Para Kandidat Jawara Liga 1 Musim 2021/22

Ilustrasi: Arif Utama.

Berdasarkan materi pemain dan permainan di Piala Menpora lalu, kami mengulas siapa saja calon juara kompetisi sepak bola tertinggi di negeri ini.

Setelah berhenti hampir satu setengah tahun, kompetisi Liga 1 akhirnya bergulir juga. Lewat proses tarik ulur izin yang panjang, kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia itu boleh digelar dengan berbagai persyaratan.

Laga akan berlangsung tanpa penonton, kemudian tak ada tim yang berlaga di markasnya sendiri. Para pemain dan staff yang menuju lapangan juga harus menjalani tes PCR serta sudah wajib vaksinasi sebanyak dua kali.

Ya, itu semua disebabkan karena pandemi yang melanda Tanah Air dan seluruh dunia satu setengah tahun belakangan ini. Syarat-syarat itu juga yang diberikan pemerintah kepada penyelenggara kompetisi.

Meski akan berbeda dengan kompetisi sebelumnya, Liga 1 tetap saja dinantikan. Tim-tim peserta sudah mempersiapkan diri meski di tengah keterbatasan.

Beberapa tim pun difavoritkan menjadi kampiun Liga 1 musim 2021/22 ini. Siapa saja?

Bali United

Sebagai jawara Liga 1 musim 2019, Bali United layak diberikan predikat sebagai penantang gelar di musim ini. Tak banyak perubahan yang dilakukan oleh skuad arahan Stefano 'Teco' Cugurra itu pada musim ini.

Beberapa pilar seperti Melvin Platje, Fadil Sausu, Stefano Lilipaly, hingga Willian Pacheco menjadi tulang punggung Bali United. Pemain-pemain lain seperti M. Rahmat, Rizky Pellu, Lerby Eliandry, hingga Nadeo Argawinata menambah kedalaman skuad klub berjuluk 'Serdadu Tridatu' itu.

Teco yang sudah dua kali menjuarai Liga 1 masih tetap mengandalkan sisi sayap untuk melakukan serangan. Untuk itu, Bali mendatangkan M. Rahmat yang punya kecepatan untuk mengisi sisi lapangan dan menjadi tumpuan serangan Bali.

Kelebihan yang dimiliki Rahmat bukan cuma soal akselerasi dan umpan saja. Eks pemain PSM ini juga bisa menjadi pendulang gol untuk Bali United. Ini yang membuat lini depan Bali United akan memperlihatkan ketajamannya.

Namun, tim kecintaan Semeton Dewata itu masih memiliki kelemahan. Mereka tak memiliki playmaker mumpuni sepeninggal Paulo Sergio. Ini sangat terlihat ketika Bali United cuma menang 1-0 atas Persik pada laga pembuka Liga 1.

Fadil dan Brwa Nouri kesulitan memberikan suplai ke lini serang. Pellu yang dimainkan sebagai playmaker justru terlalu banyak berada di dekat kotak penalti.

Lini belakang juga menjadi masalah Bali United. Leonard Tupamahu bisa menjadi titik lemah bila menghadapi kecepatan pemain lawan. Kelemahan-kelemahan ini yang mesti diwaspadai oleh Bali United untuk mengarungi kompetisi musim 2021.

Persib

Liga 1 tahun 2020 sempat berjalan sebanyak tiga laga. Di situ, Persib tampil cukup mengesankan dengan menyapu bersih semua pertandingan dengan kemenangan. Tak cuma itu, 'Maung Bandung' juga sangat produktif lewat kemasan tujuh gol.

Nah, pada musim ini, Persib kembali menjadi favorit juara. Apalagi, mereka bisa menjadi runner-up Piala Menpora yang digelar Maret lalu.

Banyak faktor yang membuat Persib laik disebut sebagai favorit juara. Skuad mereka diisi pemain-pemain yang punya kualitas. Robert Rene Alberts selaku pelatih juga tak mengubah banyak komposisi dari musim lalu.

Kehilangan Omid Nazari memang terasa sekali saat Piala Menpora lalu. Di situ, Persib tak memiliki gelandang yang bisa mengatur ritme dan membagi bola dengan sama baiknya.

Jelang musim kompetisi dimulai, Persib sudah menambal sisi lemah tersebut. Mereka menghadirkan gelandang asal Palestina, yakni Mohammed Rashid, dan pemain naturalisasi, Marc Klok.

Khusus untuk pemain yang disebut terakhir, perannya hampir mirip dengan Omid. Klok memiliki kemampuan passing yang baik. Selain itu, pemain yang lahir di Belanda tersebut juga memiliki kemampuan membaca serangan lawan dengan apik.

Persib juga akan diperkuat Geoffrey Castillion. FYI, pemain asal Belanda itu tak main saat Piala Menpora karena dalam masa peminjaman ke Como 1907. Duetnya dengan Wander Luiz membuat lini depan Persib lengkap. Luiz punya kemampuan membuka ruang dan bergerak dengan dinamis. Sementara, Castillion akan bertugas sebagai pemantul dan melahap bola-bola atas. Keduanya total sudah membukukan enam gol di Liga 1 2020 yang ditangguhkan itu.

Punya banyak pemain berkualitas bukan berarti Persib tak memiliki kelemahan. Sektor belakang terutama flank masih menjadi titik lemah.

Pada Piala Menpora lalu, Persib kerap kebobolan via serangan sayap lawan. Di laga final leg pertama melawan Persija misalnya, dua gol berawal dari pergerakan sisi kanan kiri Persija yang sangat cepat.

Persija

Persija akan melangkah di Liga 1 2021/22 sebagai kampiun Piala Menpora. Keberhasilan tersebut membuat Andritany Ardhiyasa dan kolega boleh disebut sebagai penantang gelar kompetisi musim ini.

Pada Piala Menpora lalu, Persija memang tampil baik. Mereka punya pertahanan yang disiplin dan kokoh sebagai pondasi permainan. Kemudian, lewat dua sayapnya yang lincah, 'Macan Kemayoran' akan melancarkan serangan balik yang bisa mematikan lawan.

Jangan lupa, Persija juga masih memiliki Marko Simic di lini serang. Selama kiprahnya di Liga 1, Simic sukses membuat 47 gol untuk raksasa Jakarta tersebut.

Kehadiran Marco Motta di lini belakang juga menjadi kekuatan untuk Persija. Pengalaman dan teknik yang di atas rata-rata bisa membantu Persija mengarungi musim kompetisi Liga 1 2021/22.

Satu hal lain yang patut dinantikan dari Persija ialah kiprah para pemain mudanya. Dua pemain, yakni Taufik Hidayat dan Braif Fatari, sudah memberikan bukti di Piala Menpora lalu.

Keduanya malah membikin gol di final leg pertama melawan Persib. Selain Braif dan Taufik, Persija juga mendaftarkan Salman Alfarid, Rio Ferarri, hingga Alfriyanto Nico untuk musim ini.

Namun, Persija sampai saat ini belum menemukan pengganti Marc Klok. Hal tersebut mengacu pada perannya di Piala Menpora lalu, yakni sebagai pengalir serangan Persija. Menurut lapangbola, Klok mencatatkan operan sukses tertinggi dengan jumlah 300. Eks pemain PSM itu juga dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen.

Bhayangkara FC

Bhayangkara FC memang tak lolos dari babak grup di Piala Menpora lalu. Namun, hal tersebut bisa dimaklumi mengingat Paul Munster selaku juru taktik masih mencari pola yang tepat untuk Awan Setho dan kolega.

Hal tersebut tercermin dari pola dan susunan pemain yang dimainkan Bhayangkara. Mereka benar-benar memanfaatkan pramusim untuk mencoba para pemain yang dimiliki.

Nah, di Liga 1 musim ini Bhayangkara sudah sangat siap. Mereka akan dihuni pemain-pemain dengan kualitas yang baik di semua lininya. Hansamu Yama dan Ruben Sanadi menjadi dua pilar di lini belakang. Keduanya sudah punya pengalaman yang banyak di sepak bola Indonesia.

Pada pos gelandang, Bhayangkara lebih komplet lagi. Hargianto, Muhammad Ichsan, hingga Evan Dimas Darmono adalah pengisi pos tersebut. Belum lagi ada Renan Silva dan Lee Yu Jun yang mengisi slot asing Bhayangkara.

Pada pos depan, Bhayangkara memiliki Ezechiel N'Douasel, Dendi Sulistyawan, dan Andik Vermansah. Ketiganya punya pergerakan yang cair dan bisa merepotkan lini belakang lawan.

Selain kualitas, Bhayangkara punya pemain yang versatile. Sani Rizki, misalnya, bisa bermain di posisi gelandang tengah atau bek sayap kanan. Belum lagi ada Renan Silva yang bisa bertugas menjadi playmaker atau winger untuk Bhayangkara FC.