Perempuan-perempuan Barcelona

Foto: Twitter @FCBFemeni.

Dengan sepak bolanya, Barcelona Femeni membuktikan bahwa menjadi perempuan di atas lapangan sepak bola sama terhormatnya dengan laki-laki yang berlarian mengejar kemenangan.

Kemenangan tidak pernah gagal membengkokkan ruang dan waktu. Manakala ia menyeruak, keluar dari terowongan panjang, Jonatan Giraldez menembus lima dekade. Ia tiba di hari pertama perempuan-perempuan Barcelona menendang bola pada Natal 1970.

***

Kisah kejatuhan Barcelona musim ini adalah kenyataan yang mesti diterima oleh dewa-dewa sepak bola. Klub-klub seperti Real Betis dan Real Sociedad tak pernah menarik perhatian para dewa. Begitu pula dengan Bayern Muenchen. Mereka hebat, tetapi terlalu garang, tak memberikan tempat bagi segala romantisme dan cerita-cerita indah.

Namun, ketiganya berhasil mempermalukan Barcelona. Di kompetisi liga, Sociedad dan Betis tampil lebih baik ketimbang Barcelona. Di Liga Champions, Bayern terlalu perkasa. Menjadikan Barcelona sebagai pesakitan bukan perkara yang sulit-sulit amat. Mereka tertawa, Barcelona merunduk lalu dibuang ke tanah 'terkutuk'  bernama Liga Europa.


Sejarah Barca adalah melankolia panjang. Ia berasal dari kekeraskepalaan untuk memegang filosofi dan sejarah yang mereka bangun sendiri. Mereka mengeklaim sebagai bukan sekadar tim sepak bola. Kata mereka, és més que un club. Sepak bola Barcelona adalah manivestasi selera seni yang begitu beradam, gelora nasionalisme Catalunya, dan watak kosmopolitan orang-orang Mediterania

Lihat saja warna merah biru Barcelona yang katanya terinspirasi tricolore revolusi Prancis. Bendera inilah yang menjadi simbol perlawanan melawan dominasi kediktatoran Jenderal Franco. 

Sepak bola Barcelona juga berbicara tentang keindahan. Mereka tidak memberi tempat bagi brutalisme. Jika ada fatalisme, biarlah itu menjadi bagian dari cerita kelahiran Barcelona. Suporter Barcelona bisa saja frustrasi terhadap penampilan buruk tim. Namun, kepala mereka terlalu dingin dan tangan mereka terlalu bersih untuk melukai.

Yang ingin diwujudkan Barcelona lewat sepak bolanya adalah mencintai bangsa sendiri dan menjadi bangsa yang dicintai orang lain. Klub ini adalah titik temu antara patriotisme dan kosmopolitanisme, epos dan romantisme. 

Maka jangan heran melihat Barcelona yang luwes mempersatukan pemain-pemain La Masia dan para penggawa asing. Jangan berharap bahwa yang menjadi bintang hanya mereka yang terlahir di Barcelona. Bahkan Johan Cruyff yang berandil besar membesarkan Barcelona itu adalah orang Belanda. Ialah yang pertama kali mengemukakan gagasan bahwa dalam sepak bola, ruang dan waktu bisa dijinakkan.

Saat Barcelona terseok di La Liga dan terbuang ke Liga Europa, kaum romantis tetap bisa membusungkan dada. Perempuan-perempuan Barcelona menjadi yang terhebat di ranah Eropa. Pada Liga Champions 2020/21 mereka jadi kampiun setelah mengalahkan Chelsea 4-0 di partai final. 

Bahkan pada musim ini, tim asuhan Giraldez tetap berjaya. Dalam enam pertandingan pembuka Primera División Femenina de Fútbol 2021/22 mereka menghajar lawan-lawan hingga babak belur. Mulai dari kemenangan 9-1 atas Deportivo Alaves, 4-0 atas Athletic, 5-0 atas Granadilla, 4-0 atas Levante , 8-1 atas Real Sociedad, hingga 8-0 atas Valencia. 

Sementara di Liga Champions, mereka menang lima kali dalam lima laga dengan total 19 gol dan kemasukan satu gol. Sebelas kemenangan,  67 gol, dan kemasukan tiga gol dalam 11 laga. Adakah yang lebih menakutkan dari itu semua?

Barcelona Femeni merawat romantisme dengan cara yang paling asyik. Mereka tidak menjerat diri pada kekangan masa lalu. Barcelona sadar bahwa cara terbaik untuk merawat sejarah adalah dengan melupakan yang sudah-sudah, dengan membiarkannya tetap menjadi sejarah. Yang harus dilakukan adalah berupaya agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.

Tidak mungkin Barcelona dapat bersaing jika mereka melulu menjadi klub amatir seperti yang terjadi sebelum 2015. Marta Torejjon tiba di Barcelona pada 2013. Katanya, latihan saat itu baru dilakukan pada malam hari karena harus menunggu para pemain pulang kuliah dan bekerja. Namun, ketika revolusi itu datang pada 2015, segala sesuatunya berubah. Kemewahan yang selama ini hanya dinikmati tim utama mampir juga kepada para perempuan: Datang ke kompleks latihan pada pagi hari, sarapan bersama seluruh tim, menikmati seluruh fasilitas, termasuk akses ke pusat kesehatan klub.

Memiliki pemain-pemain hebat seperti Alexia Putellas, Jennifer Hermoso, Aitana Bonmatí, Lieke Martens, María Pilar León, Torrejón, Sandra Panos, atau Fridolina Rolfoe akan percuma jika Barcelona tidak memiliki sistem permainan yang dapat mengakomodasi kualitas mereka. Dari situ, tugas utama tim kepelatihan adalah membangun sistem yang memampukan para pemain mengeluarkan kualitas terbaik mereka.

Dalam masa kepelatihan Lluis Cortes yang puncaknya ditandai dengan gelar juara Liga Champions 2020/21, Barcelona Femeni memainkan sepak bola yang sangat Barcelona. Mereka bermain dalam tempo tinggi dan gaya penguasaan bola dominan yang diisi dengan umpan cepat, rotasi, dan keunggulan jumlah pemain. Mereka juga merebut bola secepat mungkin sehingga dapat segera kembali ke fase penguasaan bola yang mendominasi lawan.

Ketika tongkat estafet kepemimpinan diberikan kepadanya, Giraldez menggunakan sistem menekan efektif dan agresif yang memungkinkan Barcelona untuk memenangi penguasaan bola di area sepertiga serangan dengan memaksa lawan melakukan operan yang buruk atau mendorong lawan menghindari tekanan dengan umpan panjang yang penuh harapan ke depan. Hasil yang diincar, Barcelona kembali melanjutkan fase penguasaan bola.

Giraldez menggunakan kombinasi tekanan yang berorientasi pada individu dengan menginstruksikan dua pemain depan mengambil posisi dekat dengan bek tengah lawan dan dua pemain melebar menjaga zona yang cukup dekat, tetapi sempit, dengan full back lawan. Ini dilakukan untuk mencegah mereka menerima bola. Untuk mencegah manuver kiper, Giraldez menginstruksikan gelandangnya, seperti Torrejon, segera menekan ketika lawan menguasai bola. 

Dalam sepak bola ala Giraldez, sisi sayap sering menjadi fokus utama. Mereka luwes saat harus menarik bek sayap sayap keluar dari posisi dan mengisolasi mereka, lalu mengalirkan bola melewati mereka. Dengan cara itulah Barcelona menguasai ruang dan waktu selama pertandingan berlangsung.

Filosofi Giraldez berkelindan dengan keyakinan Barcelona akan seperti apa sepak bola harus dimainkan. Barcelona Femeni adalah pengejawantahan hasrat untuk menjelajah dan mendominasi setiap jengkal.

Mengejar kesempurnaan. Watak itu yang tampaknya membuat Barcelona Femeni bertumbuh menjadi raksasa edan seperti sekarang. Jika menarik garis mundur hingga pertandingan perdana mereka pada 25 Desember 1970, kita akan melihat bahwa tim ini terus bergerak, mulai dari tim kota yang tidak didanai oleh klub, tim yang dibiayai klub tetapi tidak rutin, tim amatir, hingga menjadi tim profesional seperti sekarang.

Tak perlu heran jika Giraldez tetap menuntut banyak saat anak-anak asuhnya memenangi laga dengan skor 9-0. Katanya, di laga tersebut Barcelona membuat lebih dari 20 peluang. Seharusnya mereka bisa mencetak gol lebih banyak daripada sembilan gol. Dengan kesempurnaan itulah Barcelona Femeni membuktikan bahwa menjadi perempuan di atas lapangan sepak bola sama terhormatnya dengan laki-laki yang berlarian mengejar kemenangan.