Perempuan Besi yang Bekerja dalam Senyap

Foto: Instagram @chelseafc.

Atas segala dominasi dan daya tahannya di tengah surut dan pasang Chelsea, Marina Granovskaia sering digambarkan sebagai salah satu perempuan paling kuat di ranah sepak bola.

Sepak bola adalah tanah maskulin. Kenyataan bahwa ada perempuan-perempuan yang bekerja di atasnya masih dipandang sebagai perkara asing.

Sebagian perempuan akan dilabeli si cantik blablabla dalam pemberitaan sepak bola, padahal yang terpenting bukan cantik atau tidaknya, tetapi kemampuannya untuk bekerja di ranah sepak bola. Sebagian lagi terluput dari pemberitaan media. Bahkan tak ada yang mengenalnya.

Terlepas apa pun perlakuannya, tetap ada perempuan-perempuan yang bekerja di sepak bola. Salah satunya adalah Marina Granovskaia.

Meski berstatus sebagai Direktur Chelsea, Granovskaia bekerja dalam senyap. Tak mudah menemukan komentar-komentarnya beredar di media, bahkan laman resmi Chelsea sekalipun. Paling banter, fotonya saat penandatanganan kontrak pemain atau pelatih.

Perempuan berkewarganegaraan Kanada dan Rusia ini memang disebut-sebut bertanggung jawab atas proses transfer dan negosiasi pelatih dan pemain Chelsea di era Roman Abramovich. Ia adalah orang kepercayaan, tangan kanan sang taipan Rusia.

Di antara contoh-contoh terbaik terjadi ketika Chelsea memecahkan rekor transfer mereka untuk membawa pulang Romelu Lukaku seharga £98 juta. Jumlah itu memang besar. Namun, kesepakatan itu diimbangi dengan penjualan Tammy Abraham, Kurt Zouma, dan Fikayo Tomori, yang bila ditotal, nilainya mencapai £105 juta.

Memang, pada periode tersebut terjadi pengeluaran sekitar £160 juta untuk transfer, tetapi pada 2019 ketika berada di bawah embargo transfer, Chelsea mendapat untung sekitar £96 juta. Ini menunjukkan bahwa Granovskaia punya strategi yang jelas di pasar transfer.

Sebagai bagian dari dewan Chelsea, Granovskaia ikut bertanggung jawab atas keputusan memecat Frank Lampard, sosok legendaris The Blues dan menggantikannya dengan Tuchel. Keputusan itu sejauh ini berbuah manis karena pria asal Jerman itu memimpin The Blues meraih gelar Liga Champions dalam enam bulan pertamanya.

Proses terjadinya transfer di Chelsea kurang lebih seperti ini: Jika manajer dan direktur teknik menemukan titik lemah di tubuh Chelsea, keduanya akan berdiskusi dan menganalisis apa yang mereka butuhkan. Dalam hal ini adalah siapa yang akan direkrut. 

Umumnya, strategi transfer Chelsea menggambarkan bahwa mereka bukan klub yang gemar memeram pemain muda, tetapi menggunakan pemain yang sudah jadi. Artinya, keputusan tak akan berjauh-jauhan dengan nama besar yang bisa saja berharga selangit. 

Setelah itu, kedua sosok tersebut akan menyerahkan daftar pemain lewat Granovskaia. Sang bos besar juga berandil menentukan pemain mana yang akan diangkut. Jika sudah ditentukan, Granovskaia akan melakukan negosiasi untuk mendapatkan sang pemain incaran.

Namun, bukan hanya bisnis transfer yang cerdik yang mendorong Granovskaia ke papan atas petinggi Chelsea. Dia juga telah menjadi bagian integral dalam membangun hubungan Chelsea dengan klub Belanda, Vitesse Arnhem. 

Di klub itulah banyak pemain Chelsea, termasuk Mason Mount, menghabiskan masa pinjaman untuk mendongkran perkembangan dan kematangan mereka sebagai pemain. Dia juga berandil besar dalam pengembangan kompleks pelatihan Chelsea, Cobham, yang dibuka pada 2007 dan sekarang menjadi salah satu tempat pelatihan terbaik di Eropa.

Kecakapan negosiasi Granovskaia tidak terbatas pada transfer pemain. Ia turut memimpin kesepakatan sponsor jersi senilai £60 juta per tahun dengan Nike yang berlangsung hingga 2032.

Meski demikian perjalanan Granovskaia tidak selalu berjalan mulus. Dominasinya dalam strategi transfer Chelsea membuatnya bergesekan dengan Antonio Conte. Pada masa-masa tersebut, Conte mengeluhkan nihilnya ruang untuk mengamankan target transfer pilihannya. Padahal, Conte berhasil memimpin Chelsea merengkuh gelar juara Premier League. Begitu pula yang terjadi saat Maurizio Sarri menjadi manajer.

Itu belum dengan Thibaut Courtois yang menuduh Granovskaia mengingkari janji. Konon Courtois dijanjikan untuk meninggalkan Chelsea pada 2018. Untunglah pada akhirnya pemain Belgia itu berhasil pindah ke Real Madrid. Penggantinya, Kepa Arrizabalaga, sejauh ini masih berjuang untuk membuktikan rekor transfernya.

Granovskaia juga layak mendapat aplaus karena berhasil mendamaikan Chelsea dengan Jose Mourinho. Pelatih asal Portugal tersebut kembali ke Chelsea pada 2013 meski disambut dengan banyak kegaduhan. Atas segala kesanggupannya bertahan di dalam pasang dan surut, tidak mengherankan jika Granovskaia sering digambarkan sebagai salah satu perempuan paling kuat di ranah sepak bola.

***
Chelsea sedang terancam. Buntut perang Rusia dan Ukraina membuat aset Roman Abramovich dibekukan. Taipan Rusia itu berusaha menjual Chelsea, tetapi pemerintah Inggris bahkan memberlakukan syarat untuk menghapuskan pinjaman sebesar £1,5 miliar. Penjualan pun diawasi oleh pemerintah Inggris dan seluruh uang penjualan mesti didonasikan kepada badan amal terkait Perang Ukraina-Rusia.

Tidak hanya itu, hukuman berupa larangan untuk menawarkan kontrak baru, membeli pemain, serta menjual tiket dan merchandise diberlakukan. Hal yang terkesan remeh, seperti kartu kredit klub, pun dibekukan.

Situasi gaduh ini tak hanya membuat cemas para suporter, tetapi juga pihak sponsor. Three yang selama ini menjadi salah satu sponsor mereka bahkan memutuskan untuk angkat kaki. Tak ada lagi logo mereka terpampang di jersi Chelsea.

Jika ada salah satu yang bertahan, itu adalah Nike, buah kerja keras Granovskaia. Berbarengan dengan segala macam kegaduhan tersebut, Granovskaia pun diisukan bakal angkat kaki dari Chelsea.

Jika terjadi, hal ini jelas berpotensi menimbulkan masalah bagi Chelsea. Bagaimana tidak, selama lebih dari sedekade menjadi kunci negosiasi transfer Chelsea, Granovskaia telah mengamankan setidaknya–mengutip Swiss Ramble–£611 juta atau sekitar £250 juta lebih besar dibandingkan klub-klub lain. Itulah sebabnya, mempertahankan Granovskaia bisa saja menjadi kunci untuk membuat Chelsea bertahan, bangkit dari situasi terpuruk ini.