Peran Foden

Twitter @Phillfoden

Musim ini Foden lebih sering dimainkan sebagai penyerang tengah oleh Guardiola. Hasilnya pun cukup memuaskan.

Manchester City tampil mengurung pertahanan Atletico Madrid. Kombinasi coba dilakukan agar bisa membuat gol ke gawang yang dijaga Jan Oblak. Pertahanan Atletico di laga tersebut memang sangat rapat sehingga City kesulitan untuk bisa mendekat ke gawang.

Peluang on goal saja kebanyakan didapatkan via bola mati. Selebihnya, upaya yang dilakukan Kevin De Bruyne dan kolega mandek dan bisa dipatahkan. Pep Guardiola lalu mencari solusi agar timnya bisa meruntuhkan tembok tangguh Los Cholconeros.


Cara yang dilakukan Guardiola adalah memainkan Phil Foden menggantikan Riyad Mahrez. Keputusan eks Manajer Bayern Muenchen itu jitu. Cuma butuh 79 detik di atas lapangan, Foden bisa memberikan assist untuk gol yang dibuat De Bruyne.

Foden menerima operan dari Rodri di depan kotak penalti Atletico Madrid. Pemain bernomor punggung 47 itu lalu melakukan dribel dan menarik empat pemain Atletico Madrid. Pergerakan Foden itu membuat De Bruyne yang melakukan manuver dalam posisi bebas.

Reinildo yang berada di depan Foden siap melakukan tekel. Namun, Foden lekas-lekas mengirim umpan ke De Bruyne yang melewati sela kaki dari Reinildo. Hasilnya, De Bruyne melepaskan sepakan mendatar yang tak bisa dihalau Oblak.

De Bruyne memang keluar sebagai penyelamat. Akan tetapi, banyak pujian mengalir kepada Phil Foden.

"Foden punya kualitas spesial untuk mengubah pertandingan. Sentuhan pertamanya sangat masif dan dia memiliki ketenangan untuk bisa memberikan operan yang luar biasa kepada De Bruyne," kata Guardiola selesai laga.

****

Guardiola memutuskan untuk tidak mendatangkan penyerang tengah di bursa transfer musim panas 2021/22. Keputusan itu membuat banyak pihak bertanya-tanya, sebab City juga tak memperpanjang kontrak Sergio Aguero di saat bersamaan. Praktis, City cuma punya Gabriel Jesus yang notabene seorang penyerang murni.

Namun, Guardiola sudah mempertimbangkan masak-masak keputusannya tak membeli penyerang. Manajer asal Spanyol itu punya kartu truf bernama Phil Foden. Musim ini, Foden sudah main sebanyak 18 kali sebagai penyerang tengah. Jumlah itu lebih banyak dari musim lalu, yang cuma tiga kali.

Salah satu yang diingat dari penampilan Foden sebagai penyerang musim lalu adalah ketika City berlaga melawan Liverpool. Dalam format 4-3-3, Foden ditempatkan sebagai false nine dengan Raheem Sterling dan Riyad Mahrez mengapit di kedua sisi. Penampilan Foden di laga tersebut sangat memukau. Satu gol dan satu assist plus ganjaran sebagai man of the match didapatkan pemain dengan panggilan Ronnie itu. City keluar sebagai pemenang di laga tersebut dengan skor 4-1.

Di musim ini, Guardiola menjadi lebih sering menempatkan Foden sebagai penyerang tengah. Foden tak cuma bisa menuntaskan peluang, pemain kelahiran Stockport itu juga kerap memberikan umpan-umpan berujung gol untuk rekan-rekannya. Sejauh ini, sudah 11 assist yang dibuat Foden untuk City di semua ajang.

Foden juga bergerak sangat dinamis. Tak cuma bergerak di dalam kotak penalti, Foden juga bisa bergerak melebar bahkan turun menjemput bola ke lini tengah. Foden lebih banyak menyentuh bola di sepertiga akhir pertahanan lawan dengan rata-rata 37,6. Angka itu berbanding jauh dengan di dalam kotak penalti yang cuma 6,18.

Selain itu, Foden piawai berdiri di space-space sempit pertahanan lawan. Itu dibuktikannya saat memberikan assist kepada De Bruyne di laga melawan Atletico Madrid.

Dribel Foden yang mumpuni juga bisa membuatnya berkelit dari pressing lawan. Kemampuannya tersebut juga bisa menarik lawan keluar dari posisi dan memberikan ruang bebas kepada rekan-rekannya.

Pergerakan Foden yang dinamis tersebut membuat ruang-ruang kosong di kotak penalti bisa dimanfaatkan gelandang dan winger Man City. Terbukti, Kevin De Bruyne, Riyad Mahrez, dan Raheem Sterling menjadi top skorer sementara City di Premier League dengan 10 gol.

Perihal penyelesaian akhir, Foden terbilang mumpuni. Tujuh gol diciptakannya musim ini di Premier League dari 7,9 expected goals (xG). Foden juga mencatatkan rata-rata 2,75 shot per 90 menit.

Foden juga cukup agresif dalam menekan lawan dan merebut bola. Rata-rata 17,5 pressing dilakukannya selama 90 menit. Jumlah itu menjadi paling tinggi di antara pemain Manchester City yang biasa turun reguler.

Melawan Liverpool, Minggu (10/4), Foden tampil cukup apik. Memang tidak ada assist dan gol yang dibuat oleh Foden, tetapi pergerakannya mampu membuat kewalahan pertahanan Liverpool.

Diplot di pos winger kiri, Foden bergerak bebas masuk ke tengah dan membuat ruang Joao Cancelo terbuka untuk agresif membantu serangan. Tak heran jika Cancelo berhasil menorehkan satu assist di laga tersebut.

Foden juga sangat baik dalam memberikan tekanan saat pemain Liverpool menguasai bola. Ada 50 persen pressing sukses yang dibuat oleh Foden sepanjang pertandingan. Ia juga sukses membuat total tiga tekel dan intersep.

****

Bagi Foden, bermain sebagai penyerang semakin menambah ilmu serta kemampuannya bermain sepak bola. Sebab, tugasnya memang tidak cuma membuat gol dan memberi assist saja.

"Saya sangat menikmati bermain sebagai penyerang. Saya bisa ke belakang untuk menguasai bola dan mengambil umpan. Ini peran yang baru dan yang saya bisa katakan saat ini saya sangat menikmatinya," ucap Foden.

Guardiola memang pelatih genius yang bisa memoles dan mengubah posisi pemainnya. Joshua Kimmich dan Phillip Lahm yang merupakan bek tepi kanan diubah menjadi gelandang bertahan. Bukannya tak mungkin polesan Guardiola juga berhasil membuat Foden makin berkembang.