Percaya Martinelli

Foto: Twitter @Arsenal

Martinelli terus berkembang menjadi pesepak bola yang lebih baik. Haruskah Arteta memberikannya kepercayaan tampil?

Penampilan Pierre-Emerick Aubameyang menurun. Tak ada gol maupun assist yang dibuat oleh pemain asal Gabon itu dalam enam pertandingan terakhir Arsenal di semua kompetisi.

Oleh karena itu, tuntutan untuk memarkir Aubameyang menggema dari pendukung Arsenal. Sudah seharusnya Mikel Arteta mengistirahatkan sang kapten dan memberi tempat kepada pemain lainnya di lini depan.

Satu nama yang diminta oleh para Gooners untuk dimainkan sebagai penyerang sejak menit awal adalah Gabriel Martinelli. Penampilan pemain asal Brasil ini ketika dipercaya tampil cukup menjanjikan.

Martinelli telah memperlihatkan kualitasnya di beberapa laga terakhir The Gunners. Kala melawan Newcastle, Martinelli membuat satu gol usai baru berada 93 detik di atas lapangan. Empat hari berselang, Martinelli yang bermain sebagai starter bisa memberikan assist untuk gol Martin Odegaard ke gawang Manchester United. Sayang, Arsenal harus menyerah di pertandingan tersebut dengan skor 2-3.

****

Martinelli adalah sosok yang sangat percaya diri. Dalam benaknya, percaya diri dan memiliki pikiran yang positif sangat membantu untuk menggapai tujuan yang diinginkan. Sikap itu yang ditanamkan dalam-dalam oleh kedua orang tua kepada Martinelli.

Ayah adalah sosok yang sangat menginspirasi Martinelli dalam bermain sepak bola. Di usia enam tahun, ayahnya yang selalu mengantarkan Martinelli untuk pergi berlatih.

"Ayah saya selalu bercerita kalau dia merupakan pemain sepak bola yang luar biasa. Namun, ketika saya melihat dia bermain, saya tidak yakin dengan itu. Tidak apa-apa, dia tetap inspirasi bagi saya," ucap Martinelli.

Futsal menjadi awal karier Martinelli. Pada usia sembilan tahun, Martinelli sudah diundang trial bersama tim futsal Corinthians. Penampilan baiknya selama trial memantik staf pelatih untuk merekrutnya.

Permainan Martinelli sangat impresif bersama tim futsal Corinthians. Sebanyak 66 gol diciptakannya di Special Division of Metropolitan Championship dan 56 gol buat pada State Gold Series.

Namun, kepindahan sang ayah ke Itu kota dekat Sao Paolo. Urusan pekerjaan membuat Martinelli harus meninggalkan Corinthians. Beruntung, di situ Martinelli tak meninggalkan kegemarannya bermain sepak bola.

Ia bergabung dengan klub sepak bola divisi empat Brasil yakni Ituano FC di tahun 2015. Selang 24 bulan, Martinelli mendapatkan kontrak profesional dari klub yang memiliki stadion bernama Novell Junior itu.

Rekor diukir oleh Martinelli. Pada 2018, Martinelli menjadi pemain termuda Ituano yang melakoni debut di kancah profesional. Martinelli yang saat itu berusia 16 tahun masuk sebagai pemain pengganti saat Ituano menang atas Sao Bento. Masih di tahun yang sama, Martinelli mampu membuat gol perdana untuk Ituano di laga melawan Taboao da Serra.

"Dia datang ke Ituano di usia yang masih sangat muda. Tubuhnya juga lebih kecil dibanding anak lainnya. Itulah mengapa kami tidak menggunakannya setiap laga sebagai starter. Namun, dia selalu masuk sebagai pemain pengganti dan mencetak gol," ucap Luiz Antonio, pelatih usai muda Ituano dikutip The Athletic.

Permainan gemilang membawa Martinelli promosi ke tim senior dan turut ambil bagian di Campeonato Paulista -Kejuaraan di Sao Paulo- pada 2019. Martinelli moncer di turnamen tersebut. Ia mampu membuat enam gol dan menjadi top skorer di turnamen tersebut.

Tiga penghargaan direbut Martinelli, yakni Campeonato Paulista Best Newcomer, Campeonato Paulista Countryside Player of the Year, dan Campeonato Paulista Team of the Year. Bakatnya yang gemilang tercium oleh pemandu bakat klub besar Eropa.

Tercatat, Martinelli pernah menjalani trial bersama Barcelona dan Manchester United. Di United, Martinelli sempat menjalani latihan bersama Mason Greenwood. Akan tetapi, tak impresifnya penampilan Martinelli selama trial membuat United tak lanjut mengontraknya.

Gagal dipinang United dan Barcelona tak membuat jalan Martinelli berkiprah di Eropa tertutup. Arsenal datang dan memperlihatkan minatnya kepada sosok yang lahir 18 Juni itu.

Edu Gaspar dan Francis Cagigao jadi aktor kedatangan Martinelli ke London Utara. Cagigao paham betul dengan niat Arsenal yang ingin mengembangkan bakat pemain-pemain muda. Perlu diingat, Cagigao juga yang membawa Cesc Fabregas dan Hector Bellerin menuju ke Arsenal.

Cagigao dan para staf juga mempelajari kemampuan Martinelli melalui video analisis yang mendalam. Jadilah Arsenal merekrut Martinelli pada Juli 2019 dengan mahar sebesar 6 juta poundsterling.

*****

Martinelli pemain yang sangat luwes. Winger kiri, kanan, hingga penyerang tengah biasa dimainkan oleh Martinelli. Menurut Martinelli, pergerakan tanpa bola menjadi penting bagi seorang penyerang saat ini.

"Saya tidak suka menahan bola membelakangi lawan dan gawang. Itu gaya penyerang kuno," ucap Martinelli.

Atribut utama Martinelli memang kecepatan. Ia mampu melakukan dribel dan melewati lawan lewat kecepatannya itu dengan sangat baik.

Golnya ke gawang Chelsea di Premier League dua musim lalu menjadi bukti kecepatan adalah senjata Martinelli. Sepak pojok Chelsea berhasil dihalau oleh Granit Xhaka. Bola yang liar di depan kotak penalti Arsenal lalu dibawa oleh Martinelli.

Cesar Azpilicueta dan Emerson Palmieri mencoba mengejar Martinelli. Namun, kecepatan yang luar biasa membuat Martinelli tak terkejar. Ia lalu dengan tenang menceploskan bola ke gawang Kepa Arrizabalaga. Gol tersebut dinobatkan sebagai gol terbaik Arsenal di musim 2019/20.

Dengan kecepatannya itu, Martinelli sering dimainkan di posisi winger. Di sana, Martinelli bisa melakukan manuver lari dan dribelnya yang apik.

Martinelli juga memiliki determinasi yang tinggi. Ia tak segan berlari mengejar lawan yang sedang menguasai bola. Rata-rata pressingnya musim ini mencapai 18,7 per 90 menit. Angka itu lebih baik dari Aubameyang yang cuma 17,5 dengan waktu yang sama.

Sebagai pemain muda, banyak aspek yang masih terus diasah oleh Martinelli. Paling utama tentu menyoal kontrol bola dan penyelesaian akhir. Di laga melawan United, misalnya, Martinelli memiliki kans yang sangat baik untuk membuat gol. Apesnya, tendangan kaki kirinya terlalu lemah.

Martinelli juga cukup sering mengalami cedera. Musim lalu, Martinelli absen dalam 24 pertandingan Arsenal di semua ajang karena masalah pada lututnya.

Kelemahan-kelemahan tersebut yang mesti diperbaiki terus oleh Martinelli agar satu tempat di starting eleven Arsenal bisa diraihnya.