Patrick Vieira Datang Lagi

Ilustrasi: Arif Utama

Vieira adalah salah satu pemain paling diagungkan di Arsenal. Legenda. Kini, ia akan datang ke Emirates Stadium sebagai lawan.

Kita tahu betapa melegendanya Patrick Vieira di Arsenal. Ia memang malang melintang di beberapa klub besar Eropa. Namun, namanya bersinar dan mengilap saat berseragam Arsenal.

Semua bermula pada bursa transfer musim panas di tahun 1996. Arsenal menggelontorkan uang sekitar 3,5 juta poundstlering untuk mendapatkan Vieira dari AC Milan. Akan tetapi, bukan perkara yang mudah bagi Arsenal untuk mendapatkan sang pemain yang waktu itu berusia kurang lebih 20 tahun.

Arsene Wenger memiliki peran besar di balik kehadiran Vieira ke Arsenal. Waktu itu, Viera sebenarnya sudah akan menekan kontrak dengan raksasa Belanda, Ajax Amsterdam.

"Vieira sudah berada di Belanda. Dia di sana untuk menandatangani kontrak dengan Ajax Amsterdam. Akan tetapi, saya kenal dengan agennya. Saya lalu berbicara ke Vieira 'tolong hentikan dan datanglah ke Arsenal," kenang Wenger. Vieira akhirnya menuruti perkataan Wenger itu.

Bakat Vieira memang sudah dicium Wenger sejak usianya masih sangat muda. Wenger kesemsem dengan permainan Vieira yang waktu itu masih membela Cannes. Masih 17 tahun, Vieira mampu tampil dominan dan merepotkan AS Monaco yang dilatih Wenger. Dari situ, Wenger menerka masa depan Vieira yang akan berjalan cerah.

****

Arsenal tak kesulitan memilih kapten selepas Tony Adams yang pensiun di tahun 2002. Nama Patrick Vieira dipilih untuk memimpin pasukan yang diisi nama-nama cukup beken pada saat itu.

Tak salah memang memilih Vieira sebagai kapten tim. Selain pengalamannya yang sudah menjadi kapten di usia 19 bersama Cannes, Vieira juga dikenal sebagai sosok vokal, berani, dan mampu mengangkat mental serta moral para pemain The Gunners.

Vieira kerap memberi masukan kepada rekan setimnya saat latihan, berada di ruang ganti, atau di tengah-tengah pertandingan. Pemain kelahiran Senegal itu juga tak segan-segan beradu argumen dengan wasit dan membela rekan-rekannya.

Perangai Vieira juga cukup keras. Dirinya cukup jago untuk memancing emosi lawan. Pertiakaiannya dengan Roy Keane tentu yang paling diingat.

Kejadiannya di lorong Stadion Highbury kala Arsenal menjadi tuan untuk tamunya Manchester United. Di lorong yang sempit itu, Vieira coba memancing Gary Neville dengan kata-kata. Keane mendengarnya dan balas memaki-maki Vieira. Takut yang tidak ada dalam kamus Vieira membuat ia membalas aksi Keane. Pria bertinggi 192 sentimeter itu lalu menyemprotkan air dan pertikaian pecah.

Keberadaan Vieira tak cuma dari sisi non-teknis saja. Kiprahnya di lapangan terlihat dengan dominasinya di lini tengah Arsenal. Eks rekan Vieira di tim dan negara yakni Thierry Henry bercerita bagaimana hebatnya sosok kelahiran Senegal itu di atas lapangan.

"Vieira mungkin bisa bermain di lini tengah sendirian. Setiap Vieira mengejar bola, saya akan bergerak menjauh dari penjagaan bek lawan karena saya tahu dia akan mendapatkan bola tersebut," tutur Henry merujuk situs resmi Premier League.

Pembacaan permainan yang apik menjadi salah satu kunci permainan Vieira. Dibekali kakinya yang jenjang, Vieira mampu melakukan intersep atau menghentikan serangan lawan.

Itu baru dari sisi bertahan. Saat menguasai bola, Vieira juga punya kemampuan yang sangat baik. Passing dan pergerakannya bisa mempermudah kerja penyerang tengah. Vieira juga tak jarang berada di dalam kotak penalti untuk menuntaskan peluang bagi timnya.

Jumlah 32 gol bersama Arsenal di semua kompetisi menjadi bukti kemahiran Vieira di depan gawang. Gelar demi gelar pun dihasilkan Vieira untuk Arsenal. Juara Premier League tanpa pernah terkalahkan di musim 2003/04 menjadi salah satu momen yang akan terus dikenang oleh pendukung Arsenal dan penggila sepak bola.

Nahas bagi Arsenal, usai Vieira pergi mereka kehilangan arah. Prestasi Arsenal terus merosot dari penantang gelar menjadi hanya pengincar posisi empat besar. Bahkan, kini Arsenal sering tercecer di luar empat besar dan tak ikut di kompetisi antarklub Eropa.

Banyak yang bilang, kehilangan sosok leader seperti Vieira menjadi penyebab utamanya. Masuk akal, sebab tak ada lagi pemain yang garang namun berkharisma di dalam ataupun luar lapangan pada skuad Arsenal saat ini.

***

Pada bulan Juli 2011, Vieira memutuskan pensiun dari dunia sepak bola. Manchester City menjadi tim terakhir yang dibela oleh sosok kelahiran 23 Juni 1976 itu.

Seperti kebanyakan pemain lain, Vieira tak mau jauh dari dunia sepak bola. Ia pun terjun menjadi pelatih usai memutuskan gantung sepatu.

Di awal karier kepelatihannya, ia menangani tim muda Manchester City. Kurang lebih empat tahun, Vieira kemudian berkiprah di New York City FC--yang juga masih berafiliasi dengan City.

Kiprahnya di sana cenderung biasa saja. Tak ada gelar yang berhasil diraih. Viera hanya mampu membawa timnya menang sebanyak 40 kali dari 90 laga yang ditanganinya.

Kendati demikian, Vieira tak sepi peminat. Ia lalu mencoba peruntungan melatih klub Eropa. OGC Nice kemudian jadi labuhan barunya. Di Nice, Vieira juga tak istimewa. Cuma ada 35 kemenangan yang diraih dalam 89 laga. Gelar pun tak berhasil didapatkannya.

Namun, pencapaian yang biasa-biasa saja tak membuat Vieira minim peminat. Usai Roy Hodgson mundur, Crystal Palace memilih Vieira sebagai gantinya.

Dan, sejauh ini, pencapaian Vieira bersama The Eagles pun masih biasa-biasa saja. Palace lebih sering bermain imbang ketimbang memperoleh kemenangan.

Bersama Vieira, Palace bermain dengan pressing yang cukup tinggi. Vieira menginginkan para pemainnya sesegera mungkin mendapatkan bola dari penguasaan lawan. Menurut catatan Fbref, Palace melakukan pressing sebanyak 269 kali di sepertiga pertahanan lawan. Jumlah yang lebih baik dari Chelsea maupun Arsenal.

Namun, Palace memiliki masalah dari sisi akurasi dan penyelesaian akhir. Dari 75 upaya cuma 16 yang mengarah ke gawang. Dari situ, Palace menciptakan delapan gol sepanjang Premier League musim ini.

***

Selasa (19/10) dini hari WIB, Vieira akan kembali ke markas Arsenal. Kehadirannya kali ini adalah sebagai musuh untuk Arsenal laga lanjutan Premier League. Ini memang pertemuan yang cukup canggung: Vieira kudu mengalahkan mantan sekaligus salah satu tim kesayangannya.

Menyambut pertemuan ini, dalam konferensi pers jelang laga, Mikel Arteta selaku manajer Arsenal juga memberikan sanjungan untuk Vieira. Arteta mafhum betapa berpengaruhnya sosok asal Prancis tersebut.

"Vieira adalah legenda Arsenal. Tidak hanya sebagai pemain, tetapi juga spirit yang sudah dia berikan ke dalam tim. Dia adalah kapten klub paling sukses Arsenal dalam beberapa tahun terakhir," ucap Arteta di web resmi Arsenal.

Vieira memang lawan, tapi jelas dia tak akan mendapat sambutan buruk di laga nanti. Lantas, yang mana akan ditunjukkan Vieira usai laga di Emirates Stadium nanti malam: Senyuman atau raut kecewa?