Pau Torres, Pangeran Villarreal

Foto: Villarreal CF

Ini tentang Pau Torres. Pemuda asli Villarreal yang pendarnya semakin terang. Secara statistik, dia sudah masuk jajaran elite La Liga--bersaing dengan bek tenar lain. Wajar kalau dia diincar banyak klub besar Eropa.

Villarreal bukanlah kota yang besar. Dibanding Barcelona, Madrid, Seville, Bilbao, atau Valencia, Villarreal tak ada apa-apanya. Luas wilayah kecil. Populasi penduduk Villarreal pun hanya sekitar 50.000-an saja. Kota itu juga tak masuk dalam kategori kota metropolitan di Spanyol.

Namun, dibanding kota-kota yang disebutkan di atas, Villarreal tak kalah pamor dalam urusan sepak bola. Terutama, tentu saja, dalam dua dekade terakhir. Itu berkat klub kebanggaan kota, Villarreal CF.

Sebelum musim 1998/99 tiba, Villarreal CF yang merupakan klub kebanggaan masyarakat Villarreal hanyalah klub semenjana. Mereka hanya mengabiskan waktu di kompetisi level bawah Spanyol, entah level dua, tiga, empat atau bahkan pernah lima.

Sejak musim 1998/99 itulah segalanya berubah. Mereka berhasil menjejak level tertinggi Liga Spanyol, La Liga. Kendati sempat turun level ke Segunda pada musim 1999/00, Villarreal kembali naik ke level tertinggi pada musim 2000/01. Setelah itu prestasi mereka terus naik. Sempat finis peringkat tiga pada musim 2004/05, prestasi terbaik Villarreal jatuh pada musim 2007/08 saat mereka finis di posisi dua.

Tak cuma di level domestik, prestasi Villarreal di kompetisi antarklub Eropa juga cukup baik. Pada tahun 2003 dan 2004 mereka berhasil jadi kampiun Piala Intertoto. Dan pada musim 2005/06, mereka mampu menjejak semifinal Liga Champions. Cerita tentang prestasi itu bahkan jadi dongeng yang terus didengungkan hingga saat ini.

Di luar itu, Villarreal kemudian juga hadir jadi tempat yang nyaman untuk pemain-pemain Tim Nasional Spanyol. Semua tentu saja dimulai dari Marcos Senna, pria Brasil yang menemukan 'rumah' di Villarreal. Dia kemudian mendapat kewarganegaraan Spanyol setelah berseragam kuning sejak 2002 dan kemudian membela Timnas.

Di Timnas Spanyol, prestasi Senna mengagumkan. Dia adalah jantung lini tengah saat La Furia Roja menjadi kampiun Piala Eropa 2008. Pada ajang itu, dia terpilih masuk dalam tim terbaik turnamen. Senna juga dianugerahi gelar Pemain Terbaik Spanyol pada tahun yang sama.

Setelah itu, muncullah banyak pemain dari Villarreal yang masuk ke dalam Timnas Spanyol. Ada Joan Capdevilla, Santi Cazorla, Carlos Marchena, Raul Albiol, Bruno Soriano, Paco Alcacer, Rodrigo, hingga Gerard Moreno. Dan kini, ada juga satu nama yang layak diperhitungkan karena mulai mendapat panggilan. Dia adalah Pau Torres.

***

Bagi Pau Torres, Villarreal adalah segalanya. Kota itu adalah tempatnya lahir, tempat pertamanya bermain bola, tempat klub favoritnya berada, dan tempat dia membuktikan diri sebagai salah satu bek paling potensial di Spanyol.

Sejak usia enam tahun, dia sudah masuk ke dalam akademi Villarreal. Dia naik level dengan cepat. Di usia 12 tahun, Torres sudah dipuji banyak orang di akademi Villarreal. Pada usia 19 tahun, dia sudah mencatatkan debut bersama tim senior. Meski sempat dipinjamkan ke Malaga pada musim 2018/19, Torres dengan cepat mampu mendapat kepercayaan di tim utama setelah kembali ke Villarreal.

Musim lalu, Torres mencatatkan 34 pertandingan bersama Villarreal dengan 33 di antaranya berstatus sebagai pemain inti. Pemuda kelahiran 16 Januari 1997 itu langsung ditunjuk sebagai pilar inti oleh pelatih Javier Calleja. Kehadirannya bersama bek senior, Raul Albiol, di lini belakang mampu membawa Villarreal finis di posisi lima pada akhir musim lalu. Itu adalah peningkatan prestasi setelah hanya berada di posisi 14 pada musim 2018/19.

Musim ini, di bawah pelatih anyar Unai Emery, Torres pun masih mendapatkan kepercayaan yang sama. Pria 24 tahun itu bermain pada seluruh laga Villarreal di La Liga. Penampilannya juga boleh dikatakan cemerlang. Musim ini, statistik Torres sudah masuk ke dalam daftar elite La Liga, tentu saja jika dibandingkan dengan bek tengah bek tengah lainnya.

Sebagai bek tengah modern yang punya kemampuan jitu dalam mendistribusikan bola, catatan umpan sukses Torres, panjang maupun pendek, selalu masuk dalam daftar 10 terbaik. Per 90 menit musim ini, Torres mampu mencatatkan 4,8 umpan lambung akurat. Angka itu jadi nomor 8 terbaik di antara bek-bek tengah La Liga yang punya setidaknya 10 penampilan.

Soal umpan pendek, capaian Torres lebih baik lagi. Dia mencatatkan 52,6 umpan pendek akurat per 90 menit musim ini. Catatan itu jadi yang terbaik keenam dan bahkan lebih baik dari bek tengah berpengalaman seperti Raphael Varane (Real Madrid), Stefan Savic (Atletico), Marc Bartra (Real Betis), hingga Inigo Martinez (Athletic Bilbao). Secara keseluruhan, akurasi umpan Torres juga mencapai angka 87,8%. Tentu saja itu angka yang tinggi.

via GIPHY

Tak cuma itu, Torres juga merupakan bek yang punya umpan progresif (mengarah ke depan) sangat baik. Per 90 menit, jumlah jarak (dalam meter) umpan progresif yang dicatatkan Torres mampu menyentuh angka 365 meter. Catatan itu, di antara bek-bek lain di La Liga, adalah yang terbaik kedelapan.

Untuk soal bertahan, Torres juga bukan bek tengah yang "jorok". Dia bukanlah pemain yang gampang melakukan tekel untuk memenangi duel. Pemain bernomor punggung empat itu lebih memilih mempersempit ruang gerak lawan untuk merebut bola. Karenanya, catatan 0,8 tekel sukses, 3,3 sapuan, dan 0,9 intersep per 90 menit yang dicatatkannya tak ada dalam daftar 20 besar bek-bek La Liga.

Dengan ciri permainan seperti itu, Torres beruntung memiliki ketenangan yang apik. Kendati baru berusia 24 tahun, dia sudah mampu menunjukkan ketenangan seperti bek tengah yang kaya pengalaman. Ini tampaknya tak lepas dari pengalaman Torres bermain bersama bek-bek senior.

Di Villarreal, Torres mendapat mentor dalam diri Raul Albiol yang punya jam terbang mentereng. Albiol kita tahu adalah bek yang pernah bermain di klub sekaliber Real Madrid serta Napoli. Selain itu, Albiol merupakan bagian dari skuad Spanyol yang jadi kampiun Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2008 serta 2012.

Dengan sudah dipanggilnya Torres ke Timnas Spanyol, dia juga mendapat kesempatan untuk dimentori oleh sosok Sergio Ramos. Dalam beberapa laga Timnas Spanyol terakhir, Torres diberi kesempatan untuk jadi bek tengah inti dan berpartner dengan Ramos. Pengalaman seperti itulah yang akan membuatnya semakin matang.

Salah satu kelebihan Torres lainnya adalah dia berkaki kidal. Bek tengah dengan kaki terkuat kiri cukup jarang saat ini dan kerap menjadi rebutan. Ini karena biasanya para pelatih lebih menyukai punya bek tengah dengan kaki berbeda untuk memaksimalkan build-up tim. Pep Guardiola, misalnya, rela menghabiskan banyak uang untuk memboyong Aymeric Laporte dan Nathan Ake demi punya bek kidal.

Berdasarkan fbref, Torres punya permainan dan statistik yang mirip dengan Laporte. Selain itu, berdasarkan sumber yang sama, permainannya juga dinilai tak jauh berbeda dengan Victor Lindeloef (Manchester United), Milan Skriniar (Inter), dan John Stones (City). Torres bahkan punya potensi untuk lebih besar dari mereka.

***

Santi Cazorla memang dipuja dengan begitu sangat oleh publik Villarreal, tapi bukan bocah asli sana. Cazorla kelahiran Llanera, bagian utara Spanyol. Bruno Soriano memang kapten tim, tapi juga bukan orang Villarreal. Dia kelahiran Artana.

Joan Capdevilla memang jadi penggawa Villarreal yang punya medali Piala Dunia dan Piala Eropa. Namun, dia adalah putra asli Catalunya. Pun begitu dengan Raul Albiol atau Carlos Marchena yang lebih kental dengan Valencia ketimbang Villarreal sendiri.

Mereka semua berbeda dengan Pau Torres yang memang lahir di Villarreal dan sejak kecil membela panji The Yellow Submarine. Dia adalah pangeran Villarreal sesungguhnya.

Memang, saat ini Torres sedang dibidik banyak klub besar Eropa. Real Madrid, Barcelona, Juventus, dan Chelsea dikabarkan berburu tanda tangannya. Melihat performa yang terus menanjak dan atribut yang dimiliki saat ini, rumor itu memang tidak mengherankan. Lagi pula, dia juga kidal dan bertipe modern. Siapa yang tak kepincut?

Dalam beberapa bursa transfer lagi, kita mungkin akan melihat Torres angkat kaki dari Estadio de la Cerámica. Biarlah itu jadi pembuktian bahwa dia tak cuma jago kandang. Kalaupun dia sudah lelah di luar sana, Villarreal akan selalu membukakan pintu untuk pulang.