo Sarabia.

Dari nama-nama tersebut, Pedri tampaknya bakal jadi kunci permainan Spanyol. Setelah jadi pemain kunci di Euro 2020, ia juga menjadi andalan Spanyol untuk Barcelona musim ini.

Skuad Spanyol

Kiper: Unai Simon, Robert Sanchez, David Raya

Bek: Cesar Azpilicueta, Dani Carvajal, Eric Garcia, Pau Torres, Jordi Alba, Jose Luis Gaya, Hugo Guillamon, Aymeric Laporte

Gelandang: Sergio Busquets, Rodri, Gavi, Pedri, Carlos Soler, Koke, Marcos Llorente

Penyerang: Pablo Sarabia, Nico Williams, Marco Asensio, Alvaro Morata, Ferran Torres, Yeremy Pino, Dani Olmo

Kosta Rika

Enggan berjudi. Itulah yang dikatakan pendukung Kosta Rika saat pelatih Luis Fernando Suarez mengumumkan skuad. Sebelas pemain berusia di atas 30 tahun dan hanya enam orang yang usianya di bawah 23 tahun.

Selama mengarungi 2022, Suarez kerap menggunakan pola 4-5-1. Dari pola tersebut, tujuh pemain berusia di atas 30 tahun, termasuk tiga pemain yang jadi tumpuan di kualifikasi, Keylor Navas, Francisco Calvo, dan Joel Campbell.

Navas bakal menjadi tumpuan Kosta Rika. Keberadaan kiper Paris Saint-Germain tersebut di bawah mistar menjadikan Kosta Rika sebagai salah satu tim paling sedikit kebobolan di babak kualifikasi zona CONCACAF.

Skuad Kosta Rika

Kiper: Keylor Navas, Esteban Alvarado, Patrick Sequeira

Bek: Francisco Calvo, Juan Pablo Vargas, Kendall Waston, Oscar Duarte, Daniel Chacon, Keysher Fuller, Carlos Martinez, Bryan Oviedo, Ronald Matarrita

Gelandang: Yeltsin Tejeda, Celso Borges, Youstin Salas, Roan Wilson, Gerson Torres, Douglas Lopez Jewisson Bennette, Alvaro Zamora, Anthony Hernandez, Brandon Aguilera, Bryan Ruiz

Penyerang: Joel Campbell, Anthony Contreras, Johan Venegas

Jepang


Dibandingkan dengan Piala Dunia 2018, Jepang memanggil lebih banyak nama yang merumput di kompetisi Eropa. Namun, seperti halnya Spanyol, pelatih Hajime Moriyasu dikritik karena tidak memanggil nama-nama yang tengah dalam performa terbaik.

Jepang bakal menurunkan pola 4-2-3-1 atau 4-3-3. Dua pola tersebut bergantian digunakan selama babak kualifikasi hingga uji tanding terakhir menghadapi Kanada.

Satu nama yang tidak tergantikan di Jepang adalah gelandang serang Daichi Kamada. Gelandang Eintracht Frankfurt tersebut bahkan berhasil mencetak dua gol selama enam kali penampilan di tahun 2022.

Skuad Jepang

Kiper: Eiji Kawashima, Daniel Schmidt, Shuichi Gonda

Bek: Hiroki Sakai, Miki Yamane, Ko Itakura, Takehiro Tomiyasu, Maya Yoshida, Shogo Taniguchi, Hiroki Ito, Yuto Nagatomo

Gelandang: Junya Ito, Ritsu Doan, Wataru Endo, Hidemasa Morita, Ao Tanaka, Daichi Kamada, Takefusa Kubo, Takumi Minamino, Kaoru Mitoma, Gaku Shibasaki, Yuki Soma

Penyerang: Takuma Asano, Daizen Maeda, Ayase Ueda, Shuto Machino

Jerman

Di antara tim lain di grup E, barangkali Jerman punya alasan terkuat untuk menjadi juara grup. Skuad yang komplet dan dalam serta nyaris menyapu bersih babak kualifikasi membuat mereka layak disebut jagoan.

Meski demikian, Jerman bukan tidak punya kelemahan. Dari Piala Dunia 2018, tampak bagaimana mereka terlalu percaya hingga akhirnya tersandung di fase grup.

Sepanjang kualifikasi, pelatih Hansi Flick sering menggunakan pola 4-2-3-1. Dari pola tersebut, tidak ada pemain yang murni tampil sebagai seorang penyerang. Pada akhirnya, dua dari tiga pemain Jerman yang menjadi pencetak gol terbanyak adalah seorang gelandang, yakni Serge Gnabry dan Ilkay Guendogan.

Squad Jerman

Kiper: Manuel Neuer, Kevin Trapp, Marc-Andre ter Stegen

Bek: Thilo Kehrer, Niklas Sule, Lukas Klostermann, Christian Gunter, Armel Bella-Kotchap, David Raum, Antonio Rudiger, Nico Schlotterbeck, Matthias Ginter

Gelandang: Joshua Kimmich, Mario Gotze, Jonas Hoffman, Julian Brandt, Leon Goretzka, Ilkay Guendogan, Kai Havertz, Jamal Musiala, Leroy Sane, Thomas Mueller, Serge Gnabry

Penyerang: Karim Adeyemi, Niclas Fullkrug, Youssoufa Moukoko

****

Belgia


Sekarang atau tidak sama sekali. Piala Dunia 2022 tampaknya akan menjadi kesempatan Belgia setelah gagal menjuarai Piala Dunia 2018. Skuad yang tidak jauh berbeda membuka harapan itu.

Tampaknya pola yang diusung Belgia tidak jauh berbeda seperti Piala Dunia 2018 lalu. Menggunakan pola tiga bek, dua gelandang bertipe box to box, dan mengandalkan trio Eden Hazard, Kevin De Bruyne, dan Romelu Lukaku di lini depan.

Yang mungkin perlu jadi perhatian adalah performa Lukaku dan Hazard yang tidak lagi di puncak. Lukaku baru memainkan empat laga di Inter Milan musim ini, sedangkan Hazard baru tiga kali dipasang sebagai starter di Real Madrid.

Kiper: Thibaut Courtois, Simon Mignolet, Koen Casteels

Bek: Jan Vertonghen, Toby Alderweireld, Wout Faes, Arthur Theate, Zeno Debast, Thomas Meunier, Timothy Castagne

Gelandang: Kevin De Bruyne, Youri Tielemans, Amadou Onana, Axel Witsel, Hans Vanaken, Leander Dendoncker, Yannick Carrasco, Thorgan Hazard

Penyerang: Eden Hazard, Charles De Ketelaere, Leandro Trossard, Dries Mertens, Jeremy Doku, Romelu Lukaku, Michy Batshuayi, Lois Openda

Kanada

Setelah 26 tahun, Kanada akhirnya kembali mentas di Piala Dunia. Berbekal nama-nama yang tengah menjadi tumpuan di klub masing-masing, Kanada layak difavoritkan untuk lolos dari fase grup.

Pelatih John Herdman gemar menggunakan pola 3-4-3. Pola ini bertumpu pada dua winger mereka, Alphonso Davies di sisi kiri dan Tajon Buchanan di sebelah kanan. Selain keduanya, Herdman juga mengandalkan dua gelandang tengah, Atiba Hutchinson dan Stephen Eustaquio.

Kelemahan Kanada adalah lini belakang yang tidak terlalu tangguh. Alasan utama tentu saja karena kompetensi pemain belakang yang mayoritas diisi penggawa lokal. Dalam lima laga uji tanding terakhir, mereka bahkan kebobolan tujuh gol.

Kiper: James Pantemis, Milan Borjan, Dayne St Clair

Bek: Samuel Adekugbe, Joel Waterman, Alistair Johnston, Richie Laryea, Kamal Miller, Steven Vitoria, Derek Cornelius

Gelandang: Liam Fraser, Ismael Kone, Mark-Anthony Kaye, David Wotherspoon, Jonathan Osorio, Atiba Hutchinson, Stephen Eustaquio, Samuel Piette

Penyerang: Tajon Buchanan, Liam Millar, Lucas Cavallini, Ike Ugbo, Junior Hoilett, Jonathan David, Cyle Larin, Alphonso Davies

Kroasia


Piala Dunia 2018 mengajarkan Kroasia arti kata konsistensi. Setelah tampil apik sepanjang kompetisi, Kroasia justru jadi bulan-bulanan Prancis di partai puncak. Empat tahun berselang, Kroasia siap menebus kegagalan tersebut.

Zlatko Dalic masih dipercaya mengisi posisi pelatih Kroasia. Empat tahun sejak Piala Dunia 2018 tampaknya belum ada perubahan signifikan dari Kroasia. Pola 4-3-3 masih jadi pilihan Dalic.

Satu persoalan Kroasia adalah lini depan mereka tidak lagi menakutkan. Sepeninggal Mario Mandzukic dan Ante Rebic yang tidak dipanggil, Dalic hanya mengandalkan Marko Livaja yang baru mencetak tiga gol musim ini dan Bruno Petkovic, yang hanya tajam di kompetisi lokal.

Skuad Kroasia

Kiper: Dominik Livakovic, Ivica Ivusic, Ivo Grbic

Bek: Dejan Lovren, Domagoj Vida, Borna Barisic, Josip Juranovic, Borna Sosa, Josip Stanisic, Martin Erlic, Josip Sutalo, Josko Gvardiol

Gelandang: Luka Modric, Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic, Mario Pasalic, Nikola Vlasic, Lovro Majer, Kristijan Jakic, Luka Sucic

Penyerang: Ivan Perisic, Andrej Kramaric, Bruno Petkovic, Mislav Orsic, Ante Budimir, Marko Livaja

Maroko

Ambisi Maroko di Piala Dunia 2022 amat besar setelah gagal di Piala Dunia 2018. Dengan skuad yang lebih komplet, mereka berambisi untuk melaju lebih jauh.

Achraf Hakimi bakal jadi tumpuan Maroko di Piala Dunia 2018. Meski baru berusia 24 tahun, ia sudah punya banyak pengalaman bermain di kompetisi level tertinggi. Hakimi bakal tampil di posisi bek kanan dalam pola 4-2-3-1.

Masalah Maroko mungkin berada di Walid Regragui yang baru saju ditunjuk sebagai pelatih kepala Agustus 2022 lalu. Bukan karena kompetensi, melainkan pengalaman melatih tim yang berlaga di kompetisi besar.

Skuad Maroko

Kiper: Yassine Bounou, Munir El Kajoui, Ahmed Reda Tagnaouti, Anas Zniti

Bek: Nayef Aguerd, Yahia Attiat Allah, Badr Benoun, Achraf Dari, Jawad El Yamiq, Achraf Hakimi, Nouassair Mazraoui, Romain Saiss

Gelandang, Sofyan Amrabat, Selim Amallah, Bilal El Khannouss, Yahya Jabrane, Azzedine Ounahi, Abdelhamid Sabiri,

Penyerang: Zakaria Aboukhlal, Soufiane Boufal, Ilias Chair, Walid Cheddira, Youssef En-Nesyri, Abde Ezzalzouli, Abderrazak Hamdallah, Amine Harit, Hakim Ziyech