Panggung untuk Donyell Malen

Foto: @PSV.

Penampilan dan capaiannya musim ini menunjukkan bahwa Malen layak mendapat panggung yang lebih besar. Liverpool, Barcelona, sampai Juventus kabarnya memburu tanda tangan pemain PSV ini.

Ketiklah nama Donyell Malen di Google atau mesin pencarian lain dan Anda akan menemukan banyak sekali berita transfer tentang dirinya. Pemain PSV Eindhoven itu dikabarkan sedang jadi buruan banyak klub besar; dari mulai Juventus, AC Milan, Barcelona, hingga yang paling sering didengungkan: Liverpool.

Melihat statistik Malen musim ini, cukup wajar kalau klub-klub itu tertarik. Di Eredivisie dia mampu mencetak 17 gol dan tujuh assist dari 29 penampilan (23 di antaranya sebagai starter). Sementara di Liga Europa, pemain berusia 22 tahun itu mampu mencetak lima gol dari delapan penampilan saja. Catatan yang bagus untuk pemain seusianya.

Dia juga cukup konsisten. Sudah dalam tiga musim terakhir ia selalu mencetak dua digit gol di Eredivisie. Musim lalu 11 dan musim sebelumnya 10. Jelas bukan capaian yang buruk. Namun, di luar statistik yang bagus itu, apalagi sebenarnya yang Malen miliki sehingga membuat banyak klub besar tertarik merekrutnya?

***

Donyell Malen memulai karier sepak bolanya di akademi Ajax. Dia sudah berada di Amsterdam sejak usia delapan tahun. Di sana, bakat Malen jadi salah satu yang paling menonjol. Mantan pelatihnya di Akademi Ajax, Brian Tevreden, menyebutnya sebagai pemain depan yang pinar dan cepat.

Malen juga beruntung. Di tim junior Ajax, ia beruntung sempat dilatih oleh salah satu pemain depan terbaik Belanda, Dennis Bergkamp. Kebetulan Bergkamp merupakan idola Malen. Mantan pemain Inter dan Arsenal itu juga yang pada akhirnya jadi alasan Malen untuk menerima pinangan Arsenal pada tahun 2015.

Ketika usianya menginjak 16 tahun, Malen memutuskan angkat kaki dari Ajax. Ia pindah ke Arsenal yang saat itu menebusnya dengan mahar 200 ribu poundsterling. Kebetulan pula, sebelum memutuskan pindah ke Arsenal, Malen menolak tawaran dari Manchester United dan Chelsea.

Dengan pindah ke London Utara, Malen berharap bisa mengikuti jejak Bergkamp, sebagai pemain Belanda yang sukses ketika merantau ke sana. Namun, ternyata, jalan kariernya tak sesuai harapan. Dia tak mampu menembus tim utama The Gunners meski tampil cukup lumayan di tim u-23.

Pemain berdarah Suriname itu kemudian pindah ke PSV dan ceritanya berubah seperti apa yang kita tau sekarang. Malen menonjol, catatan golnya bagus. Pada usia 22 tahun dia sudah jadi andalan lini depan PSV dan sudah mendapat tempat di Timnas Belanda.

Malen, sama seperti Bergkamp dan pemain depan Belanda lain yang tak punya postur menjulang, juga dianugerahi olah bola ciamik dan kecepatan di atas rata-rata. Sejak bocah, dua hal itu yang membuatnya menonjol sebagai pemain depan. Dan kita bisa melihat itu sampai sekarang.

Dari catatan statistiknya musim ini, Malen menunjukkan bahwa dribel merupakan salah satu kelebihannya. Di kompetisi domestik, ia mencatatkan 2,8 dribel per 90 menit. Yang menarik, rasio suksesnya ada di angka 67%. Catatan dribel gagalnya cuma 0,9 per 90 menit.

Tak cuma itu, di musim ini Malen juga menunjukkan kemampuan untuk bisa mempertahankan bola meski ditempel ketat oleh pemain lawan. Dia juga memiliki kemampuan untuk meloloskan diri kendati berada di ruang yang sempit. Kita bisa melihat bukti statistiknya.

via GIPHY

Musim ini, Malen hanya kehilangan penguasaan bola 1,7 kali per 90 menit. Sekadar catatan, pemain yang punya catatan dribel banyak (di atas 2,4 per 90 menit) seperti Sadio Mane dan Mohamed Salah bisa memiliki catatan kehilangan bola lebih dari 2 kali per 90 menit.

Tak heran kalau Smarterscout (situs yang akan memberikan ponten 1-99 untuk kemampuan/atribut seorang pemain) memberi ponten 89 untuk kemampuan Malen dalam hal dribel dan membawa bola. Sementara untuk kemampuan meretensi bola, Malen mendapatkan ponten 73. Angka yang bagus.

Sebagai pemain depan, Malen juga punya efektivitas yang cukup baik. Dari 100 tembakan yang ia lepaskan di Eredevisie musim ini, 52 di antaranya tepat sasaran. Persentasenya lebih dari 50%. Selain itu, statistik juga menunjukkan bahwa Malen mampu berkontribusi setidaknya 1 gol atau assist per 90 menit.

Soal assist, catatan umpan kunci per 90 menit milik Malen ada di angka 1,3. Bukan catatan yang buruk buat seorang penyerang. Bahkan, kalau mau dibandingkan dengan Roberto Firmino, penyerang Liverpool dengan catatan assist paling banyak dalam beberapa musim terakhir, catatan milik Malen lebih baik.

Akurasi umpan sukses per laga milik Malen juga ada di angka 79,5%. Memang tak lebih baik dari Firmino yang punya catatan 80,8%, tapi angkanya tak terlalu jauh. Lagipula kalau dibandingkan dengan pemain depan Liverpool lain seperti Mane (77,4%) atau Jota (75,9%), catatan Malen lebih baik.

Selain itu, Malen juga versatile. Multiposisi. Dalam formasi 4-3-3, dia bisa dimainkan di seluruh posisi pemain depan. Tengah, kiri, atau kanan ia bisa. Itu karena Malen punya kaki kanan dan kiri sama baiknya. Ia bisa mencetak gol lewat dua kakinya itu. Satu hal lain yang jadi nilai plus buatnya.

Cepat, jago dribel, punya kemampuan mempertahankan bola dengan baik, efektif dalam melepaskan tembakan, serta multiposisi. Semua itu dimiliki Malen dan wajar jadinya jika ia dilirik banyak klub besar. Terlebih usianya baru 22 tahun, ia bisa berkembang jadi lebih baik lagi dari sekarang.

Kalau kabar ketertarikan Liverpool benar, maka Malen akan jadi opsi menarik di lini depan. Ia punya kemampuan meretensi bola seperti Roberto Firmino, juga piawai melakukan dribel seperti Mane dan Salah, serta juga efektif seperti Diogo Jota. Dengan kemampuan itu, Malen bisa dengan cepat disukai Juergen Klopp.

Grafis: Twenty3

Andai ternyata Malen memutuskan untuk pindah ke Milan, Juventus, atau Barcelona pun, kemampuannya menunjukkan bahwa ia punya bekal yang baik. Ia bisa jadi penyegaran di lini depan Milan dan Juventus yang kekurangan pemain depan muda yang memiliki kecepatan dan keliatan dalam bergerak.

Sedangkan di Barcelona, ia bisa jadi pasangan Antoine Griezmann dalam pola 3-5-2. Kebetulan Smarterscout mencatat kalau Malen memiliki tipikal yang sama dengan Ousmane Dembele (saat Dembele diplot jadi penyerang tengah). Barca juga kebetulan dilatih oleh Ronald Koeman, mantan pelatih Malen di Timnas Belanda.

Walau, secara keseluruhan, masih ada hal yang perlu diperbaiki dari sosok yang juga mengidolai Thierry Henry ini. Salah satunya adalah kemampuan duel udara (meski bisa dimaklumi karena posturnya 1,79 meter). Selain itu, Malen juga perlu meningkatkan kontribusi defensifnya. Ia harus lebih rajin lagi mengganggu lawan.

Musim ini Malen cuma mencatatkan 0,2 tekel sukses, 0,5 intersep, dan 2,8 ball recoveries (aksi untuk memenangi penguasaan bola kembali). Kalau ia ingin pindah, terutama ke Liverpool yang pemain depannya dituntut punya pressing dan kemampuan defensif yang baik, catatan tersebut kudu ditingkatkan.

***

Penampilan dan capaiannya musim ini menunjukkan bahwa Malen layak mendapat panggung yang lebih besar dari sekadar Eredivisie. Terlebih ia juga akan tampil di Piala Eropa pada musim panas nanti bersama Belanda. Jika tampil bagus, maka keputusan untuk mencari panggung yang lebih besar adalah tepat.

Dan melihat daftar klub yang meminatinya, peluang Malen untuk bisa sukses di luar Belanda seperti idolanya, Dennis Bergkamp, juga terbuka cukup lebar. Ia punya peluang untuk menebus kesalahannya saat memutuskan pindah ke Arsenal pada usia belia, yang ternyata gagal memberinya tempat.

Bagi para klub yang memburunya, ini juga saat yang tepat. Harga Malen belum selangit. Transfermarkt memberi harga 30 juta pounds untuknya. Harga yang masih masuk akal. Kendati, para klub itu juga harus ingat satu hal: Agennya Malen adalah Mino Raiola. Selamat mencoba!